Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Ivan Pavlov

Ivan Petrovich Pavlov
Иван Петрович Павлов
Lahir26 September 1849
Ryazan, Rusia
Meninggal27 Februari 1936 (umur 86 tahun)
Leningrad, Uni Soviet
Tempat tinggalKerajaan Rusia, Uni Soviet
KebangsaanRusia, Uni Soviet
AlmamaterUniversitas Saint Petersburg
Dikenal atasPengkondisian Klasik
PenghargaanHadiah Nobel bidang Fisiologi atau Kedokteran (1904)
Karier ilmiah
BidangFisiolog
InstitusiMilitary Medical Academy

Ivan Petrovich Pavlov (bahasa Rusia: Иван Петрович Павлов) (14 September 184927 Februari 1936) adalah seorang fisiolog dan dokter dari Rusia. Ia dilahirkan di sebuah desa kecil di Rusia tengah. Keluarganya mengharapkannya menjadi pendeta, sehingga ia bersekolah di Seminari Teologi. Setelah membaca Charles Darwin, ia menyadari bahwa ia lebih banyak peduli untuk pencarian ilmiah sehingga ia meninggalkan seminari ke Universitas St. Petersburg. Di sana ia belajar kimia dan fisiologi, dan menerima gelar doktor pada 1879. Ia melanjutkan studinya dan memulai risetnya sendiri dalam topik yang menarik baginya: sistem pencernaan dan peredaran darah. Karyanya pun terkenal, dan diangkat sebagai profesor fisiologi di Akademi Kedokteran Kekaisaran Rusia.

Karya yang membuat Pavlov memiliki reputasi sebenarnya bermula sebagai studi dalam pencernaan. Ia sedang mencari proses pencernaan pada anjing, khususnya hubungan timbal balik antara air ludah dan kerja perut. Ia sadar kedua hal itu berkaitan erat dengan refleks dalam sistem saraf otonom. Tanpa air liur, perut tidak membawa pesan untuk memulai pencernaan. Pavlov ingin melihat bahwa rangsangan luar dapat memengaruhi proses ini, maka ia membunyikan metronom dan pada saat yang sama ia mengadakan percobaan makanan anjing. Setelah beberapa saat, anjing itu—yang hanya sebelum mengeluarkan liur saat mereka melihat dan memakan makanannya—akan mulai mengeluarkan air liur saat metronom itu bersuara, malahan jika tiada makanan ada. Pada 1903 Pavlov menerbitkan hasil eksperimennya dan menyebutnya "refleks terkondisi," berbeda dari refleks halus, seperti. Pavlov menyebut proses pembelajaran ini (sebagai contoh, saat sistem saraf anjing menghubungkan suara metronom dengan makanan) "pengkondisian". Ia juga menemukan bahwa refleks terkondisi akan tertekan bila rangsangan ternyata terlalu sering "salah". Jika metronom bersuara berulang-ulang dan tidak ada makanan, anjing akan berhenti mengeluarkan ludah.

Pavlov lebih tertarik pada fisiologi ketimbang psikologi. Ia melihat pada ilmu psikiatri yang masih baru saat itu sedikit meragukan. Namun ia sungguh-sungguh berpikir bahwa refleks terkondisi dapat menjelaskan perilaku orang gila. Sebagai contoh, ia mengusulkan, mereka yang menarik diri dari dunia bisa menghubungkan semua rangsangan dengan luka atau ancaman yang mungkin. Gagasannya memainkan peran besar dalam teori psikologi behavioris, diperkenalkan oleh John Watson sekitar 1913.

Pavlov amat dihormati di negerinya sendiri—baik sebagai Kekaisaran Rusia maupun Uni Soviet—dan di seluruh dunia. Pada 1904, ia memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran dalam penelitiannya tentang pencernaan. Ia adalah orang yang terang-terangan dan sering bersilang pendapat dengan pemerintah Soviet dalam hidupnya, tetapi karena reputasinya, dan juga karena bangganya penduduk senegerinya kepadanya, membuatnya terjaga dari penganiayaan. Ia aktif bekerja di laboratorium sampai kematiannya dalam usia 86.

Pavlov merupakan seorang ilmuan yang membaktikan dirinya untuk penelitian. Pavlov memandang bahwa ilmu pengetahuan sangat penting bagi kehidupan manusia karena dapat menjadi sarana belajar tentang berbagai masalah yang ada di dunia dan masalah manusia. Peranan dari ilmuan menurutnya adalah untuk mengungkap rahasia alam sehingga dapat memahami hukum-hukum yang ada pada alam. Ilmuan juga harus mencoba memahami bagaimana manusia itu belajar dan tidak bertanya bagaimana mestinya manusia belajar.[1]

Adapun teori yang telah dikemukakan oleh Ivan Pavlov berdasarkan eksperimen yang sering disebut sebagai Teori pembiasaan klasikal (classical conditioning). Pavlov merupakan seorang ilmuan besar Rusia yang berhasil menggondol hadiah Nobel pada tahun 1909. Pada dasarnya classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Pembiasaan klasikal (classical conditioning) ini termasuk pada Teori Behaviorisme, Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang harus diamati, bukan dengan proses mental. Menurut kaum behavioris, perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan dapat dilihat secara langsung.[2]

Kata classical yang mengawali nama teori dari Pavlov ini digunakan untuk menghargai karya Pavlov yang dianggap paling dahulu pada bidang conditioning (upaya pembiasaan) dan untuk membedakannya dari teori conditioning lainnya. Selanjutnya, mungkin karena fungsinya, teori Pavlov ini juga dapat disebut respondent conditioning (pembiasaan yang dituntut).[3]

Pavlov sering kali membuat stimulus netral bersamaan dengan stimulus bersyarat atau berbeda dengan selisih waktu pemberiannya sangat sedikit dan segera menghentikan secara setempat. Prosedur tersebut biasanya disebut dengan pengkondisian secara serempak (simultaneous conditioning). Prosedur ini menghasilkan respons bersyarat lebih sederhana dan efektif dalam melatih manusia atau hewan. Kadang peneliti juga menggunakan prosedur yang berbeda, yakni dengan menghentikan stimulus netral terlebih dahulu sebelum stimulus tak bersyarat, walaupun prosedur ini jarang digunakan dalam pengkondisian. Memasangkan stimulus netral dengan stimulus tak bersyarat selama latihan untuk memperoleh sesuatu akan berfungsi sebagai penguat atau reinforcement bagi respons bersyarat.[4]

Daftar Pustaka

  1. Sujana, Nana (1991). Teori-Teori Untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi.  line feed character di |publisher= pada posisi 26 (bantuan)

  1. Santrock, John W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. 
  2. Syah, Muhbbin (2007). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Grafindo Persada. 
  3. Wahyuni E. N. &, Baharuddin (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Rzz Media. 
  1. ^ Sujana 1991, hlm. 66.
  2. ^ Santrock 2008, hlm. 267.
  3. ^ Syah 2007, hlm. 95.
  4. ^ Baharuddin dan Wahyuni 2009, hlm. 60.
Kembali kehalaman sebelumnya