Danau Matano adalah sebuah danautektonik dengan ukuran panjang 28 kilometer dan lebar 8 kilometer di Sulawesi Selatan, tepatnya berada di ujung timur provinsi Sulawesi Selatan, berbatasan dengan Sulawesi Tengah. Danau ini berada sekitar 50 km dari kota Malili (Ibu kota Kabupaten Luwu Timur).[2]
Danau ini memiliki kedalaman sejauh 625 meter (1.969 kaki).[3] Permukaan air danau berada pada ketinggian 382 meter di atas permukaan laut sehingga kedalaman air danau dari permukaan laut adalah 243 meter (cryptodepression).[2]
Menurut WWF, danau ini adalah danau terdalam di Benua Asia serta terdalam kedelapan di dunia.[4]
Sejarah
Danau Matano terbentuk dari patahan (strike-slip fault) akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada masa Pleosen.[3] Umur danau diperkirakan berkisar antara 1-4 juta tahun yang lalu.[2] Berdasarkan analisis karakteristik endapan, Danau Matano merupakan danau tertua di antara empat danau lainnya yang membentuk sistem danau Malili (Towuti, Mahalona, Masapi, Lontoa).[5]
Dengan umur mencapai jutaan tahun, Danau Matano merupakan salah satu danau purba di dunia. Sampai saat ini para ilmuwan telah mengidentifikasi setidaknya 10 danau purba di dunia antara lain, Danau Matano, Danau Poso, Danau Biwa, Danau Baikal, Danau Kaspia, Danau Tanganyika, Danau Victoria, Danau Malawi, Danau Ohrid dan Danau Titicaca.[6]
Status
Taman Wisata Alam
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 274/Kpts/Um/4/1979 tanggal 24 April 1979 maka kawasan Danau Matano, Mahalona dan Towuti menjadi kawasan konservasi Taman Wisata Alam dengan nama Taman Wisata Alam Danau Matano, Taman Wisata Alam Danau Mahalona, dan Taman Wisata Alam Danau Towuti.[7] Dengan status taman wisata alam maka Danau Matano adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.[8]
Global Ecoregions
Keunikan danau, ekosistem dan keragaman hayati yang sangat endemis membuat Danau Matano dimasukkan dalam kategori Global Ecoregions oleh World Wide Fund for Nature.[9]
Keragaman Hayati
Danau Matano merupakan habitat bagi beberapa spesies fauna dan floraendemik.
Fauna
Danau Matano memiliki 6 spesies kerang (Tylomelania), 3 spesies kepiting (Gecarcinucidae), 6 spesies udang dan 10 spesies ikan bersirip tajam (Thelmaterinidae).[3] Salah satu spesies yang menarik adalah ikan butini (Glossogobius matanensis) yang hidup di dasar danau.[10]
Ikan Opudi (Telmatherina celebensis) termasuk salah satu ikan hias yang diperdagangkan baik dalam negeri maupu luar negeri. Nama dagang ikan ini adalah Celebes Rainbow Fish atau Celebes Sail Fish.[11]
Flora
Danau Matano memiliki 7 spesies tanaman endemik.[10] Syamsiah dkk. dari Universitas Negeri Makassar telah mengidentifikasi 3 jenis tumbuhan pinang-pinangan (Hydriastele) yang masuk dalam kategori endemik.[12] H.C. Hopkins menyatakan bahwa Weinmannia devogelii H.C. Hopkins merupakan tumbuhan endemik Danau Matano.[13]
Pemanfaatan
Sumber Air Minum
Mata air Danau Matano berasal dari Desa Matano. Oleh warga setempat mata air tersebut telah dibuatkan tembok persegi sehingga menjadi kolam berukuran 12 x 8 meter. Gelembung-gelembung air yang tak henti bermunculan di atas permukaan kolam.[10] Airnya sangat jernih. Penduduk yang tinggal di sekeliling danau menggunakan air danau sebagai bahan baku air minum.
Pembangkit Listrik Tenaga Air
Sebagai sumber daya alam yang sangat potensial maka perusahaan tambang nikel terbesar kedua dunia, PT.INCO (kini PT Vale Indonesia) memanfaatkan Sungai Larona yang berhulu dari Danau Matano sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk pemanfaatan di pabrik, dan juga untuk penggunaan oleh masyarakat.[14]
Pariwisata
Danau Matano merupakan daerah wisata saat berlibur, sebagai tempat berkumpulnya keluarga, acara kelas, reuni dan lain-lain. Lokasi wisata yang populer antara lain Pantai Ide, Pantai Kupu-kupu dan Pantai Salonsa.[15]
Kondisi air Danau Matano yang hangat, sangat dalam, kaya kandungan besi tetapi minim kandungan oksigen oleh banyak peneliti dianggap memiliki kondisi yang sama dengan kondisi laut bumi pada masa Archaean Eon sekita 2,5 miliar tahun yang lalu.[17]