Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Srutakirti

Srutakirti
श्रुतकीर्ति
Tokoh Ramayana
NamaSrutakirti
Ejaan Dewanagariश्रुतकीर्ति
Ejaan IASTŚrutakīrti
Kitab referensiRamayana
AsalMithila
KediamanAyodhya, kemudian pindah ke Mathura
AyahKusadwaja
IbuCandrabaga
SaudaraMandawi
SuamiSatrugna
AnakSubahu dan Satrugati

Srutakirti (Dewanagari: श्रुतकीर्ति; ,IASTŚrutakīrti, श्रुतकीर्ति) adalah nama seorang putri yang dikisahkan dalam wiracarita Hindu Ramayana. Ia merupakan anak dari Raja Kusadwaja dengan Permaisuri Candrabaga.[1] Ia menikah dengan Satrugna, adik Rama.[2] Menurut kepercayaan Hindu, Srutakirti merupakan inkarnasi dari cakram Dewi Lakshmi.[3]

Kisah

Srutakirti merupakan putri bungsu Raja Kusadwaja. Kakak Srutakirti yang bernama Mandawi menikah dengan Bharata, adik Rama.[4]

Srutakirti menikah dengan putra bungsu Raja Dasarata yang bernama Satrugna. Mereka memiliki dua putra yang diberi nama Subahu dan Satrugati.[5] Kemudian, Srutakirti menjadi ratu di Madhupura (Mathura) setelah suaminya berhasil merebut kota tersebut dari raksasa Lawanasura. Ia berperan sebagai penasihat bagi suaminya.[6]

Referensi

  1. ^ Dawar, Sonalini Chaudhry (2006). Ramayana, the Sacred Epic of Gods and Demons (dalam bahasa Inggris). Om Books International. ISBN 9788187107675. 
  2. ^ www.wisdomlib.org (2015-09-21). "Shrutakirti, Śrutakīrti, Śrutakīrtī, Shruta-kirti: 11 definitions". www.wisdomlib.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-03. 
  3. ^ https://books.google.co.in/books?id=SOZsEAAAQBAJ&pg=PT16&lpg=PT16&dq=gomati+the+chakra+of+lakshmi+and+wife+of+sudarshan&source=bl&ots=aO3CMLxsi9&sig=ACfU3U0N2S_t1q81xx80e7nuONEQ4HaKTQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjP1Yabns-BAxXbbmwGHRteAck4HhDoAXoECBMQAg
  4. ^ Prakāśa, Veda; Guptā, Praśānta (1998). Vālmīkī Rāmāyaṇa (dalam bahasa Inggris). Ḍrīmalaiṇḍa Pablikeśansa. ISBN 978-81-7301-254-9. 
  5. ^ "The Ramayana and Mahabharata: Conclusion". www.sacred-texts.com. Diakses tanggal 2020-08-07. 
  6. ^ Pargiter, F.E. (1972). Ancient Indian Historical Tradition, Delhi: Motilal Banarsidass, p.170.
Kembali kehalaman sebelumnya