Ethiopian Airlines, biasa disebut Ethiopian (bahasa Amhar: የኢትዮጵያ አየር መንገድ, Ye-Ītyōṗṗyā āyer menged) adalah maskapai penerbangan nasionalEtiopia yang berbasis di Addis Ababa, Etiopia. Pada masa ini, maskapai ini telah merencanakan sebuah program yang bernama "Vision 2025" yang menargetkan maskapai untuk menjadi sebuah grup terintegritas dengan bisnis inti yang menghasilkan keuntungan sebesar AS$1 Miliar & melayani 116 destinasi Internasional dan Domestik serta mendukung negara dalam jumlah penumpang pada program tahun kunjungan Ethiopia dan didukung dengan 7 perusahaan, membuat maskapai ini bersiap menjadi salah satu maskapai yang paling bersinar di Afrika.
Ethiopian adalah anggota Star Alliance, yang bergabung pada Desember 2011. Ethiopian adalah maskapai penerbangan terbesar di Afrika dalam hal penumpang yang dibawa, tujuan yang dilayani, ukuran armada, dan pendapatan.[1][2] Ethiopian juga merupakan maskapai penerbangan terbesar ke-4 di dunia berdasarkan jumlah negara yang dilayani.[3]
Sejarah
Penerbangan Komersial di Ethiopia dapat di telusuri jejaknya pada dekade 1920an, di mana maskapai ini mengawali operasional penerbangan dengan layanan penerbangan pos dan tak lama kemudian, saat Italia masuk ke Ethiopia dan menjajah, maskapai ini melayani penerbangan ke Roma, Italia. Barulah pada akhir Perang Dunia 2, maskapai ini beroperasi secara resmi di bawah nama Ethiopian Air Lines pada bulan Desember 1945 dengan personel yang mendapatkan pendidikan dari Trans World Airlines, untuk mengisi manajerial dan kru pesawat dan tentunya, sebagai bentuk bantuan sekutu bagi negara yang tidak cukup uang setelah perang.
Armada awal maskapai ini terdiri dari 6 pesawat Douglas DC-3 yang nantinya melayani rute penerbangan internasional menuju Aden, Asmara, Djibouti & Kairo serta Khartoum dari Addis Ababa pada bulan April 1946 dan layanan domestik dimulai pada tahun 1951 dengan tujuan ke Addis, Dire Dawa, Gondar & Jimma dan tidak hanya itu saja, personel pilot dan pramugari juga memiliki tugas yang lebih dari dasarnya yaitu, menjual tiket, memasukkan bagasi dan mengatur muatan, belum lagi jika maskapai terbang ke daerah perintis, mereka harus menghadapi medan yang sulit, baik mendarat maupun lepas landas.
Pada tahun 1947, maskapai ini melayani rute terjauh yang pernah Douglas DC-3 lakukan, yaitu terbang selama 11 jam menuju Mumbai, India dan pesawat ini juga dilibatkan dalam operasi gabungan BOAC dalam menyediakan penerbangan dari Addis Ababa menuju Nairobi, Kenya.
Memasuki dekade 1950an, maskapai ini melakukan pembelian Convair 240 sebanyak 3 armada untuk mendukung operasional rute Internasional mereka dan sebelum menarik diri, TWA sebagai penyedia pendidikan untuk personel Ethiopian, TWA mendonasikan sebuah pesawat Lockheed Constellation sebagai pesawat kerajaan tetapi sang kaisar, Haile Selassie memberikan pesawat dari TWA tersebut untuk menunjang operasional armada mereka dan beberapa bulan kemudian, maskapai ini menggunakan pesawat hibah tersebut untuk membuka rute menuju Athena, Yunani dengan perhentian di Kairo dengan frekuensi terbang 2 kali seminggu pada tanggal 10 Juni sayangnya, beberapa bulan kemudian pesawat ini jatuh di Gurun Rub Al-Khali tanpa menimbulkan korban jiwa.
Pada tahun 1958, maskapai ini meresmikan penerbangan "Trans-Afrika" menuju Monrovia, Liberia dengan perhentian di Khartoum & Accra, Ghana dan hingga akhir dekada 1950an, maskapai ini menutup buku operasional mereka dengan perkembangan yang terus meningkat.
Memasuki dekade 1960an, pada tahun 1960an, maskapai ini memindahkan pangkalannya dari Bandara Lidetta ke Bandara yang baru selesai dibuat yaitu, Bole. Disamping pemindahan pangkalan, maskapai ini juga mendatangkan armada jet terbaru sebanyak 2 armada yang dibeli dari Boeing, yakni Boeing 720 pada bulan Desember 1962 untuk menambah rute jarak jauh yang potensial bagi maskapai ini seperti ke Madrid & Athena dan melakukan ekspansi besar-besaran, terutama di Benua Afrika yaitu ke Lagos & Kano pada bulan November 1960 dan Eropa, yaitu ke Madrid (Januari 1963); Roma (Juni 1964).Pada tahun 1965, maskapai ini mengubah sedikit namanya dari Ethiopian Air Lines menjadi Ethiopian Airlines, selanjutnya pada bulan Februari 1967, maskapai ini memesan pesawat yang lebih besar yaitu, Boeing 707-300C yang dapat di konversi menjadi kargo atau penumpang/kargo dengan pesawat ini, maskapai Ethiopian juga membuka rute ke Paris & London.
Memasuki Dekade 80an, maskapai ini mengalihkan operasional Douglas DC-3 dan Douglas DC-6 mereka dari rute regional ke domestik, nantinya pesawat ini akan digantikan oleh DHC-6 Twin Otter untuk menerbangi rute perintis dan domestik. Armada jarak jauh juga di regenerasikan dengan membeli Boeing 727-200 & Boeing 767-200 untuk menggantikan armada Boeing 707 yang uzur, dan mengganti posisi Boeing 737-200 untuk mengisi jalur regional.
Pada akhir September 2010, Ethiopian Airlines secara resmi diundang untuk bergabung dengan Star Alliance di bawah bimbingan Lufthansa.[4] Maskapai ini menjadi anggota aliansi pada Desember 2011, maskapai ketiga yang berbasis di Afrika—mengikuti EgyptAir dan South African Airways—dan anggota ke-28 di seluruh dunia.[5]
Sejak tahun 1970, terdapat tiga kecelakaan fatal yang melibatkan Ethiopian Airlines.
23 November1996, terjadi pembajakan yang dilakukan oleh tiga orang terhadap pilot Boeing 767 milik Ethiopian Airlines Penerbangan 961. Penerbangan tersebut merupakan yang pertama dalam rute Trans Afrika dari Addis Ababa-Nairobi-Brazzaville-Lagos-Abidjan. Pembajak tersebut memaksa pilot untuk terbang ke Australia, karena tidak cukup bahan bakar, pesawat terbang di sepanjang pesisir pantai Afrika, ATC Nairobi yang mengetahui kejadian tersebut menyarankan mereka untuk mendarat di Mombasa. Sayangnya, bahan bakar pesawat habis dan salah satu mesin pesawat mati sebelum mendarat di Mombasa ketika pesawat disekitar Moroni, Kepulauan Komoro, pesawat akhirnya terbang dan mendarat di air dengan radius 500m lepas pantai, kejadian ini mengakibatkan 123 dari 175 penumpang dan awak kabin tewas. Kapten Leul Abate menjadi sorotan media AS karena telah melakukan pendaratan di laut dengan baik dan dapat menyelamatkan beberapa penumpang, sementara itu, disisi lain Semua pembajak diperkirakan tewas.[1]Diarsipkan 2010-01-29 di Wayback Machine.
15 September1998 - sebuah Ethiopian Airlines Boeing 737 lepas landas dari Bahir, Dar, Ethiopia, kemudian kedua mesin mengisap beberapa merpati. Sebuah mesin mati dan mesin kedua mengalami peristiwa yang sama saat mendarat darurat di bandara. Ketika mendarat darurat, 31 dari 105 penumpang tewas.
^"Wayback Machine"(PDF). web.archive.org. Archived from the original on 2012-06-09. Diakses tanggal 2022-02-13.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^"Wayback Machine". web.archive.org. 2012-03-20. Archived from the original on 2012-03-20. Diakses tanggal 2022-02-13.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ethiopian Airlines to code share with Asiana
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ethiopian Signs Code Share Agreement with Asiana Airlines
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ethiopian and Austrian sign codeshare
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Star Alliance Members, Ethiopian and Austrian Airlines, Enter into Codeshare Agreement