Kata Geylang ditemukan dalam sejarah awal Singapura. Dalam rencana Jackson dan Franklin, direproduksi dalam buku John Crawfurd tahun 1828, Geylang muncul sebagai sungai, dirujuk di peta sebagai R. Gilang. Kata Geylang berasal dari bahasa Melayu, dan kemungkinan perubahan dari kata and kilang. Hal ini karena banyaknya pabrik pemrosesan untuk perkebunankelapalemongrass di daerah ini, dan ini bisa terjadi karena kilang-kilang itu beroperasi pada perkebunan kelapa untuk memproduksi minyak dari kopra.
Versi lain berkaitan dengan kemunculan suku orang gallang yang galak, salah satu dari banyak suku orang laut yang tinggal di sepanjang pesisir dan sungai di pulau Singapura. Orang gallang terkenal karena perompakan dan penjarahannya atas kapal bernasib malang di laut sekitar pulau Singapura.
Sejarah
Tempat ini telah menjadi pusat komunitas etnis Melayu Singapura sejak orang Melayu dan Orang Laut tinggal di sini setelah otoritas Inggris membubarkan desa terapungnya di muara Sungai Singapura pada pertengahan abad ke-19. Dari paruh terakhir 1800-an, daerah ini juga telah menjadi tempat bekumpulnya orang Melayu dan Arab yang kaya, khususnya dari keluarga Alsagoff, Alkaff dan Aljunied. Pada 1930-an, beberapa distrik eksklusif Melayu dibentuk, seperti Kampong Melayu, kemudian berubah menjadi Geylang Serai sekarang. Perkembangan hari ini yang disebut Malay Village diciptakan untuk meniru sejarah dan peninggalan pemukiman awal ini.
Geylang hari ini
Sebagian tak tersentuh proyek dan pengembangan kota dan sebegitu jauh terhindar dari proses gentrifikasi yang telah mengubah wajah Singapura sejak 1970-an, gabungan pemandangan rumah toko, hari yang ribut, serta kehidupan malam Geylang, termasuk distrik remang-remang (resmi), permukiman pekerja asing, dan loungekaraoke menyediakan pandangan alternatif dari unsur sisa Singapura modern yang umumnya tak dimiliki. Ruko sepanjang Geylang Road dilindungi dari pengembangan, dan beberapa restoran terkenal telah tumbuh sepanjang jalanan utama.
Transportasi
Untuk mencapai Geylang Road, ada beberapa stasiun MRT di sekitar Geyland Road, seperti Aljunied, Kallang dan Paya Lebar. Ada juga Terminal Bus Geylang Lorong 1 yang terletak di daerah perencanaan Kallang.
Referensi
Peter K G Dunlop (2000), Street Names of Singapore, Who's Who Publishing, ISBN 981-4062-11-1
Victor R Savage, Brenda S A Yeoh (2003), Toponymics - A Study of Singapore Street Names, Eastern Universities Press, ISBN 981-210-205-1