Ehud memimpin pemberontakan melawan orang Moab, karena mereka menduduki tanah suku Benyamin.[1][2] Dicatat dalam Hakim-hakim 3 bahwa Eglon, raja Moab, diberi TUHAN kuasa atas orang Israel, oleh sebab mereka telah melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Raja ini mengajak bani Amon dan bani Amalek menjadi sekutunya. Lalu majulah ia dan memukul orang Israel kalah. Kota pohon kurma diduduki mereka. Maka 18 tahun lamanya orang Israel menjadi takluk kepada Eglon, raja Moab dan harus terus membayar upeti kepada raja kafir tersebut.[4] Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan Ehud bagi mereka sebagai seorang penyelamat. Dengan perantaraannya orang Israel biasa mengirimkan upeti kepada Eglon, raja Moab.[5]
Pembunuhan Eglon
Ehud telah berencana untuk membunuh Eglon, sehingga ia membuat pedang yang bermata dua, yang panjangnya hampir sehasta (~45 cm). Pedang itu disandangnya di bawah pakaiannya, pada pangkal paha kanannya, karena kekidalannya. Umumnya orang yang tidak kidal menyandang pedang di paha kiri, dan orang Moab rupanya hanya memeriksa sisi kiri sebagaimana biasa dilakukan. Maka Ehud pun diijinkan menghadap untuk menyampaikan upeti kepada Eglon. Setelah Ehud selesai menyampaikan upeti itu, disuruhnya pembawa-pembawa upeti itu pulang, tetapi ia sendiri berhenti pada batu-batu berpahat yang di dekat Gilgal, dan kembali menghadap raja. Berkatalah Ehud: "Ada pesan rahasia yang kubawa untuk tuanku, ya raja." Kata Eglon: "Diamlah dahulu!" Maka semua orang yang berdiri di depannya itu pergi ke luar. Lalu Ehud masuk mendapatkan dia, sedang ia duduk sendirian di kamar atas di rumah peranginannya. Adapun Eglon itu seorang yang sangat gendut. Berkatalah Ehud: "Ada firman Allah yang kubawa untuk tuanku." Lalu bangunlah ia berdiri dari tempat duduknya. Kemudian Ehud mengulurkan tangan kirinya, dihunusnya pedang itu dari pangkal paha kanannya dan ditikamkannya ke perut raja, sehingga hulunya beserta mata pedang itu masuk. Lemak menutupi mata pedang itu, sebab pedang itu tidak dicabutnya dari perut raja. Lalu keluarlah ia melalui pintu belakang. Demikianlah Ehud sampai ke serambi; pintu kamar atas itu ditutup dan dikuncinya setelah ia keluar. Baru saja ia keluar, datanglah hamba-hamba raja melihat, tetapi pintu kamar atas itu terkunci. Rupanya mereka membau kotoran yang keluar dari perut raja akibat tusukan Ehud, sehingga berkatalah mereka: "Tentulah ia membuang air di kamar rumah peranginan itu." Lalu mereka menunggu-nunggu sampai menjadi bingung, tetapi raja tidak membuka pintu kamar atas itu. Kemudian mereka mengambil kunci, membuka pintu, maka tampaklah tuan mereka mati tergeletak di lantai. Sedang mereka berlambat-lambat, Ehud meloloskan diri; ia lewat dari batu-batu berpahat dan meloloskan diri ke arah Seira.[6]
Mengalahkan orang Moab
Segera setelah Ehud tiba di Seira, ditiupnyalah sangkakala di pegunungan Efraim, lalu turunlah orang Israel bersama-sama dengan dia dari pegunungan itu, dan ia sendiri di depan. Berkatalah Ehud kepada mereka: "Ikutlah aku, sebab TUHAN telah menyerahkan musuhmu, orang-orang Moab itu, ke dalam tanganmu." Maka turunlah mereka mengikuti dia, lalu mereka merebut tempat penyeberangan sungai Yordan ke Moab dan tidak seorangpun dibiarkan mereka menyeberang. Pada waktu itu mereka menewaskan kira-kira 10.000 orang dari Moab, semuanya orang yang tegap dan tangkas, seorangpun tidak ada yang lolos. Demikianlah pada hari itu Moab ditundukkan oleh Israel, maka amanlah tanah itu, 80 tahun lamanya.[7]
Keturunan suku Benyamin yang kidal
Dalam Hakim-hakim 20 tercatat adanya 700 orang pilihan yang kidal, di antara laskar suku Benyamin dan setiap orang dari mereka dapat mengumban dengan tidak pernah meleset sampai sehelai rambutpun. Hal ini diyakini berhubungan dengan Ehud, seorang laskar kidal dari suku Benyamin.[8]