Kamis, 20 Januari — Seluruh menteri Kabinet Dwikora berkumpul di Istana Merdeka untuk menyampaikan Pernyataan Setia kepada Presiden Soekarno dan kesediaannya untuk menjadi Anggota Barisan Soekarno. Di luar pagar Istana juga berlangsung apel kesetiaan yang diikuti oleh berbagai macam organisasi pendukung presiden.
Senin, 20 Juni — Sidang Umum IV MPRS berlangsung di Istora Senayan pada 20 Juni sampai 5 Juli 1966. Penyelenggaraan Sidang Umum IV MPRS dilatarbelakangi kondisi politik dan ekonomi Indonesia periode 1960-an yang mengalami masa pertentangan ideologi hingga terjadinya krisis moneter.
Pada sidang ini menghasilkan 24 ketentuan, salah satunya Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan sebagai Organisasi terlarang di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Paham atau Ajaran Komunis/Marxisme Leninisme.
Indonesia dan Malaysia menyetujui pemulihan hubungan diplomatik.
Rakyat Sabah dan Sarawak diberi kesempatan mengenai kedudukan mereka dalam Malaysia.
Segala permusuhan antara kedua negara dihentikan.
Penandatanganan ini adalah langkah lanjut dari usaha Soeharto mengirim Ali Moertopo dan Adam Malik untuk membuat kontrak perjanjian dengan Malaysia terkait dengan upaya penormalan hubungan antara kedua negara di Bangkok. Kontrak perdamaian yang dikenal dengan Perjanjian Bangkok ini berlangsung mulai 29 Mei hingga 1 Juni 1966 dan dilanjutkan dengan rapat-rapat diplomasi sehingga tercapai kesepakatan pada bulan Agustus. Dengan penandatanganan ini, kampanye Ganyang MalaysiaSoekarno yang telah terjadi selama empat tahun pun berakhir.