Kekristenan di Sri Lanka dimulai dengan datangnya Gereja Persia pada abad ke-6.[1] Namun, Gereja Persia ini kurang berkembang dan lenyap di kemudian hari.[1] Kekristenan datang kembali ke Sri Lanka lewat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Eropa pada abad ke-16.[1][2] Pertama-tama, orang Portugis datang dan menguasai daerah pesisir Sri Lanka pada abad ke-16, diikuti dengan pengabaran injil yang dilakukan oleh para rahib dari Katolik Roma di wilayah yang kekuasaan Portugis hingga ke Kerajaan Kandy.[1] Ketika Belanda mengusir Portugis dari Sri Lanka pada tahun 1658, jumlah penganut agama Katolik Roma dikabarkan sudah mencapai 90.000.[1] Kedatangan Belanda membawa denominasi kekristenan yang lain, yaitu Protestan.[1] Belanda berusaha untuk mengusir para pastor Katolik dan menginjili orang Sri Lanka supaya beralih agama menjadi Protestan.[1] Sementara itu, pastor-pastor Katolik Roma (misalnya Joseph Vaz) melayani jemaat katolik yang ada di Sri Lanka secara diam-diam dari Kerajaan Kandy.[1] Inggris datang pada tahun 1796, menandai akhirnya kekuasaan Belanda di wilayah tersebut.[1] Pendeta-pendeta Belanda diganti dengan pendeta-pendeta dari Inggris yang beraliran Gereja Anglikan.[1] Hukum-hukum Belanda yang melarang ibadah Katolik Roma dihapuskan oleh Inggris pada tahun 1806.[1] Pada tahun 1845, didirikan keuskupan Anglikan di Kolombo.[1] Uskup agung pertama diangkat pada tahun 1947.[1]
Referensi
^ abcdefghijklm(Indonesia) Anne Ruck.1997.Sejarah Gereja Asia.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 268-274.
^R. F. Young & J.E.B. Sēnānāyaka.1998.The carpenter-heretic: a collection of Buddhist stories about Christianity from 18th century Sri Lanka.Colombo: Karunaratne & Sons.