Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Tripitaka Tibet

Biksu muda sedang mencetak kitab suci. Sera Monastery, Tibet. 1993

Tripitaka Tibet atau Kanon Buddhis Tibet adalah daftar teks suci yang didefinisikan secara longgar dan diakui oleh berbagai aliran Buddhisme Tibet. Selain teks sutrayana dari aliran Buddhis awal (kebanyakan Sarvāstivāda) dan sumber Mahāyāna, Tripitaka Tibet juga menyertakan teks tantra.[1] Tripitaka Tibet mengalami kompilasi terakhir pada abad ke-14 oleh Buton Rinchen Drub (1290–1364).

Orang Tibet tidak memiliki kanon Mahāyāna yang disusun secara formal sehingga mereka merancang skema mereka sendiri yang membagi teks menjadi dua kategori besar:

  • Kangyur (Wylie: bka'-'gyur) atau "Kata-kata yang Diterjemahkan atau Vacana", terdiri dari karya-karya yang konon diucapkan oleh Sang Buddha sendiri. Semua teks mungkin berasal dari teks berbahasa Sanskerta, meskipun dalam banyak kasus teks Tibet diterjemahkan dari bahasa Tionghoa atau bahasa lain.
  • Tengyur (Wylie: bstan-'gyur) atau "Penjelasan Mendalam atau Shastra yang Diterjemahkan", adalah bagian yang diberi komentar, risalah, dan karya abhidharma (baik Mahāyāna maupun non-Mahāyāna). Tengyur berisi 3626 teks dalam 224 Jilid.

Referensi

  1. ^ Tibetan: rgyud. The distinction between sutra and tantra is not rigid. For example, in some editions the tantra section includes the Heart Sutra (Cf. Conze, The Prajnaparamita Literature, Mouton, the Hague, 1960, page 72.) and even versions of texts in the Pāli Canon (Mahasutras, Peter Skilling, Pali Text Society, volume I, page xxiv. The abbreviation DN there is given in the author's list, page xv, as Digha Nikaya, which is part of the Pali Canon.)
Kembali kehalaman sebelumnya