Lua error in Modul:Location_map at line 537: Tidak dapat menemukan definisi peta lokasi yang ditentukan. Baik "Modul:Location map/data/Indonesia_Majalengka Regency" maupun "Templat:Location map Indonesia_Majalengka Regency" tidak ada.
Bandar udara ini diresmikan operasinya pada tanggal 24 Mei 2018, dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia mendarat sebagai yang pertama di bandar udara ini. Bandar udara ini memiliki landasan pacu tunggal sepanjang 3.000 meter dan dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti boeing 777.[5] Bandar udara baru ini berfungsi sebagai penyangga untuk membantu memudahkan lalu lintas udara di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta. Setelah selesai, Bandar udara ini akan memiliki kapasitas total hingga 29 juta penumpang setiap tahun, dengan banyak ruang untuk ekspansi.[6] Bandar udara ini juga akan mengoperasikan terminal kargo dengan perkiraan resmi pada 1,5 juta ton kargo pada tahun 2020.
Hingga saat ini, operasional Bandara Kertajati masih dikatakan tidak maksimal. Hampir tidak ada rute penerbangan di Bandara Kertajati sehingga menjadi sangat sepi. Akses yang terbatas dari Bandung menuju Bandara Kertajati juga menjadi salah satu faktor karena Tol Cisumdawu seharusnya operasional berbarengan tetapi malah mundur. Salah satu upaya untuk memaksimalkan operasional Bandara Kertajati adalah merealisasikan pemindahan rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke dengan pertimbangan kendala transportasi.[7] Oleh karena itu, dibangunlah Jalan Tol Akses Bandara Kertajati dari Jalan Tol Cipali.
Seiring sudah dibukanya Tol Cisumdawu pada Juli 2023, maka mulai tanggal 29 Oktober 2023, dilakukan pemindahan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke Bandara Kertajati terutama unuk penerbangan yang memakai pesawat Jet.
Terdalat 7 Rute Domestik (Medan, Batam Palembang, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Denpasar) dan 3 Rute Internasional ( Kuala Lumpur, Singapura, dan Arab Saudi (Charter)). Rute penerbangan tersbut dilayani oleh 5 maskapai yaitu Super Air Jet, Citilink, Malaysia Airlanes, AirAsia, dan Scoot.
Untuk moda transportasi dari dan menuju ke Bandara Kertajati, sudah tersedia Travel Shutle dan Bus Damri dari Kota Bandung, Kota Cirebon, Karawang, Tasikmalaya, dan kota lain di Jawa Barat.
Sejarah
Pembangunan Bandara Kertajati sendiri sudah direncanakan sejak era Presiden Megawati Soekarnoputri.[8] Studi kelayakan Bandara ini sebenarnya sudah ada sejak 2003, izin penetapan lokasi pun dilakukan sejak 2005. Saat itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan sanggup mendanai sendiri pembangunan bandara dengan APBD.
Namun, Pemprov Jawa Barat tak kunjung merealisasikan pembangunan bandara tersebut hingga 2011. Setelah dilakukan peninjauan ulang, pembangunan bandara ternyata membutuhkan alokasi APBN sehingga proyek ini tidak ada kejelasan di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia menyebut selama tujuh tahun tidak ada kegiatan fisik apapun karena izin penetapan hangus akibat pekerjaan pembangunan yang tidak kunjung dimulai. Pekerjaan baru dimulai tahun 2014 untuk pengerjaan pembersihan lahan dan pondasi yakni di tahun saat presiden Joko Widodo terpilih.
Tidak hanya itu saja, Bandara Kertajati juga dimasukkan dalam Program Strategis Nasional (PSN). Pembangunan resmi berjalan sejak 2015 hingga 2017 kemudian dilakukan dengan menggunakan anggaran Kementerian Perhubungan.[9]
Adapun guna mengoperasionalkan bandara tersebut, Kementerian Perhubungan kemudian pada 22 Januari 2018 memfasilitasi penandatanganan perjanjian kerja sama penyelenggaraan jasa kebandarudaraan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) antara Pemprov Jabar, PT BIJB dan PT Angkasa Pura 2.[9]
Bandara ini diperkirakan menelan investasi mencapai Rp2,6 triliun.
Perkembangan
PT BIJB adalah badan usaha milik daerah yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2013 kemudian didirikan pada tanggal 24 November 2014. PT BIJB bertanggung jawab atas pembangunan, pengembangan dan pengoperasian sisi darat Bandar Udara Internasional Jawa Barat, juga memperluas Aerocity District yang terintegrasi dengan bandara untuk meningkatkan ekonomi sekitarnya.
Terletak di Majalengka, Jawa Barat, Bandara Internasional dan Aerocity Jawa Barat diharapkan menjadi masa depan layanan penerbangan yang mendukung aksesibilitas jalan utama, streamliner, dan pelabuhan. Konsep Aerocity diusulkan untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi yang ditopang oleh sumber daya alam dan pertanian yang sangat besar sehingga bandara ini selanjutnya menjadi penggerak perekonomian di Jawa Barat.
Bus DAMRI siap melayani rute dari Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati, Kabupaten Majalengka ke Bandung dimulai sejak Oktober 2018.[12][13]