Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Diktator Romawi

Julius Caesar sebelum dibunuh menjabat sebagai diktator Romawi.

Dalam sejarah Romawi kuno, diktator (bahasa Latin: dictator) adalah pejabat luar biasa yang diberi wewenang penuh oleh Senat Romawi untuk memerintah selama keadaan darurat. Diktator biasanya ditunjuk dalam situasi krisis untuk jangka waktu terbatas, yang biasanya tidak melebihi enam bulan. Jabatan ini memberikan kekuasaan absolut kepada pemegangnya, melebihi kekuasaan konsuler, dengan tujuan menyelamatkan Republik Romawi dari ancaman eksternal atau internal. Namun, pada akhir masa Republik, jabatan diktator mengalami perubahan signifikan, terutama dengan munculnya Julius Caesar, yang menjadi diktator seumur hidup.

Sejarah Awal

Jabatan diktator pertama kali diperkenalkan pada masa awal Republik Romawi, sekitar tahun 501 SM. Menurut tradisi, Titus Lartius adalah diktator pertama yang ditunjuk pada tahun 501 SM untuk menghadapi ancaman dari Sabini. Meskipun ada banyak versi mengenai asal usul jabatan ini, tujuan utamanya selalu untuk mengatasi krisis dengan cepat tanpa harus mengikuti prosedur hukum biasa yang memerlukan waktu.

Kekuasaan dan Wewenang

Diktator diberikan kekuasaan yang luar biasa, termasuk imperium, yang memungkinkannya memimpin pasukan dan mengambil keputusan penting tanpa memerlukan persetujuan dari Senat atau majelis lainnya. Dalam periode normal, kekuasaan ini biasanya dibatasi oleh sistem checks and balances Romawi, tetapi dalam keadaan darurat, diktator memiliki kebebasan yang hampir tak terbatas untuk bertindak sesuai dengan kebutuhan negara.

Meskipun begitu, ada beberapa pembatasan, seperti larangan diktator meninggalkan wilayah Italia dan kewajiban untuk menyerahkan kekuasaan setelah krisis teratasi atau setelah masa enam bulan berlalu, tergantung mana yang terjadi lebih dulu. Selain itu, jabatan magister equitum, seorang letnan yang ditunjuk oleh diktator, juga memainkan peran penting dalam pemerintahan diktator.

Contoh Diktator Terkenal

Beberapa diktator yang terkenal dalam sejarah Romawi antara lain:

  • Lucius Quinctius Cincinnatus: Salah satu diktator paling terkenal dalam sejarah Romawi, Cincinnatus dikenal karena menyerahkan kekuasaan begitu krisis berakhir. Ia dipanggil dari ladangnya pada tahun 458 SM untuk menyelamatkan Roma dari invasi Aequi. Setelah mengalahkan musuh dalam waktu singkat, ia kembali ke kehidupannya sebagai petani, menjadi simbol kebajikan Romawi.
  • Fabius Maximus: Ditunjuk sebagai diktator pada tahun 217 SM selama Perang Punisia Kedua, Fabius dikenal dengan taktik "perang tarik ulur" yang berhasil melemahkan Hannibal secara bertahap, meskipun dikritik oleh banyak orang Romawi karena dianggap pengecut.
  • Julius Caesar: Caesar adalah diktator Romawi yang paling kontroversial, yang merusak sistem republik dengan menjabat sebagai diktator seumur hidup pada tahun 44 SM. Langkah ini dianggap sebagai salah satu penyebab utama jatuhnya Republik Romawi dan kebangkitan Kekaisaran Romawi di bawah penerusnya, Augustus.

Akhir dari Jabatan Diktator

Jabatan diktator mulai kehilangan relevansinya setelah penunjukan Julius Caesar sebagai diktator seumur hidup. Setelah pembunuhannya pada tahun 44 SM, Senat Romawi secara resmi menghapus jabatan diktator pada tahun 22 SM untuk mencegah terulangnya konsentrasi kekuasaan semacam itu di tangan satu individu. Augustus, penerus Caesar, secara resmi mendirikan Kekaisaran Romawi, yang mengakhiri era Republik dan dengan demikian mengakhiri kebutuhan akan jabatan diktator.

Referensi

  1. Cary, M., & Scullard, H. H. (1975). A History of Rome: Down to the Reign of Constantine. London: Macmillan Education UK.
  2. Lintott, A. (1999). The Constitution of the Roman Republic. Oxford: Oxford University Press.
  3. Broughton, T. R. S. (1951). The Magistrates of the Roman Republic. New York: American Philological Association.
  4. Mommsen, T. (1887). The History of Rome. London: Richard Bentley & Son.
  5. Scullard, H. H. (1981). From the Gracchi to Nero: A History of Rome from 133 B.C. to A.D. 68. London: Routledge.
Kembali kehalaman sebelumnya