Dietrich von Hildebrand
Dietrich von Hildebrand (12 Oktober 1889 – 26 Januari 1977) adalah seorang filsuf dan teolog Katolik Jerman. Hildebrand disebut sebagai "Pujangga Gereja Abad ke-20"[1] oleh Paus Pius XII. Paus Yohanes Paulus II juga sangat menghargai karya-karya Hildebrand, mengatakan kepada jandanya, Alice von Hildebrand, "Suamimu adalah salah seorang etikawan besar abad kedua puluh." Paus Benediktus XVI juga memiliki rasa hormat dan kekaguman tersendiri pada diri Hildebrand, yang ia kenal sebagai seorang imam muda di München. Tingkatan penghargaan sang paus diungkapkan dalam salah satu pernyataannya tentang Hildebrand: "Ketika sejarah intelektual Gereja Katolik pada abad kedua puluh ditulis, nama Dietrich von Hildebrand akan menjadi yang paling menonjol di antara tokoh-tokoh zaman kita." Hildebrand adalah kritikus vokal terkait perubahan-perubahan dalam Gereja yang dihasilkan oleh Konsili Vatikan II, khususnya seputar liturgi yang baru: "Sesungguhnya, apabila salah satu setan dalam The Screwtape Letters karya C. S. Lewis sempat dipercayakan dengan kehancuran liturgi tersebut, ia tidak dapat melakukannya dengan lebih baik."[2] BiografiHildebrand dilahirkan dan dibesarkan di Firenze (Florence), Kerajaan Italia, tumbuh dalam suatu keluarga Jerman sebagai putra dari seorang pematung bernama Adolf von Hildebrand dan Irene Schäuffelen istrinya, yang tinggal di bekas sebuah priorat Minim. Ia menerima pendidikan awalnya dari guru-guru privat. Kendati dibesarkan dalam keluarga tanpa agama, Hildebrand telah menumbuhkan suatu keyakinan yang mendalam akan Yesus ketika usianya masih sangat muda.[3] Hildebrand dikirim ke München (Munich) pada usia lima belas tahun untuk menjalani Abitur, lalu mendaftarkan diri di Universitas München dua tahun setelahnya, tempat ia bergabung dengan sekelompok mahasiswa yang awalnya merupakan para pengikut filsuf Theodor Lipps namun tak lama kemudian terpengaruh oleh ajaran-ajaran Edmund Husserl. Melalui kelompok tersebut ia mengenal Max Scheler. Berkat tulisan-tulisan Scheler, Hildebrand kelak beralih keyakinan ke iman Katolik. Pada tahun 1909, ia menempuh studi di Universitas Göttingen, tempat ia menyelesaikan studi doktoralnya dalam filsafat di bawah bimbingan Husserl dan Adolf Reinach, yang di kemudian hari ia anggap berjasa membentuk sistem filosofisnya sendiri.[3] Pada tahun 1912, ia menikahi Margaret Denck, dan mereka menghasilkan seorang keturunan, Franz. Pada tahun 1913, Hildebrand pergi ke Roma untuk menghadiri Komuni Pertama salah seorang saudara perempuannya, dalam suatu upacara yang diselenggarakan di Katakomba Kallistus. Pada tahun berikutnya, 2014, ia dan istrinya diterima dalam Gereja Katolik. Ketika pecah Perang Dunia I, Hildebrand turut serta dalam wajib militer sebagai asisten seorang dokter di München, melayani sebagai semacam perawat bedah.[3] Hildebrand menerbitkan buku pertamanya, Die Idee der Sittlichen Handlung, pada tahun 1916, dan dua tahun kemudian, setelah perang berakhir, ia diberikan posisi sebagai seorang pengajar di Universitas München, dan akhirnya mendapatkan jabatan asisten profesor di sana pada tahun 1924. Pada saat itu ia telah menerbitkan karyanya yang lain, Sittlichkeit und Ethische Werterkenntniss (1921).[3] Ketika Adolf Hitler meraih kekuasaan pada tahun 1933, Hildebrand, sebagai salah seorang penentang vokal Hitler dan Nazisme, melarikan diri dari Jerman, pertama-tama ke Italia dan kemudian ke Wina, Austria. Di sana, dengan dukungan Kanselir Austria Engelbert Dollfuss, ia mendirikan dan menjadi editor sebuah mingguan anti-Nazi, Der Christliche Ständestaat ("Negara Korporatif Kristiani"). Karena hal tersebut ia dijatuhi hukuman mati in absentia oleh Nazi. Hildebrand terpaksa melarikan diri lagi ketika Hitler menganeksasi Austria pada tahun 1938. Ia menghabiskan waktu sebelas bulan di Swiss, dekat Fribourg. Ia kemudian pindah ke Fiac di Prancis, dekat Toulouse, mengajar di Universitas Katolik Toulouse. Ketika Nazi menginvasi Prancis pada tahun 1940, ia menyembunyikan diri; setelah melewati banyak kesulitan, dan berkat bantuan heroik dari orang-orang Prancis, termasuk Edmond Michelet dan jurnalis Amerika Serikat Varian Fry, ia dapat melarikan diri ke Portugal bersama istrinya, putra mereka Franz, dan menantu mereka. Dari sana mereka berlayar menuju Brasil dan kemudian menuju Kota New York, tiba pada tahun 1940. Di sana ia mengajar filsafat di Universitas Fordham yang dikelola Yesuit, di Rose Hill, Bronx, tempat ia menjadi pembimbing dari seorang profesor filsafat dan penulis Katolik ternama, Ronda Chervin.[4] Sang istri wafat pada tahun 1957, dan pada tahun 1959 ia menikahi Alice von Hildebrand, seorang filsuf dan teolog seperti dirinya. Hildebrand pensiun dari dunia mengajar pada tahun 1960, menghabiskan sisa hidupnya di dunia ini dengan menulis puluhan buku dalam bahasa Jerman maupun Inggris. Ia adalah juga salah seorang pendiri Una Voce America. Hildebrand wafat di New Rochelle, New York, pada tahun 1977, setelah lama bergumul dengan penyakit jantung. Sebagian bibliografi
Referensi
Sumber
Pranala luar
|