Pada 1 Desember 2019, nama Stasiun Banyuwangi Baru diubah menjadi Stasiun Ketapang atas usulan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kepada Kereta Api Indonesia supaya dapat memudahkan wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.[4][5]
Sejarah
Pembukaan pelabuhan baru di Ketapang dilatarbelakangi dengan adanya pendangkalan di pelabuhan kota Banyuwangi (sekarang Pantai Boom) yang menyebabkan kapal-kapal angkutan barang sukar untuk bersandar di dermaga.[6] Pada 1 Januari 1974, aktivitas pelabuhan ini ditiadakan dan dipindah ke pelabuhan baru di Meneng (sekarang Tanjungwangi).[7]
Karena kebutuhan akan penyeberangan semakin meningkat, maka perlu dibuat integrasi dan menyinambungkan antarmoda transportasi. Stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur baru dari Stasiun Kabat menuju Pelabuhan Ketapang pada tahun 1984–1985 untuk menggantikan Stasiun Banyuwangi Lama yang telah berdiri di wilayah kota Banyuwangi. Pada 7 September 1985, jalur baru tersebut resmi dibuka bersamaan dengan pengoperasian stasiun ini dan dua stasiun lainnya yang terletak di jalur tersebut (Karangasem—sekarang Banyuwangi Kota—dan Argopuro).[3][8]
Bangunan dan tata letak
Stasiun Ketapang memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Di sebelah utara stasiun ini terdapat subdepo lokomotif dan depo kereta untuk menyimpan dan merawat sarana kereta api, terutama kereta api yang dioperasikan oleh Daop IX.
^Suryansyah, R. (2015). Dampak Sosial Ekonomi Perpindahan Kawasan Pelabuhan Banyuwangi dari Mandar ke Ketapang (Tesis S1). Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).