Kerenina merupakan keturunan campuran, Ibunya berasal dari Montana, Amerika Serikat dan ayahnya Tionghoa-Indonesia dari Bandung, Indonesia. Dia memiliki lima saudara, salah satunya adalah salah seorang selebriti terkenal di Indonesia, Steve Emmanuel, yang telah membintangi beberapa judul sinetron televisi.[2][3]
Kerenina menjalani home schooling saat kecil hingga remaja, dan pada tahun-tahun remajanya ia aktif berpartisipasi dalam beberapa proyek kemanusiaan di seluruh kepulauan Indonesia. Pada usia 22 tahun, Kerenina telah menerima 6 ijazah untuk studi kuliahnya, di bidang Hubungan Masyarakat, Sales and Marketing, Primary Teaching, Ekonomi, Seni Pertunjukan, serta Musik dan Seni,[4] yang semuanya diterbitkan oleh Christian Vocational Academy, lembaga pendidikan jarak jauh.[5]
Pada tahun terakhirnya di sekolah menengah, Kerenina menyelesaikan studinya di bidang Seni Pertunjukan, selama dia tinggal di Bali. Dia tampil dengan dengan kelompok tari yang berpartisipasi dalam beberapa kompetisi, dan berhasil menduduki tempat pertama dalam Festival Kesenian Jakarta 2001. Selain itu, dia juga mengambil kursus musik drum, dan mengikuti kursus vokal. Selama tahun pertama kuliah, dia menghabiskan satu tahun di India, di mana dia membantu mendirikan sekolah untuk anak-anak tuna rungu. Dia juga berperan aktif dalam mengkonsolidasikan hak-hak perempuan di lembaga pemasyarakatan wanita di New Delhi.
Sebagai akibat dari bencana Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam pada bulan Desember 2004, Kerenina menghabiskan waktu dua tahun untuk membantu membangun kembali Aceh. Selain berperan aktif dalam salah satu tim bantuan bencana, dia juga, dengan bantuan dari organisasi-organisasi lain, mendirikan proyek-proyek seperti, program pendidikan bagi anak-anak di lokasi pengungsian, mengatur pembangunan dan menyumbangkan lebih dari 100 kapal nelayan ke desa-desa nelayan di sekitar Banda Aceh.[6] Dia adalah kunci dalam pengembangan proyek klinik yang menyediakan pelayanan kesehatan bergerak pertama dan gratis di daerah tersebut pada saat itu, membawa peralatan medis dan obat-obatan gratis untuk 15 desa di wilayah Aceh.[7]
Pada usia 21 tahun, dia memutuskan untuk pindah dan hidup mandiri, selama 2 tahun mengajar mata pelajaran pengembangan diri dan psikologi anak di Sekolah Mentari, sebuah sekolah dasar di Jakarta.
Karier
Kerenina menghabiskan waktu luangnya dengan menjadi model iklan televisi serta mengikuti kegiatan peragaan busana dan pemotretan foto untuk majalah fashion. Pada bulan April 2009 dia mengikuti audisi kompetisi Miss Indonesia 2009 dan terpilih sebagai salah satu dari 33 finalis untuk memperebutkan gelar di kontes tersebut. Kerenina terpilih menjadi wakil dari DKI Jakarta dan bersama dengan 32 finalis lainnya mengikuti program karantina selama 2 minggu menjelang acara grand final kompetisi.
Kerenina membuat para juri kagum dengan kefasihannya berbahasa Inggris, serta sikap tenang dan elegan, mengesankan para juri dengan kemampuannya untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan kecerdasan yang luar biasa selama tahapan kompetisi, dia kemudian memenangkan gelar dan dinobatkan sebagai Miss Indonesia 2009, di acara Grand Final pada tanggal 5 Juni 2009.[6]
Pada tahun yang sama Kerenina juga dikirim sebagai wakil dari Indonesia untuk bersaing dalam kompetisi Miss World, pada bulan November dan Desember 2009. Di ajang tersebut, dia menduduki posisi ke 10 Miss Talent. Pada Beach Beauty, dia menjadi delegasi Indonesia pertama di Miss World disebut sebagai semi finalis dan berada di posisi 7. Sebagai Miss Sport, meskipun tidak diunggulkan. Timnya memenangkan medali emas.[8]
Setelah masa jabatannya sebagai Miss Indonesia berakhir, Nina kembali berfokus dalam dunia pemodelan serta rutin menggeluti olahraga pilates, yang menurutnya dapat membuatnya menjadi lebih tenang dan terkendali karena berfokus pada pernapasan serta pengencangan otot.[9]