Danau Tes atau dalam bahasa Rejang dikenal sebagai Bioa Têbêt Lai dan Danêu Tes, adalah salah satu dari sedikit danau yang ada di Provinsi Bengkulu.[1]Sungai Ketahun serta anak-anak sungainya merupakan sumber air utama bagi danau ini. Danau Tes sendiri terletak di kawasan hulu DAS Ketahun.[2] Sejak tahun 2018, status cagar alam (CA) yang disandang danau dan kawasan di sekitarnya diubah menjadi taman wisata alam (TWA) berdasarkan SK. Menteri LHK Nomor: SK.3558/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/5/2018.[3] TWA Danau Tes selanjutnya dibagi menjadi enam blok, yang meliputi blok perlindungan, pemanfaatan, tradisional, khusus, religi, dan rehabilitasi. Pembagian kawasan ke dalam blok-blok bertujuan agar dapat mengakomodasi kepentingan warga yang sejak lama mendiami daerah sekitar danau di satu sisi serta menjaga kelestarian alam kawasan di sisi lain.[3]
Etimologi
Nama danau ini berasal dari pohon tes yang menghasilkan buah yang enak dan ranum seperti mangga, tetapi berukur kecil.[4] Pohon tes dulu banyak tumbuh di tepian danau ini dan lama kelamaan danau pun dinamai berdasarkan tanaman yang ikonik atau banyak ditemui di sekitarnya. Penamaan berdasarkan tanda-tanda alam merupakan salah satu unsur toponimi masyarakat Rejang.[5]
Geografi dan iklim
Berada di luak Lebong yang dialiri sungai Ketahun dan diapit oleh Bukit Barisan, danau Tes mendapatkan curah hujan tinggi sepanjang tahun.[6] Intesitas hujan dalam setahun mencapai 2.700-3.500 mm, dengan jumlah bulan basah lebih banyak dibandingkan dengan bulan kering. Kawasan TWA Danau Tes menurut klasifikasi Schimidt dan Ferguson termasuk ke dalam tipe A, dengan nilai Q berkisar 0,9 – 7,7 %.[6]
Perbukitan di sisi timur danau memiliki morfologi bergelombang sedang sampai berat, dengan kemiringan 5-25%. Danau ini sendiri berada pada ketinggian 600 m.dpl.[7] Perbukitan di sekitar danau terdiri dari tutupan hutan, hutan pinus atau hutan buatan, serta berhektare-hektare perkebunan penduduk. Tanaman yang dibudidayakan umumnya adalah kopi.
Struktur tanah kawasan TWA Danau Tes berdasarkan peta eksplorasi tanah oleh Lembaga Penelitian Tanah, Bogor, tahun 1964, berskala 1:1.000.000 terdiri dari sebagian kecil tanah aluvial yang tidak peka terhadap erosi. Sebagian besar tanahnya merupakan jenis regosol, andosol, komplik podsolik coklat, serta podsol dan letosol, yang semuanya merupakan jenis tanah yang peka terhadap erosi. Secara geologi, kawasan ini terdiri dari resen dan tuva vulkan.[7]
Potensi danau
Potensi Danau Tes didukung dengan pemandangan di sekitar kawasan danau yang terletak di Kecamatan Lebong Selatan. Selain dikelilingi kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Danau Tes juga menyimpan pesona alam yang tak kalah menariknya untuk dikunjungi.
Selain sebagai tempat wisata, Danau Tes juga merupakan pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Bengkulu. Danau ini adalah salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Lebong, sekaligus danau terbesar di Provinsi Bengkulu. Danau yang terbentang dari Kutei Donok (Kota Donok) sampai ke Kelurahan Tes Kecamatan Lebong ini luasnya lebih kurang 750 hektare.[8]
Di Danau Tes, pengunjung juga dapat menyaksikan aktivitas penduduk desa di sekitar danau yang mayoritas mata pencahariannya adalah petani dan nelayan. Rutinitas mereka sehari-harinya adalah melakukan kegiatan seperti mengolah sawah, memancing, dan menangkap ikan di danau.[9] Pada setiap tahunnya di penghujung bulan Mei, di tempat ini biasanya diadakan acara ritual panen kizing/tiram air tawar.
Keanekaragaman hayati
Perbukitan di sebelah timur danau ini merupakan bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan dahulu termasuk ke dalam habitat harimau sumatra (Panthera tigris sondaica). Data tahun 2004 menunjukkan bahwa antara akhir 2003 hingga awal 2004, ada dua ekor harimau sumatra yang mati dan menjadi korban perburuan ilegal.[10] Laporan yang sama menyatakan bahwa patroli hutan pada 7 September 2004 berhasil mendeteksi seekor harimau jantan dewasa yang selamat, diduga menjadi satu-satunya penyintas perburuan liar di wilayah Lebong Selatan.[11] Selain harimau, para pemburu juga menargetkan populasi rusa (Cervus unicolor syn. Cervus aristotelis) yang hidup di sekitar Danau Tes.[12]
Terdapat 21 spesies ikan dari 12 famili di danau ini,[13] menjadikannya sebagai daerah dengan tingkat keanekaragaman ikan sedang.[14] Sebagian besar merupakan ikan air tawar, terutama anggota dari famili Siprinide, yang meliputi ikan sêpdok (Puntius binotatus), ikan mas (Cyprinus caprio), kêba'êu (Hampala macrolepidota), kan putiak (Tor douronensis), palau (Osteochilus hasseltii), Rasbora brigittae Vogt., Rasbora argyrotaenia, Lobocheilos bo, kan tidin (Glyptothorax platypogonoides), serta Nemacheilus spiniferus.[15] Ikan air tawar lain yang juga ditemukan adalah sidat (Anguilla marmorata Benn), gupi (Poecillia reticulate), dan kepala timah (Aplocheilus panchax).[15] Spesies-spesies ini beruaya ke danau Tes untuk mencari makanan, memijah, serta mengungsi dari kualitas lingkungan di hilir sungai yang memburuk. Selain itu terdapat pula ikan rawa, seperti sêpêt siam (Trichogaster pectoralis), sêpêt cer (Trichogaster tricopterus), kan wên (Channa striata), bujuk (Channa lucius), puyu (Anabas testudineus), limbek (Clarias batrachus), tiluk (Macrognathus maculates) dan ikan nila (Oreochromis niloticus).[15] Beberapa spesies di atas memiliki nilai gizi dan nilai ekonomis tinggi, serta terancam kelestariannya, terutama Tor douronensis dan Anguilla marmorata Benn.[16]
Akses transportasi
Danau yang menjadi ikon Kabupaten Lebong ini terletak di Kecamatan Lebong Selatan. Kutai Donok dan Tes adalah dua permukiman yang berada di pinggir danau ini. Danau Tes dapat dicapai menggunakan kendaraan darat (mobil atau motor) melalui jalan lintas Curup-Muara Aman atau jalan Padang Bano (Lebong via Bengkulu Utara).[17] Waktu tempuh dari ibu kota provinsi apabila melalui jalur Curup paling cepat empat jam. Sementara apabila melalui jalur Bengkulu Utara, lebih cepat satu jam, tetapi kondisi jalan relatif lebih jelek dan sempit.[17]
Terancam
Danau Tes mendapatkan suplai air terutama dari Air Ketahun dan Air Pau. Kedua sungai ini bermuara ke danau tes di desa Kota Donok.[18] Vegetasi di pinggiran Air Pau cukup terpelihara, sehingga daerah aliran sungai Air Pau perlu dijaga dan dipantau secara rutin untuk menjamin suplai air yang menuju ke danau. Sementara Air Ketahun yang kanan kirinya berupa berbukitan memungkinkan terjadinya erosi dan pengendapan sedimen yang dibawa ke dalam danau. Beberapa tahun yang lalu terjadi banjir bandang yang banyak membawa material dan masuk ke dalam badan air. Sehingga tampak sekali terjadi pendangkalan badan danau. Hal ini dikuatkan oleh beberapa beberapa orang tua penduduk asli desa Kota Donok. Mereka mengatakan bahwa sewaktu mereka muda kedalam air cukup dalam mungkin lebih dari 6-10 meter, namun saat ini kedalam air tidak lebih dari 2 meter. Keadaan ini dapat dilihat sepanjang pinggiran danau sudah sejak lama terjadi pelebaran pinggiran danau yang sudah ditumbuhi oleh semak, bahkan oleh penduduk sekitar telah diubah menjadi petak-petak.[19] Dengan terjadinya pendangkalan oleh proses sedimentasi yang terus-menerus, maka sewaktu-waktu dapat mengancam fungsi Danau Tes sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.[20][21]
Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional (1984). Sejarah Sosial Daerah Kota Bengkulu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. hlm. 50.