Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Unsur periode 7

Periode 7 dalam tabel periodik
Hidrogen Helium
Lithium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluor Neon
Natrium Magnesium Aluminium Silikon Fosfor Sulfur Clor Argon
Potasium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Chromium Mangan Besi Cobalt Nikel Tembaga Seng Gallium Germanium Arsen Selen Bromin Kripton
Rubidium Strontium Yttrium Zirconium Niobium Molybdenum Technetium Ruthenium Rhodium Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Caesium Barium Lanthanum Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium Hafnium Tantalum Tungsten Rhenium Osmium Iridium Platinum Gold Mercury (element) Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Francium Radium Actinium Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson

Sebuah unsur periode 7 adalah salah satu dari unsur kimia pada baris (atau periode) ketujuh dalam susunan berkala unsur kimia, termasuk aktinida. Tabel periodik disusun dalam baris-baris untuk menggambarkan keberulangan tren (periodik) perilaku kimia unsur-unsur sejalan dengan kenaikan nomor atom: baris baru dimulai ketika perilaku kimia mulai berulang, artinya bahwa unsur dengan perilaku yang sama terdapat pada kolom vertikal yang sama.

Periode 7 mengandung 32 unsur, dimulai dari fransium dan diakhiri oleh oganeson, unsur paling berat yang sudah ditemukan saat ini. Sesuai kaidah, unsur periode 7 mengisi kulit 7s terlebih dahulu, kemudian berturut-turut kulit 5f, 6d, dan 7p, tetapi terdapat perkecualian, seperti uranium.

Sifat-sifat

Seluruh unsur periode 7 adalah radioaktif. Periode ini berisi aktinida, yang mengandung unsur alami terberat, californium; unsur berikutnya harus disintesis secara artifisial. Meskipun salah satu dari ini (einsteinium) sekarang tersedia dalam jumlah makroskopik, sebagian besar lainnya sangat langka, hanya dibuat dalam jumlah mikrogram atau kurang. Terakhir, unsur transaktinida hanya telah diidentifikasi di laboratorium sebagai tumpukan sedikit atom pada suatu waktu.

Meskipun kelangkaan dari banyak unsur ini menunjukkan bahwa hasil eksperimen yang tidak terlalu luas, pendefinisian tren periodik dan golongan mereka kurang baik dibandingkan periode lainnya. Sementara fransium dan radium menunjukkan sifat khas golongan masing-masing, aktinida menampilkan variasi yang jauh lebih besar dalam hal perilaku dan tingkat oksidasi daripada lantanida. Keanehan ini disebabkan berbagai faktor, termasuk derajat penggandengan spin-orbit (bahasa Inggris: spin-orbit coupling) yang besar serta efek relativistik, utamanya disebabkan oleh muatan listrik positif yang sangat tinggi dalam inti atom mereka yang masif.

Unsur kimia

Unsur kimia Deret kimia Konfigurasi elektron Keterjadian
 
87 Fr Fransium Logam alkali [Rn] 7s1 Dari peluruhan
88 Ra Radium Logam alkali tanah [Rn] 7s2 Dari peluruhan
89 Ac Aktinium Aktinida [Rn] 6d1 7s2 (*) Dari peluruhan
90 Th Torium Aktinida [Rn] 6d2 7s2 (*) Primordial
91 Pa Protaktinium Aktinida [Rn] 5f2 6d1 7s2 (*) Dari peluruhan
92 U Uranium Aktinida [Rn] 5f3 6d1 7s2 (*) Primordial
93 Np Neptunium Aktinida [Rn] 5f4 6d1 7s2 (*) Dari peluruhan
94 Pu Plutonium Aktinida [Rn] 5f6 7s2 Primordial
95 Am Americium Aktinida [Rn] 5f7 7s2 Sintetis
96 Cm Curium Aktinida [Rn] 5f7 6d1 7s2 (*) Sintetis
97 Bk Berkelium Aktinida [Rn] 5f9 7s2 Sintetis
98 Cf Californium Aktinida [Rn] 5f10 7s2 Sintetis
99 Es Einsteinium Aktinida [Rn] 5f11 7s2 Sintetis
100 Fm Fermium Aktinida [Rn] 5f12 7s2 Sintetis
101 Md Mendelevium Aktinida [Rn] 5f13 7s2 Sintetis
102 No Nobelium Aktinida [Rn] 5f14 7s2 Sintetis
103 Lr Lawrencium Aktinida [Rn] 5f14 7s2 7p1 (*) Sintetis
104 Rf Rutherfordium Logam transisi [Rn] 5f14 6d2 7s2 (probably) Sintetis
105 Db Dubnium Logam transisi [Rn] 5f14 6d3 7s2 (?) Sintetis
106 Sg Seaborgium Logam transisi [Rn] 5f14 6d4 7s2 (?) Sintetis
107 Bh Bohrium Logam transisi [Rn] 5f14 6d5 7s2 (?) Sintetis
108 Hs Hasium Logam transisi [Rn] 5f14 6d6 7s2 (?) Sintetis
109 Mt Meitnerium Logam transisi (?) [Rn] 5f14 6d7 7s2 (?) Sintetis
110 Ds Darmstadtium Logam transisi (?) [Rn] 5f14 6d8 7s2 (?) Sintetis
111 Rg Roentgenium Logam transisi (?) [Rn] 5f14 6d9 7s2 (?) Sintetis
112 Cn Copernicium Logam transisi [Rn] 5f14 6d10 7s2 (?) Sintetis
113 Uut Ununtrium Logam pasca transisi (?) [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p1 (?) Sintetis
114 Fl Flerovium Logam pasca transisi [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p2 (?) Sintetis
115 Uup Ununpentium Logam pasca transisi (?) [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p3 (?) Sintetis
116 Lv Livermorium Logam pasca transisi (?) [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p4 (?) Sintetis
117 Uus Ununseptium Metaloid (?) [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p5 (?) Sintetis
118 Uuo Ununoctium Gas mulia (?) [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p6 (?) Sintetis

(?) Prediksi

(*) Perkecualian dari Aturan Madelung.

Fransium dan radium

Fransium dan radium merupakan unsur-unsur blok-s pada periode 7.

Francium (/ˈfrænsiəm/ FRAN-see-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Fr dan nomor atom 87. Sebelumnya dikenal sebagai eka-sesium dan aktinium K.[catatan 1] Fransium adalah salah satu dari dua unsur yang paling kurang elektronegatif, lainnya adalah sesium. Fransium adalah logam yang sangat radioaktif yang meluruh menjadi astatin, radium, dan radon. Sebagai suatu logam alkali, ia mempunyai satu elektron valensi. Fransium ditemukan oleh Marguerite Perey di Prancis (rujukan nama unsur ini) pada tahun 1939. Fransium adalah unsur terakhir yang ditemukan di alam, dan bukan karena sintesis.[catatan 2] Di luar laboratorium, fransium teramat sangat langka, dengan sejumlah renik dijumpai dalam bijih uranium dan torium, tempat isotop fransium-223 terus terbentuk dan meluruh secara kontinu. Sejumlah 20–30 g (satu ounce) ada pada waktu tertentu di seluruh kerak bumi; isotop lainnya sepenuhnya sintetis. Jumlah terbesar yang diproduksi di laboratorium adalah suatu gugusan dengan lebih dari 300.000 atom.[1]

Radium (/ˈrdiəm/ RAY-dee-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ra dan nomor atom 88. Radium adalah logam alkali tanah yang hampir putih murni, tetapi mudah teroksidasi ketika terpapar udara, menjadi berwarna hitam. Seluruh isotop radium sangat radioaktif, dengan isotop yang paling stabil adalah radium-226, dengan waktu paruh 1601 tahun dan meluruh menjadi gas radon. Oleh karena ketakstabilannya, radium berluminesensi, memancarkan cahaya biru samar. Radium, dalam bentuk radium klorida, ditemukan oleh Marie Skłodowska-Curie dan Pierre Curie pada tahun 1898. Mereka mengekstraksi senyawa radium dari uraninite dan mempublikasikan penemuannya pada French Academy of Sciences lima hari kemudian. Radium diisolasi dalam kondisi logamnya oleh Marie Curie dan André-Louis Debierne melalui elektrolisis radium klorida pada tahun 1910. Sejak ditemukannya, radium telah diberi nama seperti radium A dan radium C2 untuk beberapa isotop unsur lain yang merupakan produk peluruhan radium-226. di alam, radium dijumpai dalam bijih uranium dalam jumlah renik yaitu sepertujuh gram per ton uraninite. Radium tidak diperlukan bagi organisme hidup, dan efek kesehatannya merugikan ketika terlibat ke dalam proses biokimia karena radioaktivitasnya dan reaktivitas kimianya.

Aktinida

Bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki memiliki hulu ledak plutonium.[2]

Deret aktinida atau aktinoid (Tata nama IUPAC) merujuk pada 15 unsur logam dengan nomor atom dari 89 hingga 103, aktinium hingga lawrencium.[catatan 3][3][4][5]

Deret aktinida mendapat namanya dari unsur golongan 3 aktinium. Seluruh aktinida, kecuali satu, adalah unsur-unsur blok-f, merujuk pada pengisian kulit elektron 5f; lawrencium, sebuah unsur blok-d, juga umumnya dianggap sebagai suatu aktinida. Jika dibandingkan dengan lantanida, yang juga sebagian besar adalah unsur blok-f, aktinida menunjukkan lebih banyak variasi dalam hal valensi.

Di antara seluruh aktinida, torium dan uranium terjadi secara alami dalam jumlah yang substansial, primordial, dan sejumlah kecil plutonium alami juga telah diidentifikasi. Peluruhan radioaktif uranium menghasilkan sejumlah transien aktinium dan protaktinium, serta atom-atom neptunium, amerisium, curium, berkelium dan californium kadang-kadang dihasilkan dari reaksi transmutasi dalam bijih uranium. Aktinida lainnya adalah murni unsur sintetis.[3][6] Uji senjata nuklir telah membebaskan setidaknya enam aktinida yang lebih berat daripada plutonium ke lingkungan; analisis puing-puing dari 1.952 ledakan bom hidrogen menunjukkan adanya amerisium, curium, berkelium, californium, einsteinium dan fermium.[7]

Seluruh aktinida adalah radioaktif dan membebaskan energi saat peluruhan radioaktif; uranium dan torium alami, serta plutonium yang diproduksi secara sintetik adalah aktinida paling melimpah di Bumi. Ketiganya digunakan dalam reaktor nuklir dan senjata nuklir. Uranium dan torium juga memiliki beragam penggunaan, baik saat ini maupun dalam sejarahnya, dan amerisium digunakan dalam bejana ionisasi detektor asap paling modern.

Dalam penyajian tabel periodik, lantanida dan aktinida umumnya disajikan sebagai dua baris tambahan di bawah tabel utama,[3] dengan penanda letak atau unsur tunggal yang terpilih dari masing-masing deret (baik lantanum atau lutesium, dan aktinium atau lawrencium) ditampilkan dalam sel tunggal pada tabel utama, di antara barium dan hafnium, dan di antra radium dan rutherfordium. Konvensi ini sepenuhnya berdasarkan estetika dan kepraktisan format; tabel periodik format lebar (32 kolom) yang jarang digunakan menunjukkan deret lantanida dan aktinida dalam kolom-kolom mereka yang sesuai, sebagai bagian dari baris (periode) keenam dan ketujuh tabel periodik.

Transaktinida

Unsur transaktinida (disebut juga transaktinida, atau unsur super berat) adalah unsur kimia dengan nomor atom yang lebih besar daripada aktinida, unsur terberat adalah lawrensium (103).[8][9] Seluruh transaktinida periode 7 telah ditemukan, termasuk unsur 118.

Unsur transaktinida juga merupakan unsur transuranium, yaitu, mempunyai nomor atom lebih besar daripada uranium (92), suatu aktinida. Perbedaan lebih lanjut untuk unsur dengan nomor atom yang lebih besar daripada aktinida menjadi signifikan dalam beberapa hal:

  • Seluruh unsur transaktinida memiliki elektron pada subkulit 6d pada keadaan dasar (dan oleh karena itu diletakkan pada blok-d). Aktinida terakhir, lawrensium, juga memiliki satu elektron pada subkulit 6d.
  • Selain dubnium, unsur-unsur transaktinida memiliki waktu paruh yang teramat sangat pendek, diukur dalam satuan detik atau lebih kecil, bahkan untuk isotop yang berusia panjang sekalipun.
  • Kontroversi penamaan unsur melibatkan lima atau enam unsur pertama transaktinida. Unsur-unsur ini kemudian menggunakan tiga huruf nama sistematis selama bertahun-tahun setelah diketemukan dan dikonfirmasi. (Biasanya nama tiga huruf digantikakn dengan nama dua huruf yang lebih pendek setelah penemuan dikonfirmasi.)

Transaktinida adalah radioaktif dan hanya dapat diperoleh secara sintetis di laboratorium. Tak satupun unsur-unsur ini didapat sebagai sampel makroskopis. Unsur-unsur transaktinida seluruhnya dinamakan menggunakan nama fisikawan atau kimiawan atau lokasi penting yang terlibat dalam sintesis unsur tersebut.

Kimiawan penerima penghargaan Nobel Glenn T. Seaborg, yang pertama kali mengajukan konsep aktinida sehingga muncul deret aktinida yang diterima luas, juga mengusulkan adanya deret transaktinida mulai dari unsur 104 hingga 121 dan deret superaktinida dengan cakupan unsur 122 hingga 153. Transaktinida seaborgium dinamakan untuk menghormatinya.

Istilah transaktinida adalah kata sifat, dan tidak umum digunakan sendiri sebagai kata benda untuk merujuk pada unsur transaktinida.

IUPAC mendefinisikan suatu unsur dianggap ada jika umurnya lebih dari 10−14 detik, waktu yang diperlukan oleh inti atom untuk membentuk awan elektron.[10]

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Ternyata adalah isotop yang paling stabil, fransium-223
  2. ^ Beberapa unsur sintetis, seperti teknesium, akhirnya telah dijumpai di alam.
  3. ^ Meskipun "aktinoid" (bukan "aktinida") berarti "seperti-aktinium" dan oleh karenanya harus mengecualikan aktinium, unsur tersebut biasanya dimasukkan dalam deret ini.

Referensi

  1. ^ Luis A. Orozco (2003). "Francium". Chemical and Engineering News. 
  2. ^ The Manhattan Project. An Interactive History. US Department of Energy
  3. ^ a b c Gray, Theodore (2009). The Elements: A Visual Exploration of Every Known Atom in the Universe. New York: Black Dog & Leventhal Publishers. hlm. 240. ISBN 978-1-57912-814-2. 
  4. ^ Actinide element, Encyclopædia Britannica on-line
  5. ^ Connelly, Neil G.; et al. (2005). "Elements". Nomenclature of Inorganic Chemistry. London: Royal Society of Chemistry. hlm. 52. ISBN 0-85404-438-8. 
  6. ^ Greenwood, p. 1250
  7. ^ Fields, P.; Studier, M.; Diamond, H.; Mech, J.; Inghram, M.; Pyle, G.; Stevens, C.; Fried, S.; Manning, W. (1956). "Transplutonium Elements in Thermonuclear Test Debris". Physical Review. 102 (1): 180. Bibcode:1956PhRv..102..180F. doi:10.1103/PhysRev.102.180. 
  8. ^ IUPAC Provisional Recommendations for the Nomenclature of Inorganic Chemistry (2004) (online draft of an updated version of the "Red Book" IR 3–6)
  9. ^ Morss, Lester R.; Edelstein, Norman M.; Fuger, Jean, ed. (2006). The Chemistry of the Actinide and Transactinide Elements (edisi ke-3rd). Dordrecht, The Netherlands: Springer. ISBN 978-1-4020-3555-5. 
  10. ^ Transactinide-2 di kernchemie.de
Kembali kehalaman sebelumnya