Semen Padang Football Club (atau biasa disebut sebagai Semen Padang, atau hanya disingkat SPFC) adalah klub sepak bola profesional Indonesia yang berbasis di Kota Padang, Sumatera Barat. Klub ini didirikan pada tahun 1980 dan bermarkas di Stadion Haji Agus Salim. Klub saat ini berkompetisi di Liga 1 yang merupakan kasta tertinggi sepak bola di Indonesia.
Sejarah
Artikel ini memerlukan pemutakhiran informasi. Harap perbarui artikel dengan menambahkan informasi terbaru yang tersedia.
Semen Padang FC adalah klub sepak bola profesional pertama di Padang. Sedangkan klub sepak bola pertama di kota itu adalah PSP Padang, yang berakar dari Sport Vereniging Minang (SVM), sebuah organisasi olahraga yang menaungi tim sepak bola pribumi Ilans Padang Electal.
Galatama
Persatuan Sepak Bola (PS) Semen Padang didirikan pada tanggal 30 November 1980. Dari awal berdirinya, SP didukung dan dikendalikan oleh PT Semen Padang, sebuah perusahaan berstatus Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri semen. Latar belakang korporatnya membuat SP berbeda dengan PSP, yang dikendalikan langsung oleh Pemerintah Kota Padang dan bermain di Perserikatan. Pada musim pertamanya, SP bermain di Divisi I Galatama yang merupakan tingkat kedua dari struktur liga tersebut. Hanya butuh dua musim bagi klub ini untuk promosi ke Divisi Utama. Pada musim perdananya di tingkat tertinggi, SP hanya dapat sampai pada putaran grup di Wilayah Barat.[1]
Semen Padang lebih banyak menghabiskan petualangan mereka di Galatama pada papan tengah; berturut-turut, SP duduk di peringkat enam pada musim 1984,[2] 1985,[3] dan 1986-87[4] sebelum terjun ke peringkat delapan pada 1987-88.[5] Pada 1993-94, dengan format Divisi Utama yang baru dan terakhir sebelum penyatuan dengan Perserikatan, SP nyaris lolos ke semifinal sebagai peringkat ketiga Wilayah Barat di bawah Medan Jaya dan Pelita Jaya.[6]
Satu-satunya kesuksesan Semen Padang pada era Galatama adalah menjuarai Piala Galatama pada tahun 1992 setelah mengalahkan Arema Malang di final, berkat gol semata wayang Delfi Adri. Berkat kemenangan ini, SP berhak untuk mewakili Indonesia di Piala Winners Asia 1993–94. Pada penampilan perdananya di kancah Asia ini, SP mendapatkan bye dari putaran pertama dan berhasil mengalahkan wakil Vietnam Cảng Sài Gòn dengan skor agregat 2-1 pada putaran kedua. Di putaran ketiga, SP terpaksa mengakui keunggulan wakil Jepang Nissan Motors F.C. dengan agregat 2-12, setelah berhasil menang 2-1 di Padang.
Liga Indonesia
Pada musim 1994-95, PSSI menyatukan Perserikatan dan Galatama untuk membentuk Liga Indonesia. Semen Padang memenuhi syarat untuk tampil sebagai salah satu dari 34 peserta Divisi Utama pada musim itu. SP tergabung di Wilayah Barat dan mengakhiri musim pada peringkat kelima, hanya setingkat di bawah zona kelolosan menuju putaran kedua.
Seperti halnya di Galatama, Semen Padang tidak mencatat prestasi signifikan di Divisi Utama. SP pertama kali lolos ke babak gugur pada musim 1998–99 setelah menjadi peringkat kedua di Wilayah Barat di bawah PSMS Medan, tetapi harus tersingkir di putaran kedua setelah kalah saing dari Persebaya Surabaya dan PSIS Semarang.[7] Pada musim 2002, SP berhasil menjuarai Wilayah Barat dengan tim yang diperkuat oleh pemain seperti Ellie Aiboy, Erol Iba, Carlos Renato Elias, dan Rommy Diaz Putra. Mereka berhasil melaju ke semifinal, tetapi harus menelan kekalahan lewat adu penalti dari Petrokimia Putra yang diperkuat oleh Widodo C. Putro, yang kemudian menjuarai liga (juga lewat adu penalti).[8]
Pada musim 2004 yang berformat satu divisi, Semen Padang buat pertama kalinya terlempar dari sepuluh besar; mereka mengakhiri musim di peringkat ke-15 dari 18 tim, hanya satu tingkat dan satu poin di atas rival sepulau PSPS Pekanbaru yang terdegradasi.[9] Tiga musim kemudian, SP mengakhiri musim di peringkat ke-16 di Wilayah Barat dan gagal terpilih menjadi salah satu tim yang ikut dalam Liga Super Indonesia, kasta tertinggi profesional baru yang akan bergulir pada tahun 2008-09; Divisi Utama otomatis menjadi kasta kedua. Untuk pertama kalinya sejak dua musim pertamanya, SP bermain di divisi kedua. Di bawah asuhan kepala pelatih asal MoldovaArcan Iurie pada musim 2009–10, SP berhasil mengamankan satu tiket promosi ke Liga Super sebagai peringkat ketiga, dengan mengalahkan Persiram Raja Ampat.[10]
Liga Super Indonesia
Iurie mundur dari jabatannya setelah membawa Semen Padang promosi; sebagai penggantinya adalah mantan asistennya dan eks kapten SP Nil Maizar. Nil berhasil membawa SP mengakhiri musim 2010–11 di peringkat keempat, hanya berselisih dua belas poin dari juara Persipura Jayapura. Tim yang diperkuat striker Edward Wilson Junior dan kiper Jandia Eka Putra.
Setelah Liga Prima dibubarkan, Liga Super kembali digelar sebagai kasta tertinggi sepak bola profesional Indonesia pada musim 2014. Semen Padang berhasil lolos sebagai juara bertahan Liga Prima dan tergabung di dalam Wilayah Barat. Tim yang masih dibesut oleh Jafri Sastra ini menduduki peringkat tiga di wilayah dan lolos ke putaran kedua, di mana mereka kalah bersaing dengan Persipura dan Arema. Liga Super musim 2015 dimulai pada bulan April 2015. Empat bulan sebelumnya, Jafri digantikan kembali oleh Nil Maizar. SP baru memainkan dua laga saat Menteri Pemuda dan OlahragaImam Nahrawi membekukan kepengurusan PSSI dan menghentikan bergulirnya Liga Super pada bulan Mei 2015. PSSI kemudian dibekukan oleh FIFA pada akhir Mei, sehingga menghentikan jalannya seluruh kompetisi sepak bola profesional di Indonesia.[11]
Liga Prima Indonesia
Pada kenyataannya, itu adalah musim terakhir Semen Padang di Liga Super. Berikut konflik dan dualisme yang terjadi di tubuh PSSI, terdapat dua liga profesional yang bermain di Indonesia pada musim 2011–12, yaitu Liga Super dan Liga Prima. Manajemen SP memilih untuk berlaga di Liga Prima yang diakui oleh PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin. Nil tetap memimpin tim ini sampai penunjukkannya sebagai kepala pelatih tim nasional pada bulan April 2012;[12] setelah itu ia digantikan oleh pelatih senior Suhatman Imam. Suhatman membawa SP juara Liga Prima dengan kompetisi masih menyisakan beberapa pekan lagi.[13] Namun, kesempatan SP untuk menyandingkan gelar juara liga dengan Piala Indonesia sirna setelah dikalahkan oleh Persibo Bojonegoro di final.
Sebagai juara Liga Prima, Semen Padang berhak untuk tampil sebagai wakil Indonesia di Piala AFC 2013. Pada penampilan kedua mereka di kancah Asia sepanjang sejarah ini, SP tergabung dengan Grup E dan berhasil lolos sebagai juara grup. Di putaran 16 besar, mereka berhasil mengalahkan wakil Vietnam SHB Đà Nẵng dengan skor 2-1,[14] sebelum ditekuk oleh wakil India East Bengal di babak perempatfinal.[15]
Pada bulan Oktober 2012, manajemen Semen Padang sempat memutuskan untuk kembali berlaga di Liga Super.[16] Namun pada akhir November, CEO Erizal Anwar memutuskan bahwa SP akan tetap di Liga Prima.[17] Pada saat yang sama, Jafri Sastra ditunjuk sebagai pelatih kepala untuk menggantikan Suhatman yang kembali ke posisi lamanya sebagai direktur teknik.[18]
Pada Liga Prima musim 2013, Semen Padang tampil sebagai juara bertahan. Pada Oktober 2013, PSSI sepakat untuk menghentikan jalannya Liga Prima; SP pada saat itu berada di peringkat pertama. Sebelumnya, kongres luar biasa PSSI sepakat untuk menyatukan Liga Super dan Liga Prima; empat dari tim teratas di Liga Prima akan lolos ke Liga Super yang telah bersatu pada musim 2014.[19] PSSI memberikan wild card untuk lolos otomatis ke Liga Super kepada SP sebagai juara bertahan dan peringkat pertama Liga Prima pada saat kompetisi dihentikan, tetapi meminta mereka agar berpartisipasi dalam partai final melawan juara putaran play-off yang digelar untuk menentukan sisa tiga tim Liga Prima yang lolos. Partai melawan Pro Duta FC itu pada akhirnya tidak terlaksana, sehingga Liga Prima musim 2013 dianggap tidak memiliki juara walaupun SP duduk di peringkat pertama.
Setelah bergulirnya kembali kompetisi sepak bola profesional resmi dengan nama Liga 1, Semen Padang terpilih menjadi salah satu dari 18 tim peserta musim perdananya. Namun, pada bulan Oktober 2017, Nil dipecat setelah hanya dapat membawa SP di peringkat ke-15, setingkat di atas zona degradasi.[20] Penunjukan Delfi Adri sebagai pelatih sementara, disusul pengangkatan Syafrianto Rusli sebagai kepala pelatih tetap pada akhir bulan tidak dapat mengangkat performa tim, yang terpaksa mengakhiri musim sebagai peringkat ke-16, otomatis terdegradasi bersama Persiba Balikpapan dan Persegres Gresik United.[21] Ini merupakan degradasi pertama dalam liga kompetitif sepanjang sejarah Semen Padang. (Rekalibrasi Liga Indonesia menjadi Liga Super Indonesia pada musim 2008-09 secara teknis membuat SP "tetap" di Divisi Utama, bukan terdegradasi).
Syafrianto dipertahankan sebagai kepala pelatih untuk mengarungi Liga 2musim 2018. SP berhasil tampil sebagai juara Wilayah Barat pada putaran pertama dan juara Grup A pada putaran kedua sebelum mengalahkan Persita Tangerang dengan skor agregat 3-2 pada semifinal, yang memastikan satu tiket untuk promosi ke Liga 1 musim 2019.[22]
Semen Padang berencana untuk membangun sebuah stadion baru yang berkapasitas lebih besar. Nama yang diusulkan adalah Azwar Anas, mantan Gubernur Sumatera Barat dan ketua PSSI.[23]
Pendukung
The Kmers (Kerbau Merah Suporter) merupakan kelompok suporter tertua Semen Padang. Kelompok ini berdiri pada 14 November 2001 dan berafiliasi langsung dengan manajemen tim. Di GOR Haji Agus Salim, mereka biasanya menempati tribun utara.[24]
Spartacks (Suporter Padang dan Anak Rantau Cinta Kabau Sirah) berdiri pada 18 Mei 2010 dan merupakan kelompok suporter Semen Padang yang independen. Mereka menempati tribun selatan GOR Haji Agus Salim.
UWS 1980 (Ultras West Sumatera 1980) merupakan kelompok suporter Semen Padang yang berdiri pada 9 Juni 2011.Mereka menempati tribun selatan GOR Haji Agus Salim.[25]
Padang Fans merupakan kelompok suporter Semen Padang yang menempati tribun utara GOR Haji Agus Salim.[26]
Manajemen klub diselenggarakan oleh PT. Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), yang merupakan anak perusahaan dan dimiliki secara penuh oleh PT Semen Padang.
Per pertandingan yang dimainkan pada 6 November 2024. Sumber: Liga 1 2024–25 Kriteria penentuan peringkat: 1) Poin; 2) Poin head-to-head; 3) Selisih gol head-to-head; 4) Gol yang dicetak head-to-head; 5) Selisih gol; 6) Gol yang dicetak; 7) Poin fair-play; 8) Undian. Catatan:
^PSS dikenai sanksi pengurangan tiga poin oleh Komite Disiplin PSSI akibat kasus pengaturan skor di Liga 2 2018.[30]