Halaman ini berisi artikel tentang maskapai penerbangan Brasil. Untuk maskapai penerbangan Paraguay, lihat TAM Airlines (Paraguay). Untuk maskapai penerbangan Bolivia, lihat TAM – Transporte Aéreo Militar. Untuk other uses, lihat TAM.
Berdasarkan Agensi Penerbangan Sipil Nasional Brasil (ANAC), antara Januari dan Desember 2009, TAM memiliki pangsa pasar sebesar 45.60% penerbangan domestik dan 86.47% penerbangan internasional dalam hal penumpang tiap kilometer terbang. mulai September 2010, statistik merujuk kepada keseluruhan dari TAM Group, yang terdiri dari TAM Airlines dan Pantanal Linhas Aéreas. Pada Oktober 2010, penguasaannya mencapai 42.83% untuk domestik dan 87.12% untuk pasar internasional.[7]
Pada 13 Agustus 2010, TAM menandatangani perjanjian tak mengikat dengan maskapai penerbangan Chili LAN Airlines untuk bergabung dan membentuk LATAM Airlines Group.[8]
TAM – Táxi Aéreo Marília dan TAM – Transportes Aéreos Regionais adalah dua organisasi yang berbeda, meskipun keduanga merujuk kepada TAM Group. TAM – Marília, sebuah perusahaan taksi udara didirikan pada tahun 1961, menyediakan insfrastruktur awal untuk TAM – Regionais.
TAM – Transportes Aéreos Regionais (KK)
Pada 11 November 1975, pemerintah Brasil membentuk Sistem Transportasi Udara Regional Brasil Terintegrasi dan membagi negara dalam lima wilayah berbeda, di mana terdapat lima maskapai regional baru yang menerima konsesi untuk mengoperasikan layanan udara. TAM - Transportes Aéreos Regionais S/A adalah yang ketiga dari maskapai penerbangan regional tersebut yang mulai beroperasi. Layanannya dimulai pada 12 Juli 1976 dan daerah operasinya meliputi wilayah tenggara dan barat-tengah dari Brasil, khususnya di negara bagian Mato Grosso do Sul, dan bagian dari Mato Grosso, dan São Paulo ditambahn kemungkinan untuk melayani kota-kota seperti Cuiabá, Rio de Janeiro, Londrina, Maringá dan Brasília saat menggabungkan mereka dalam daerah konsesi.[9]
TAM-Linhas Aéreas Regionais dibentuk sebagai joint-venture antara TAM-Táxi Aéreo Marília dan VASP, di mana yang terakhir merupakan maskapai penerbangan milik pemerintah. Maskapai ini memperoleh kode IATA KK[10] pada 13 Oktober 1999. Maskapai baru ini menerbangkan Embraer EMB 110 Bandeirante pada awalnya, namun kemudian terbukti bahwa mereka tidak cocok untuk menangani tugas, dan meskipun pada kapasitas penuh tetap dibutuhkan subsidi pemerintah agar dapat diperoleh keuntungan.
TAM memiliki keinginan unruk membeli tiga pesawat turboprop Fokker F27 bekas, yang akan dimodifikasi oleh Fokker di Belanda. Dalam usaha untuk memperoleh izin import untuk pesawat ini, persetujuan dibatasi oleh pemerintah di mana TAM dipaksa untuk mempertahankan 3 Bandeirantes untuk setiap F27, bersama juga pengurangan 5 kursi dari setiap pesawat, yang membuat kapasitas F27 turun menjadi 40 penumpang. F27 keempat, yang sebelumnya dimiliki oleh Air New Zealand, ditambahnkan di armada TAM tahun 1981. Tahun 1983, TAM telah membeli 10 F27. Tahun 1981, TAM telah menerbangkan satu juta penumpang, dan dua juta pada tahun 1984.
Pertumbuhan TAM (KK) dan TAM (JJ)
Pada Agustus 1986, perusahaan, yang berada dalam tekanan finansial, ingin menjadi perusahaan terbuka dan mulai menjual saham ke pasar. Pada tahhun yang sama, TAM - Transportes Aéreos Regionais (KK) membeli maskapai regional lainnya, VOTEC, yang beroperasi di daerah utara dan tengah Brasil. VOTEC diganti namanya menjadi Brasil Central Linhas Aéreas. TAM dan Brasil Central merupakan maskapai penerbangan regional dan beroperasi di daerah yang berbeda. Mereka broperasi dalam sebuah konsorsium dengan jaringan dan armada terintegrasi, dengan perbedaan paling dikenal adalah perbedaan kode IATA, corak pesawat, dan daerah di mana mereka diizinkan untuk beroperasi: Penerbangan TAM - Transportes Aéreos Regionais flights memiliki kode IATA KK, Brasil Central beroperasi dengan kode JJ yang didapat dariVOTEC; masing-masing mempertahankan corak pesawat yang berbeda dan beroperasi di daerah mereka sendiri. Tahun 1988, TAM menerbangkan penumpang ke-3 juta.
Pada 15 Mei 1990 pemerintah Brasil menghilangkan batasan daerah operasi dari maskapai regional yang mengizinkan mereka terbang di semua wilayah Brasil. Sebagai konsekuensinya, Brasil Central diganti namanya menjadi TAM - Transportes Aéreos Meridionais, menggunakan corak yang sama dengan TAM (KK) namun mempertahankan kode IATA JJ. Tahun 2000 TAM (KK) digabungkan dengan TAM (JJ) dan TAM (JJ) diganti namanya menjadi TAM Transportes Aéreos. Kode IATA KK sekarang digunakan oleh Atlasjet.
Meskipun TAM mendapatkan kesuksesan di pasar, diketahui bahwa maskapai ini tidak akan bertahan lama ketika berkompetisi dengan maskapai seperti Varig dan VASP, di mana keduanya telah memasukkan Boeing 737 ke dalam armada mereka. Amaro kemudian mencoba untuk membeli VASP, yang akan diprivatisasi, dan menyebut nama proyek tersebut "Revolution". Setelah gagal melakukan tawaran, dia memilik untuk melakukan pertumbuhan yang lebih lambat dengan secara bertahap menambah pesawat baru, dan diganti namanya menjadi "Evolution".
Pada 15 September 1989, TAM amencoba untuk mengakuisisi dua jet Fokker F100, yang sebelumnya telah dipesan oleh maskapai yang sudah bangkrut Pan American World Airways. Seperti F27 sebelumnya, TAM tidak secara langsung membeli pesawat tersebut, namun memanfaatkan kredibilitas Amaro untuk mengatur aset perusahaan pihak ketiga, Guinness Peat Aviation untuk membelinya dan menyewakannya kepada TAM. Dua pesawat lagi ditambah tahun 1991. Tahun 1992, TAM membawa penumpang kedelapan juta. Tahun 1993, menggunakan armada Fokker 100, yang sekarang sudah berjumlah 14, TAM melayani 56 kota di Brasil.
Tahun 1996, TAM membeli perusahaan penerbangan lainnya, Helisul, yang menggunakan merek TAM. Tahun 1997, TAM memesan pesawat jet besar pertamanya; maskapai memesan 45 pesawat dari Airbus, termasuk 10 A330, 4 A319, dan 34 A320. Tahun 1997, pesawat Airbus mulai dikirimkan dan maskapai ini memulai penerbangan internasional pertamanya, dari São Paulo menuju Bandar Udara Internasional Miami.
Dua tahun kemudian, pada tahun 1999, layanan menuju Eropa dimulai melalui perjandian codeshare dengan Air France, menuju Bandar Udara Internasional Paris-Charles de Gaulle. Tahun 2000 maskapai diganti namanya menjadi TAM Linhas Aéreas dalam bahansa Portugis. Diskusi panjang untuk bergabung dengan Varig berakhir tahun 2004. Tahun 2008, TAM membawa 30.144.000 penumpang, dengan prosentase muatan rata-rata 71%.[11] Tahun 2010, maskapai ini dimiliki oleh keluarga Amaro (46.25%), Amaro Aviation Part (3.52%), saham simpanan (0.27%) dan pemegang saham minor (49.96%). Maskapai ini mempekerjakan 24,000 karyawan.[11] Pada 13 Mei 2010, TAM menjadi anggota ke-27 dari Star Alliance.[12]
Anak perusahaan TAM (PZ) dan Pantanal (P8)
Tahun 1994 TAM Airlines mendirikan sebuah maskapai anak perusahaan kecil diParaguay, yang diberi nama ARPA - Aerolíneas Paraguayas, dengan sebuah armada yang sebgaian besar terdiri dari pesawat Cessna 208 Caravan, yang sebelumnya dioperasikan oleh TAM. Pada tanggal 1 September 1996, TAM, melalui ARPA, membeli 80% saham dari maskapai yang sebelumnya dioperasikan pemerintah LAP - Líneas Aéreas Paraguayas dan menggabungkannya dengan ARPA. Maskapai baru ini diberi nama TAM - Transportes Aéreos del Mercosur dan mempertahankan kode IATA milik LAP, PZ. Saat ini TAM memiliki saham sebesar 94.98% dan pemerintah Paraguai 5.02%.
Tahun 2008, mengikuti strategi pengenalan merek, nama TAM Mercosur diganti dan maskapai memiliki identitas maskapai yang sama dengan TAM Airlines. Namun, struktur perusahaannya masih tetap sama.[13]
Pada 21 Desember 2009 TAM Airlines membeli Pantanal Linhas Aéreas. TAM kemudian memutuskan untuk mempertahankan Pantanal sebagai maskapai penerbangan yang berbeda di dalamTAM Group dan mengintegrasikan jaringannya ke dalam TAM.[14] Saat ini Pantanal mengoperasikan penerbangan dengan nama TAM, terutama penerbangan yang berawal dan menuju Bandar Udara São-Paulo-Congonhas.
Pada 16 Juni 2005, TAM mengumumkan pembelian 20 pesawat Airbus A320 tambahan (termasuk model A319, A320 dan A321), dan ditambah 20 opsi. Pesawat ini diharapkan akan dikirim antara akhir tahun 2007 dan 2010, menambah pengiriman 6 A320 yang sudah direncanakan antara tahun 2006 dan 2008. Pada waktu yang sama, perusahaan menandatangani nota kesepahaman dengan Airbus yang menyatakan keinginannya untuk membeli 10 pesawat baru Airbus A350-900 (ditambah 5 opssi), yang dikirimkan pada akhir tahun 2012. Mereka direncanakan untuk menggantikan A330 pada rute Paris dan Miami.[butuh rujukan]
TAM telah menandatangani kontrak pasti dengan Airbus untuk membeli tambahan 37 pesawat. Pesanan terdiri dari 12 A319, 16 A320, tiga A321 dan tiga A330 ditambahn juga 12 opsi tambahan yang belum ditentukan. Hal ini akan membuat jumlah pesawat dalan armada TAM yang dibeli langsung dari Airbus menjadi 115 pesawat.[20] Komitmen ini terpisah dari pesanan pada awal tahun untuk 29 pesanan pasti A320 dan 20 opsi. Pengirimannya akan diselesaikan tahun 2010.
TAM telah memberikan 4 pesawat Airbus A350-900 ke Qatar airways dengan spesifikasi kabin yang sama untuk digunakan Qatar airways.Airbus A350-900 ini dipakai oleh Qatar airways utama untuk rute Doha-Munich-Doha.
TAM Fidelidade adalah program frequent flyer dari TAM Airlines. Poin program dapat diperoleh dengan membeli tiket dari TAM, maskapai Star Alliance dan rekan lainnya. Program ini dbedakan dalam kategori sebagai berikut dan prosentase mil yang diterima peserta:
4 Juli 1984: Bandeirante kedua jatuh dalam cuaca buruk saat mendarat di dekat Macaé, menewaskan seluruh 17 orang di pesawat.
7 Oktober 1986: Sebuah Embraer EMB 110C Bandeirante registrasi PP-SBH jatuh sebelum landasan pacu setelah dua kali gagal mendarat di Araçatuba. Tujuh awak dan penumpang tewas.
12 Februari 1990: sebuah Fokker F27 registrasi PT-LCG mengoperasikan penerbangan dari Bandar Udara Congonhas-São Paulo menuju Bandar Udara Bauru, karena kesalahan prosedur pendaratan mendarat menyentuh landasan di Bauru sejauh 775 melewati batas landasan. Pilot gagal melakukan prosedur putar Kembali dan melewati pagas landasan pacu dan menabrak sebuah mobil yang melintas. Satu awak pesawat dan dua penumpang mobil tewas.
31 Oktober 1996: Penerbangan 402 jatuh sesaat setelah lepas landas dari Congonhas, menabrak sebuah bangunan apartemen dan beberapa rumah. Seluruh 90 penumpang dan 6 awak tewas. Tiga orang di darat tewas. Kecelakaan terjadi akibat kegagalan sistem pendorong balik di mesin kanan setelah lepas landas.
9 Juli 1997: Penerbangan 283, sebuah Fokker 100 registrasi PT-WHK dalam perjalanan menuju São José dos Campos menuju São Paulo-Congonhas. Pesawat sedang menanjak setelah lepas landas dari São José dos Campos ketika sebuah bom meledak di bagian belakan kabin penumpang. Dekompresi melemparkan satu penumpang dari pesawat. Pesawat berhasil mendarat darurat di São Paulo, meskipun terdapat lubang di lambung.[32]
30 Agustus 2002: Penerbangan 3804, sebuah Fokker 100 registrasi PT-MQH dalam perjalanan menuju Bandar Udara Internasional São Paulo/Guarulhos menuju Campo Grande. Pesawat sedang menanjak setelah lepas landas dari São Paulo ketika kebocoran bahan bakar menyebabkan ketidak seimbangan. Pilot berhasil mengatasi ketidakseimbangan, meskipun semua bahan bakar habis dan pesawat harus mendarat darurat di daerah pedesaan. Tidak ada orang yang terluka.
^"Empresas Listadas | BM&FBOVESPA;". web.archive.org. 2011-10-13. Archived from the original on 2011-10-13. Diakses tanggal 2022-02-19.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^"Empresas Listadas | BM&FBOVESPA;". web.archive.org. 2011-10-13. Archived from the original on 2011-10-13. Diakses tanggal 2022-02-19.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^"Dados Comparativos Avançados" (dalam bahasa Portuguese). Agência Nacional de Aviação Civil (ANAC). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-12. Diakses tanggal 13 November 2010.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Garófalo, Gílson de Lima (1982). O Mercado Brasileiro de Transporte Aéreo Regional (dalam bahasa Portuguese). São Paulo: Instituto de Pesquisas Econômicas. hlm. 103–107, 122–125.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Home Page". Diarsipkan dari versi asli tanggal 1999-10-13. Diakses tanggal 2010-12-03.
^ abAirways magazine, Fast Facts - TAM Linhas Aereas, February 2010, p. 25