Prof.Dr.Ali Wardhana (6 Mei 1928 – 14 September 2015) adalah salah satu anggota penasehat perekonomian orde baru dan pernah menjabat sebagai Menko Ekonomi, Keuangan, Industri dan Pengawasan Pembangunan, selama 5 tahun, yaitu antara tahun 1983-1988. Sebelumnya, Ia pernah menjadi Menteri Keuangan untuk periode tahun 1968-1983. Ali merupakan Menteri Keuangan termuda sekaligus terlama, ia menjabat selama 15 tahun. Menteri Keuangan terkemuka ini menjabat Dekan FEUI selama 10 tahun, yaitu antara tahun 1967 sampai 1978. Kepakarannya juga diakui lembaga internasional. Pada September 1971 ia terpilih sebagai Ketua Board of Governors Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional untuk periode 1971-1972.
Riwayat Hidup
Pendidikan
Ali Wardhana menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1958). Kemudian, melanjutkan studinya ke University of California di Berkeley dan memperoleh gelar Master of Arts pada tahun 1961. Pada tahun 1962, Ali berhasil menyelesaikan pendidikan doktoralnya dan meraih gelar Ph.D juga dari University of California dengan judul disertasi "Monetary Policy in an Underdeveloped Economy: with Special Reference to Indonesia".
Menteri
Ali Wardhana ditunjuk oleh Presiden Soeharto menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Pembangunan I pada tahun 1968. Awalnya ia menolak jabatan tersebut karena merasa tidak cakap, namun akhirnya ia diyakinkan oleh Soeharto yang kala itu juga baru menjabat sebagai Presiden untuk sama-sama belajar.[1] Menurut Mari Elka Pangestu dalam buku A Tribute to Ali Wardhana, Indonesia's Longest Serving Finance Minister: From His Writing and His Colleagues, Beliau mengabdi di sebagian besar waktu-waktu paling krusial selama dua dekade untuk membangun Indonesia, dimulai dengan di awal-awal tahun pemerintahan Orde Baru dengan menurunkan hiperinflasi, menstabilkan ekonomi, mendapatkan kepercayaan kembali, dan membangkitkan kembali ekonomi Indonesia.
Ali Wardhana dianggap sebagai penasihat ekonomi utama Soeharto saat era Orde Baru.[2] Beliau berhasil menyelamatkan ekonomi Indonesia dari krisis dalam waktu tiga tahun setelah menjabat. Kebijakan Ali yang dikenal sebagai "Balanced Budget", berhasil mengurangi hiperinflasi Indonesia dari 650 % menjadi 10 % saja.[2] Selain itu Ali Wardahana melakukan manufer dengan memanfaatkan hasil minyak bumi untuk mengatasi kemiskinan pada tahun 1970-an dan prestasi besar tersebut diakui oleh dunia. Setelah menjabat sebagai Menkeu selama 15 tahun, Ali kemudian menjabat sebagai Menko Ekonomi, Keuangan, Industri dan Pengawasan Pembangunan, selama 5 tahun, yaitu antara tahun 1983-1988. Setelah Ali tak lagi menjabat menteri, beliau menjadi penasihat bagi pemerintah dan nasihat serta sarannya selalu seputar ekonomi makro, kebijakan moneter, pembangunan sektor ekonomi, reformasi dan di saat pemerintahan dalam masa krisis dan sulit.
Karya Ilmiah
Beberapa Karya ilmiah baik nasional maupun internasional yang telah dipublikasikan antara lain:
"Foreign Exchange and its Implications in Indonesia", Ekonomi dan Keuangan Indonesia (Oktober 1957);
"Beberapa segi Transmigrasi Spontan di Indonesia", Ekonomi dan Keuangan Indonesia (Februari 1957);
"Inflasi dan Ketegangan-Ketegangan Strukturil", Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan (1965);
"Beberapa Catatan Mengenai Tindakan Pemerintah dibidang Ekonomi Moneter", seminar KAMI (1966);
"Angaran Moneter: Alat Stabilisasi atau Inflasi", Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan (1966),
"Economic Development and the Availability of Special Funds", Statement at the Annual Meeting of the Asian Development Bank (1969),
"Concessional Loans and Technical Assistance", Statement at the Annual Meeting of the Asian Development Bank (1970).[3]
Keluarga
Ali Wardhana menikah dengan Rendasih Ali Wardhana binti Sulaeman Sukantabrata atau Renny dan dikaruniai empat orang anak. Beliau meninggal dunia pada 14 September 2015 di Rumah Sakit Medistra, Kuningan, Jakarta pada usia 87 tahun.[4]