Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Pemerintah Jepang

Pemerintahan Jepang
Informasi
Didirikan1885
NegaraJepang
PemimpinPerdana Menteri
Ditetapkan olehKaisar
Bagian badanKabinet
Bertanggung jawab
untuk
Parlemen
Kantor pusatChiyoda, Tokyo
Situs webhttp://www.japan.go.jp/
Pemerintah Jepang
Nama Jepang
Kanji:
Kana: (resmi)
(tidak resmi)

Pemerintahan Jepang (日本国政府, Nihonkoku-seifu atau Nipponkoku-seifu) adalah sebuah monarki konstitusional yang di dalamnya terdapat kuasa dari seorang Kaisar yang masih dibatasi dan hanya diturunkan terutama ketika melakukan tugas resmi. Seperti di negara-negara lainnya, Pemerintahan dipecah menjadi tiga cabang: Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.

Pemerintahan ini berjalan di bawah susunan yang telah ditetapkan oleh Konstitusi Jepang sejak tahun 1947. Ini merupakan negara kesatuan, yang memuat empat puluh tujuh pembagian administratif, dengan Kaisar sebagai kepala negara.[1] Perannya hanya yang telah ditetapkan secara resmi dan tidak memiliki kuasa terkait hubungan Pemerintah.[2] Sebagai gantinya, Kabinet, bersama dengan Menteri Negara dan Perdana Menteri, adalah sebagai pengarah sekaligus pengendali Pemerintah. Kabinet adalah sumber kekuasaan dari cabang Eksekutif, dan dibentuk oleh Perdana Menteri, sebagai kepala pemerintahan.[3][4] Ia ditunjuk oleh Parlemen Jepang dan dinobatkan oleh seorang Kaisar.[5][6]

Parlemen Jepang merupakan lembaga legislatif. Menggunakan sistem dua kamar, yang terdiri dari dua majelis, yaitu Majelis Tinggi, dan Majelis Rendah. Anggotanya dipilih langsung oleh rakyat, yang bersumber dari kedaulatan.[7] Mahkamah Agung dan pengadilan rendah lainnya yang membentuk cabang Yudisial, mereka sudah terlepas dari cabang eksekutif dan legislatif.[8]

Sejarah

Sebelum adanya Restorasi Meiji, Jepang dipimpin oleh shogun. Pada masa ini, kekuasaan ampuh pemerintah menetap di dalam seorang Shogun, yang secara resmi memerintah negara itu atas nama Kaisar.[9] Shoguns merupakan gubernur militer yang diangkat secara turun-temurun, yang memiliki pangkat setara dengan generalissimo. Meskipun Kaisar adalah penguasa penuh yang diangkat oleh Shogun, perannya hanya untuk seremonial dan ia tidak ambil bagian dalam mengatur negara.[10] Hal ini sering dibandingkan dengan peran Kaisar saat ini, yang berperan resmi untuk mengangkat seorang Perdana Menteri.[11]

Kekaisaran

Lambang Kekaisaran

Kaisar Jepang (天皇) adalah pemimpin dari Keluarga Kekaisaran sekaligus kepala negara resmi. Ia ditetapkan oleh lembaga Konstitusi menjadi "lambang Negara dan kesatuan bangsa".[7] Namun, dia bukanlah seorang pemimpin lembaga Eksekutif dan dia hanya memiliki kuasa atas kepentingan tertentu saja. Dia tidak memiliki hak wewenang sebenarnya yang berkaitan dengan Pemerintah, sebagaimana dinyatakan dengan jelas dalam pasal 4 bagian Konstitusi.[12]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "The World Factbook Japan". Central Intelligence Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-26. Diakses tanggal 5 September 2015. 
  2. ^ Artikel 4(1) Konstitusi Japan Bagian 1Konstitusi Japan (1947; bahasa English). Diakses tanggal 5 September 2015.
  3. ^ Artikel 65 Konstitusi Japan Bagian 5Konstitusi Japan (1947; bahasa English). Diakses tanggal 5 September 2015.
  4. ^ Artikel 68(1) Konstitusi Japan Bagian 5Konstitusi Japan (1947; bahasa English). Diakses tanggal 5 September 2015.
  5. ^ Artikel 67(1) Konstitusi Japan Bagian 5Konstitusi Japan (1947; bahasa English). Diakses tanggal 5 September 2015.
  6. ^ Artikel 6(1) Konstitusi Japan Bagian 1Konstitusi Japan (1947; bahasa English). Diakses tanggal 5 September 2015.
  7. ^ a b Artikel 1 Konstitusi Japan Bagian 1Konstitusi Japan (1947; bahasa English). Diakses tanggal 5 September 2015.
  8. ^ Artikel 76(2) Konstitusi Japan Bagian 6Konstitusi Japan (1947; bahasa English). Diakses tanggal 5 September 2015.
  9. ^ Chaurasla, Radhey Shyam (2003). History of Japan. New Delhi: Atlantic Publishers and Distributors. hlm. 10. ISBN 9788126902286. 
  10. ^ Koichi, Mori (December 1979). "The Emperor of Japan: A Historical Study in Religious Symbolism". Japanese Journal of Religious Studies. 6/4: 535–540. 
  11. ^ Bob Tadashi, Wakabayashi (1991). "In Name Only: Imperial Sovereignty in Early Modern Japan". Journal of Japanese Studies. 7 (1): 25–57. 
  12. ^ Artikel 4 Konstitusi Japan Bagian 1Konstitusi Japan (1947; bahasa English). Diakses tanggal 5 September 2015.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya


Index: pl ar de en es fr it arz nl ja pt ceb sv uk vi war zh ru af ast az bg zh-min-nan bn be ca cs cy da et el eo eu fa gl ko hi hr id he ka la lv lt hu mk ms min no nn ce uz kk ro simple sk sl sr sh fi ta tt th tg azb tr ur zh-yue hy my ace als am an hyw ban bjn map-bms ba be-tarask bcl bpy bar bs br cv nv eml hif fo fy ga gd gu hak ha hsb io ig ilo ia ie os is jv kn ht ku ckb ky mrj lb lij li lmo mai mg ml zh-classical mr xmf mzn cdo mn nap new ne frr oc mhr or as pa pnb ps pms nds crh qu sa sah sco sq scn si sd szl su sw tl shn te bug vec vo wa wuu yi yo diq bat-smg zu lad kbd ang smn ab roa-rup frp arc gn av ay bh bi bo bxr cbk-zam co za dag ary se pdc dv dsb myv ext fur gv gag inh ki glk gan guw xal haw rw kbp pam csb kw km kv koi kg gom ks gcr lo lbe ltg lez nia ln jbo lg mt mi tw mwl mdf mnw nqo fj nah na nds-nl nrm nov om pi pag pap pfl pcd krc kaa ksh rm rue sm sat sc trv stq nso sn cu so srn kab roa-tara tet tpi to chr tum tk tyv udm ug vep fiu-vro vls wo xh zea ty ak bm ch ny ee ff got iu ik kl mad cr pih ami pwn pnt dz rmy rn sg st tn ss ti din chy ts kcg ve 
Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9