Theragāthā
Kitab Theragāthā (Pali untuk "Syair Thera"; disingkat Thag) adalah sebuah kitab suci Buddhisme Theravāda yang berisi kumpulan syair pendek dalam bahasa Pali yang diatributkan kepada para biksu anggota sangha masa Buddhisme awal. Kitab ini diklasifikasikan sebagai bagian dari Khuddakanikāya, kumpulan kitab minor dalam Suttapiṭaka. Sebuah kitab serupa, Therīgāthā, berisi ayat-ayat yang diatribusikan kepada para biksuni masa Buddhisme awal. EtimologiTheragāthā adalah sebuah kata berbahasa Pali, disusun dari kata maskulin thera ("senior") dan gāthā ("syair"). Daftar isiTheragāthā terdiri dari 264 puisi, yang dibagi menjadi 21 bab. Bab-bab didasarkan pada jumlah ayat dalam puisi, tetapi setelah bab 16, judul-judul bab hanya merupakan gambaran kasar.[1] Berbagai angka untuk jumlah keseluruhan syair dalam koleksi ini diberikan–tradisi lisan mengklaim 1360; 1294 disebutkan dalam ringkasan di dalam kitab; namun hitungan sederhana dari syair-syair tersebut menghasilkan angka 1279.[2] Hal ini mungkin terjadi karena beberapa versi Theragāthā digabungkan untuk menghasilkan versi kitab yang ada saat ini.[1] Meskipun sebagian besar syair diucapkan oleh para biksu yang menjadi sumber syair tersebut, beberapa syair tampaknya dikaitkan dengan Ānanda dengan cara lain– beberapa syair ditujukan kepada biksu yang menjadi sumber nama puisi tersebut, dan kumpulan syair yang dikaitkan dengan Ānanda berisi campuran syair yang dibacakan oleh atau untuk Ānanda pada berbagai kesempatan.[1] Beberapa syair dalam Theragāthā muncul di bagian lain dalam Tripitaka Pali, dikaitkan dengan para biksu yang sama.[2] Sebagian besar biksu yang disebutkan di Theragāthā hidup pada masa Sang Buddha, namun koleksi tersebut tampaknya terus bertambah hingga setidaknya Sidang Buddhis Ketiga.[1] Hilangnya syair-syair serupa yang terdapat dalam kitab Milindapañha menunjukkan bahwa, meskipun bab-bab lain terus ditambahkan ke dalam kitab Theragāthā selama kurun waktu sekitar 300 tahun, kitab ini pada akhirnya ditutup (diresmikan secara kanonis) dan disusun dalam bentuk final.[2][1] Berbagai pola kebahasaan metrum puisi yang berasal dari masa awal dan akhir Buddhisme digunakan, dan KR Norman menyarankan bahwa dimasukkannya cerita-cerita tentang mukjizat dan pertemuan para dewa merupakan indikasi penambahan di kemudian hari.[1] Beberapa syair dalam kitab ini tampaknya juga mencerminkan puisi sekuler kontemporer pada masanya, dengan pengubahan syair-syair romantis menjadi syair-syair religius.[2] Syair penting dari kitab Theragāthā mencakup puisi ke-8 dari bab ke-16, yang terdiri dari syair yang dibacakan oleh pembunuh yang telah bertobat, Aṅgulimāla, dan puisi ke-3 dari bab ke-17, yang di dalamnya, sepupu dan pengikut Buddha, Ānanda, berduka atas wafatnya Sang Buddha. Banyak syair Theragāthā yang menceritakan tentang usaha para biksu untuk mengatasi godaan Māra. Kitab terkaitKomentarSebuah kitab komentar tunggal yang dikaitkan dengan Dhammapāla (seorang biksu penafsir Sri Lanka) mencakup komentar untuk Theragāthā dan Therīgāthā.[2] Dalam suatu kasus, sebuah puisi yang awalnya merupakan satu kesatuan yang terkait dengan seorang biksu dan ibunya kemudian dipisah. Bagian puisi yang diutarakan biksu tersebut dimasukkan ke dalam kitab Theragāthā, dan bagian puisi yang diutarakan oleh ibunya dimasukkan ke dalam kitab Therīgāthā.[1] ParalelFragmen versi bahasa Sanskerta yang paralel dengan Theragāthā dan dilestarikan oleh aliran Sarvāstivāda, yang dikenal sebagai Sthaviragāthā, ditemukan di Turkestan dan diterbitkan pada tahun 1961.[1] TerjemahanBahasa Inggris
Pranala luar
Referensi
|