Stasiun Semarang Poncol (SMC), juga disebut Stasiun Poncol, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Purwosari, Semarang Utara, Semarang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +3 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang. Stasiun Semarang Poncol juga merupakan salah satu dari dua stasiun kereta api utama di Kota Semarang selain Stasiun Semarang Tawang yang terletak 2 km arah timur dari stasiun dan hanya melayani seluruh kereta api antarkota kelas eksekutif, sebagian besar kelas campuran, dan sebagian kecil kelas ekonomi di lintas utara Pulau Jawa.
Stasiun ini menjadi tempat pemberhentian sebagian besar kereta api penumpang kelas ekonomi dan komuter di Semarang. Hampir semua KA barang yang melintas di jalur utara Jawa berhenti di stasiun ini, kecuali KA Parcel ONS yang bongkar muat barangnya dilayani di Stasiun Tawang. Stasiun Poncol sempat menjadi salah satu tempat pemberhentian peralihan KA di Semarang selain Stasiun Alastua hanya pada saat Stasiun Tawang sedang tergenang banjir.
Sejarah
Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) didirikan pada tahun 1895 dan mendapat konsesi izin dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk membangun jalur kereta api dari Semarang menuju Cirebon. Perusahaan ini berkantor di Tegal, dan mulai membangun jalur kereta apinya pada tahun 1895 hingga akhirnya rampung pada tahun 1897. SCS memfokuskan pengangkutan penumpang dan barang (khususnya gula, minyak bumi, dan pupuk) di lintas Semarang–Pekalongan–Tegal–Cirebon.[4][5]
Untuk mengurangi penumpukan penumpang dan barang di Semarang, dibutuhkan adanya stasiun yang besar. SCS memiliki stasiun sendiri, yaitu Semarang SCS atau Semarang-West; begitu pula di Cirebon, ada Cirebon SCS. Bangunan Stasiun Semarang SCS yang sekarang ini diresmikan pada tanggal 6 Agustus 1914[6] dirancang oleh arsitek Henri Maclaine Pont, seorang arsitek berkebangsaan Belanda. Stasiun ini difungsikan untuk menggantikan fungsi Stasiun Pendrikan yang ada lebih dahulu. Tidak seperti karya Pont yang pertama (Kantor SCS Tegal—yang tidak memiliki keistimewaan apa pun dari sisi arsitekturnya), karya Pont yang satu ini pernah ikut ambil bagian dalam forum internasional Paris Exposition di Prancis, 1925.[7] Dahulu stasiun ini terpisah jalur relnya dengan Stasiun Semarang Tawang pada jarak sejauh 2,5 km.[8]
Setelah Djawatan Kereta Api mendata stasiun-stasiun seluruh Indonesia pada tahun 1950-an, Stasiun Semarang-West ini kemudian diberi nama Semarang Poncol.[9]
Bangunan dan tata letak
Stasiun Semarang Poncol memiliki sembilan jalur kereta api dengan jalur 1-3 yang dinaungi kanopi. Awalnya jalur 4 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda pada petak antara stasiun ini ke arah timur hingga Stasiun Tawang dioperasikan pada 7 Februari 2014[10] dan kemudian ke arah barat hingga Stasiun Jerakah pada 28 Maret 2014,[11] tata letak jalur di stasiun ini mengalami sedikit perombakan dan jalur 5 juga dijadikan sebagai sepur lurus.
Di sebelah timur laut dan barat daya stasiun ini berturut-turut terdapat depo lokomotif dan depo kereta yang difungsikan untuk menyimpan dan merawat lokomotif dan kereta penumpang dengan terminus di Kota Semarang. Bangunan stasiun ini sudah berkali-kali dilakukan renovasi sehingga bentuknya sudah berbeda dari bentuk semula.
Pada 2019, sistem persinyalan elektrik lama di stasiun ini telah diganti dengan sinyal keluaran terbaru produksi PT Len Industri. Selain itu, lintasan jalur rel antara stasiun ini dan Stasiun Semarang Tawang dijadikan sebagai jalur tunggal ganda atau sepur kembar.
Ciri khas
Ciri khas yang dimiliki stasiun ini adalah diputarkannya lagu Caping Gunung setiap kali terjadi kedatangan kereta api, sebelum akhirnya diubah menjadi instrumental Gambang Semarang, sama seperti stasiun kelas besar di Daop IV Semarang lainnya.
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).