Yotam bin Gideon
Yotam bin Gideon (bahasa Ibrani: יוֹתָם, yotham, "Allah itu sempat" atau "Allah itu lengkap"; bahasa Yunani: Ιωαθαμ; bahasa Latin: Joatham); bahasa Inggris: Jotham Error: {{IPA}}: unrecognized language tag: ˈ[1]) adalah anak bungsu Gideon di antara tujuh puluh putra yang dilahirkan istri-istrinya, menurut catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Kakeknya bernama Yoas, dari bani Abiezer yang termasuk suku Manasye. Ketika Abimelekh, putra Gideon dari gundiknya, menyuruh bunuh semua tujuh puluh putra Gideon, kecuali tinggal Yotam yang hidup, karena ia menyembunyikan diri.[2] Perkataan YotamSetelah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin[3] di tugu peringatan[4] yang di Sikhem, pergilah Yotam ke gunung Gerizim, berdiri di atasnya, lalu menyampaikan sebuah perumpamaan yang bersifat nubuat (dikenal sebagai "Perumpamaan Yotam" atau "Perumpamaan tentang pohon-pohon"; bahasa Inggris: Jotham's Parable atau Parable of the Trees; bahasa Ibrani: משל יותם) untuk mengecam perbuatan itu.[5] Di akhir dongeng sindiran itu Yotam menyampaikan pilihan kepada orang-orang:
Kemudian Yotam melarikan diri ke Beer, dan tinggal di sana karena takut kepada Abimelekh, saudaranya itu.[7] Nubuat yang disampaikannya terlaksana 3 tahun sesudahnya, dimana Abimelekh membunuhi penduduk kota Sikhem[8] dan dibunuh sendiri ketika menyerang kota yang dulu merupakan sekutunya.[9] Tradisi YahudiPerumpamaan yang disampaikan oleh Yotam itu sering dibacakan ulang pada hari raya Yahudi Tu Bishvat dan sampai sekarang masih terkenal di Israel.[10] Tradisi KristenSemak duri yang disebut dalam perkataan Yotam itu dalam bahasa Ibraninya adalah "אטד" (atad), yaitu tumbuhan berduri Ziziphus spina-christi[11] yang menurut tradisi dipakai untuk membuat mahkota duri yang ditaruh di atas kepala Yesus Kristus menjelang penyaliban-Nya.[12] Referensi
Lihat pula
|