Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Pembaptisan Yesus

Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis. Sebuah ikon dari Rusia

Pembaptisan Yesus merupakan peristiwa di mana Yesus Kristus datang kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptiskan dan menjadi tanda permulaan pelayanan-Nya. Peristiwa ini dicatat di keempat Injil dalam Alkitab Kristen.[1]

Diceritakan bahwa pada usia tiga puluh tahun Yesus memulai pelayanannya. Ia mula-mula pergi ke sungai Yordan, di sana ada Yohanes Pembaptis yang mengajak orang untuk percaya kepada Allah dan membaptiskan mereka di sungai. Yesus pun lalu dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, meskipun semula Yohanes merasa tidak layak karena ia tahu bahwa Yesus adalah Tuhan. Pada saat dibaptis Roh Kudus turun ke atas Yesus dalam rupa burung merpati dan terdengar suara dari surga yang mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Setelah dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, Yesus lalu pergi ke padang gurun dan berpuasa 40 hari 40 malam. Di sana Yesus dicobai Iblis tiga kali banyaknya dan tiga kali pula Yesus mengalahkan setiap pencobaan yang dihadapi.[2]

Kebanyakan ilmuwan modern menerima cerita pembaptisan Yesus oleh Yohanes sebagai peristiwa sejarah dengan tingkat kepastian yang tinggi.[3][4][5][6] Bersama dengan cerita penyaliban Yesus kebanyakan pakar memandangnya sebagai dua fakta sejarah yang paling dapat dipastikan kebenarannya mengenai Yesus, dan sering dijadikan titik mula penelitian mengenai hakikat Yesus sebagai tokoh dalam sejarah.[7]

Kisah pembaptisan Yesus

Peristiwa ini dicatat pada Alkitab Kristen bagian Perjanjian Baru, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.

Tampilnya Yohanes Pembaptis

Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.[8] Maka sejak waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan ke seluruh daerah Yordan dan memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.[9] Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."[10]

Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya (seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat nabi Yesaya) ketika ia berkata: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.[11] Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan."[12]

Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.[13]

Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.[14]

Lukisan Francesco Albani (abad ke-17) Baptism of Christ ("Pembaptisan Yesus") adalah pengambaran tipikal dengan langit terbuka dan Roh Kudus turun dalam rupa seperti burung merpati.[15]

Yesus datang untuk dibaptis

Maka datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea ke sungai Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya (di sungai Yordan).[16] Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.[17]

Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga sudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan Ia berdoa. Pada waktu Ia sedang berdoa, maka langit terbuka (Injil Markus: "terkoyak") dan Ia melihat Roh Allah (Injil Lukas: "Roh Kudus") dalam rupa seperti burung merpati turun ke atas-Nya,[18] lalu terdengarlah suara dari sorga (Injil Lukas: "langit") yang mengatakan: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."[19] (Injil Matius: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."[20])
Kaca jendela bergambar mengenai pembaptisan Yesus oleh Tiffany.

Kemudian Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian tentang Yesus: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel." Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah."[21]

Peristiwa-peristiwa kemudian

  • Segera sesudah pembaptisan itu Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.[22] Setelah kembali dari padang gurun, Ia memulai pekerjaan-Nya. Ketika itu Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun.[23] Mula-mula Yesus kembali ke tempat Yohanes membaptis, dan diperkenalkan kepada orang banyak, termasuk dua murid pertama-Nya, Andreas dan Yohanes. Setelah itu Ia kembali ke Galilea dan memusatkan pekerjaan di sana; selain itu juga tiga kali setahun ke Yerusalem untuk memperingati hari-hari raya menurut perintah Taurat.
  • Dengan banyak nasihat lain Yohanes Pembaptis memberitakan Injil kepada orang banyak. Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya (yang diambilnya menjadi isteri), dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya, raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara.[24]

Lokasi

Sebagian peta kuno "Peta Madaba" menunjukkan dua kemungkinan lokasi pembaptisan Yohanes

Injil Yohanes (Yohanes 3:23) menyebutkan "Ainon (Ænon), dekat Salim", sebagai salah satu tempat di mana Yohanes Pembaptis membaptiskan orang banyak, "sebab di situ banyak air".[25][26]

Selain itu, sebelumnya dalam Yohanes 1:28 dinyatakan bahwa Yohanes membaptis di "Betania yang di seberang sungai Yordan".[25] Ini tidak sama dengan desa Betania yang terletak dekat (di sebelah timur) Yerusalem, tetapi umumnya diyakini sebagai kota Betania, yang juga disebut Betabara di daerah Perea (sekarang di dalam wilayah negara Yordania).[26] Lokasi Bethabara ini didukung oleh Origen, yang pindah dan tinggal di daerah itu dari Alexandria pada abad ke-3.[27] Pada abad ke-4, Eusebius dari Kaisarea menyatakan lokasinya di "sebelah barat" sungai Yordan, dan mengikuti pendapatnya, "Peta Madaba" kuno dari zaman awal Bizantin menunjukkan lokasi Betabara sebagai "Βέθαβαρά".[27]

Tempat favorit untuk ziarah orang Kristen ke tempat pembaptisan Yesus di sungai Yordan adalah di dekat kota Yerikho.[28][29] Terletak di tepi sungai Yordan pada tempat bernama Al-Maghtas (artinya baptisan, atau penyelaman dalam bahasa Arab), tempat yang memungkinkan ini ditemukan pada ekskavasi yang disponsori oleh UNESCO.[30]

Al-Maghtas pernah dikunjungi oleh Paus Yohanes Paulus II pada bulan Maret 2000, dan ia mengatakan: "Dalam pikiranku aku melihat Yesus turun ke dalam air sungai Yordan tidak jauh dari sini untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis".[31]

Salah satu tempat yang memungkinkan sebagai lokasi pembaptisan di sungai Yordan

Makna Baptisan Yesus

Banyak pertanyaan muncul di sekitar baptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis, berkenaan dengan apakah Yesus berdosa sehingga perlu dibaptis. Para teolog menyimpulkan bahwa baptisan Yesus mempunyai makna yang lain. Baptisan ini dimaksudkan sebagai tanda solidaritas Yesus dengan manusia yang berdosa. Perlu diketahui pula bahwa sakramen baptisan sebenarnya sarana Allah untuk menghapus dosa manusia. Setelah pembaptisan, dosa asal dan dosa pribadi seseorang dihapuskan. Namun, pembaptisan bukan tanda bahwa orang itu pasti masuk surga. Orang tersebut juga masih bebas memilih perbuatan kudus atau perbuatan dosa. Demikian pula Yesus dibaptis sebagai simbol dimulainya pelayanan pengabaran Kerajaan Surga yang dilakukannya dalam periode selama sekitar tiga setengah tahun hingga Yesus mati disalibkan.

Komentar sejumlah tokoh-tokoh gereja

Kitab-kitab Injil bukanlah satu-satunya sumber mengenai pembaptisan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Dalam Kisah Para Rasul 10:37-38, rasul Petrus menyebutkan bahwa pelayanan Yesus mengikuti "baptisan yang dikabarkan oleh Yohanes".[32]

Selain itu sejumlah Bapa gereja, yaitu tokoh Kristen pada gereja perdana, juga menulis mengenai peristiwa tersebut:

St. Theophilus dari Antiokhia, kepada Autolycus 2:16 (~ tahun 181 M)

"Lagipula, segala zat yang diciptakan dari air diberkati oleh Allah, sehingga menjadi tanda pula bagi orang-orang yang di kemudian hari menerima pertobatan dan pengampunan dosa-dosa melalui air dan baptisan penghidupan kembali -- semua yang menuju kepada kebenaran dan dilahirkan kembali dan menerima berkat dari Allah"

St. Irenaeus dari Lyons, Fragmen 34 (~ tahun 190 M).

"Dan [Naaman] menyelamkan diri ... tujuh kali di sungai Yordan" [2 Raja-raja 5:14]. Hal itu bukannya tidak berarti bagi Naaman pada zaman dahulu, ketika menderita penyakit kusta, dimurnikan pada saat dibaptis, tetapi [merupakan] sebagai indikasi kepada kita. Karena sebagaimana kita berpenyakit kusta dosa, kita dibuat menjadi bersih, dengan air kudus dan Firman Tuhan, dari pelanggaran-pelanggaran kita yang lama, dihidupkan kembali secara rohani sebagai bayi-bayi yang baru lahir, sebagaimana Tuhan menyatakan: "Kalau seorang tidak dilahirkan kembali melalui darah dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga."

St. Klemens dari Alexandria, Pengajaran untuk Anak-anak 1:6:26:1 (sebelum 202 M)

"Ketika kita dibaptis, kita diterangi. Selagi diterangi, kita diadopsi menjadi anak. Sesudah diadopsi sebagai anak, kita disempurnakan. Sesudah disempurnakan, kita menjadi kekal ...."dan anak-anak Yang Maha Tinggi" [Mazmur 82:6]. Karya ini secara bervariasi disebut, anugerah, pencerahan, penyempurnaan, dan pencucian. Adalah pencucian dengan mana kita dibersihkan dari dosa-dosa; suatu pemberian anugerah dengan mana hukuman atas dosa-dosa kita sudah dihapuskan; suatu pencerahan dengan mana kita menerima cahaya keselamatan yang kudus -- yaitu, dengan mana kita melihat Allah dengan jelas; dan kita menyebutnya kesempurnaan yang tidak ada kekurangannya. Sesungguhnya, jika seseorang mengenal Allah, apa lagi yang diperlukannya? Tentunya kita yang tidak sempurna menerima pemberian sejati dari anugerah Allah. karena Allah itu sempurna, maka pemberian-Nya adalah sempurna".
"Sebelum Yohanes Pembaptis tidak ada sakramen pembaptisan, dan sebelum kedatangan Yesus, Yohanes hanya membaptis dengan air, namun seperti yang dinubuatkan oleh Yohanes bahwa setelah Yesus orang akan dibaptis dengan Roh. Pada saat orang percaya kepada Yesus, mengakui dosa-dosanya (kepada Yesus melalui imam yang tertahbis), dan dibaptis, maka orang tersebut telah menerima Roh/telah dibaptis oleh Roh."

Didache (paling awal tahun 70 M)

"Akuilah dosa-dosamu di gereja, dan jangan mengangkat doamu dengan kesadaran yang jahat. Inilah jalan kehidupan ... Pada Hari Tuhan berkumpul bersama, memecahkan roti, dan mengucapkan syukur, setelah mengakui pelanggaran-pelanggaranmu sehingga korbanmu menjadi murni." (4:14; 14:1)

St. Cyprian dari Karthago (250 M)

"Sang rasul juga memberikan kesaksian dan berkata: ...."Barangsiapa makan roti dan minum cawan Tuhan dengan tidak pantas akan bersalah terhadap tubuh dan darah Tuhan" [1 Korintus 11:27]. Tetapi [orang yang tidak bertobat] menolak dan membenci semua peringatan itu; sebelum dosa-dosa mereka diampuni, sebelum mereka membuat pengakuan atas kejahatan mereka, sebelum hati nurani mereka dimurnikan dalam upacara dan ditangani oleh imam ... mereka melakukan kekerasan terhadap tubuh dan darah-Nya, dan dengan tangan dan mulut mereka berdosa terhadap Tuhan lebih daripada ketika mereka menyangkali-Nya." (The Lapsed 15:1-3)

St. Athanasius dari Aleksandria (295-373 M)

"Sebagaimana seseorang diterangi oleh Roh Kudus ketika ia dibaptis oleh seorang imam, maka ia yang mengakui dosa-dosanya dengan hati yang bertobat menerima pengampunan dari imam itu." (Mengenai Injil Lukas 19)

St. Augustinus dari Hippo (~ 354-430 M)

"Biarlah ini ada dalam hati orang yang bertobat: ketika engkau mendentar seseorang mengakui dosa-dosanya, ia sudah datang kembali kepada hidup; ketika engkau mendengar seseorang membuka lebar hati nuraninya dengan pengakuan dosa, ia sudah bangkit kembali dari kubur; tetapi ia belum dibebaskan dari ikatan. Kapan ia tidak terikat lagi? Oleh siapa ia dilepaskan? "Apapun yang engkau lepaskan di dunia," kata-Nya, "akan dilepaskan juga di sorga" [Matius 16:19; 18:18; Yohanes 20:23]. Tepatnya pelepasan dosa-dosa dapat diberikan oleh Gereja ..." (Mazmur 101:2:3)

Fakta sejarah

Adanya Yohanes Pembaptis dalam zaman yang sama dengan Yesus, dan hukuman matinya oleh Herodes Antipas telah dicatat oleh sejarawan abad ke-1 Flavius Yosefus dan mayoritas mutlak pakar modern memandang catatan Yosefus mengenai kehidupan Yohanes Pembaptis sebagai kesaksian otentik.[33][34] Salah satu argumen yang mendukung nilai sejarah Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis adalah suatu kisah yang tidak mungkin diciptakan oleh gereja Kristen mula-mula, menurut kriteria permaluan dalam analisis sejarah.[6][35][36] Selain empat Injil yang merujuk kepada baptisan oleh Yohanes, Kisah Para Rasul 10:37 mencatat bagaimana rasul Petrus menyebutkan bahwa pelayanan Yesus mengikuti "baptisan yang dikabarkan oleh Yohanes".[32] Argumen lain yang mendukung pemastian sejarah peristiwa pembaptisan itu adalah adanya banyak sumber yang mengacu kepadanya, biasanya disebut "kriteria kesaksian berlipat ganda" (criterion of multiple attestation).[37] Secara teknis, kesaksian berlipat ganda tidak selalu menjamin otentisitas, tetapi menentukan kekunoan suatu kisah.[38] Namun, bagi kebanyakan pakar, bersama dengan "kriteria permaluan", kriteria itu memperkuat kredibilitas pembaptisan Yesus oleh Yohanes sebagai peristiwa sejarah.[37][39][40][41]

Lihat pula

Pembaptisan Yesus
Didahului oleh:
Kelahiran Yesus
Munculnya Yohanes Pembaptis
Peristiwa dalam
Perjanjian Baru
Diteruskan oleh:
Pencobaan di padang gurun

Referensi

  1. ^ Matius 3:13–17; Markus 1:9–11; Lukas 3:21–22; Yohanes 1:32–34
  2. ^ Matius 4; Lukas 4
  3. ^ The Gospel of Matthew by Daniel J. Harrington 1991 ISBN 0-8146-5803-2 page 63
  4. ^ Christianity: A Biblical, Historical, and Theological Guide by Glenn Jonas, Kathryn Muller Lopez 2010 ISBN pages 95-96
  5. ^ Studying the historical Jesus: evaluations of the state of current research by Bruce Chilton, Craig A. Evans 1998 ISBN 90-04-11142-5 page 187-198
  6. ^ a b Who Is Jesus? by John Dominic Crossan, Richard G. Watts 1999 ISBN 0-664-25842-5 pages 31-32
  7. ^ Jesus Remembered by James D. G. Dunn 2003 ISBN 0-8028-3931-2 page 339
  8. ^ Lukas 3:1-2
  9. ^ Matius 3:1-2
  10. ^ Markus 1:4; Lukas 3:3
  11. ^ Matius 3:3; Markus 1:2–3; Lukas 3:4
  12. ^ Lukas 3:5–6
  13. ^ Matius 3:4; Markus 1:6
  14. ^ Matius 3:5–6; Markus 1:5
  15. ^ Medieval art: a topical dictionary by Leslie Ross 1996 ISBN 978-0-313-29329-0 page 30
  16. ^ Matius 3:13; Markus 1:9
  17. ^ Matius 3:14–15
  18. ^ Matius 3:16; Markus 1:10; Lukas 3:21–22
  19. ^ Matius 3:16–17; Markus 1:11; Lukas 3:22
  20. ^ Matius 3:17
  21. ^ Yohanes 1:29-34
  22. ^ Matius 4:1–11; Markus 1:12-13; Lukas 4:1–13
  23. ^ Lukas 3:23
  24. ^ Lukas 3:18–20
  25. ^ a b Big Picture of the Bible—New Testament by Lorna Daniels Nichols 2009 ISBN 1-57921-928-4 page 12
  26. ^ a b John by Gerard Stephen Sloyan 1987 ISBN 0-8042-3125-7 page 11
  27. ^ a b Jesus and Archaeology by James H. Charlesworth 2006, Eedrsmans ISBN 0-8028-4880-X pages 437-439
  28. ^ Biblical Holy Places by Rivka Gonen 2000 ISBN 0-8091-3974-X Paulist Press page 179
  29. ^ The Synoptics by Jan Majernik, Joseph Ponessa and Laurie Manhardt 2005 ISBN 1-931018-31-6 page 29
  30. ^ Staff writers (28 July 2011). "Israel will reopen (Israeli) site of the baptism of Jesus". AsiaNews.it. Diakses tanggal 2011-07-31. 
  31. ^ Vatican website: Address of John Paul II at Al-Maghtas
  32. ^ a b Who is Jesus?: an introduction to Christology by Thomas P. Rausch 2003 ISBN 978-0-8146-5078-3 page 77
  33. ^ Craig Evans, 2006 "Josephus on John the Baptist" in The Historical Jesus in Context edited by Amy-Jill Levine et al. Princeton Univ Press ISBN 978-0-691-00992-6 pages 55-58
  34. ^ The new complete works of Josephus by Flavius Josephus, William Whiston, Paul L. Maier ISBN 0-8254-2924-2 pages 662-663
  35. ^ Jesus as a figure in history: how modern historians view the man from Galilee by Mark Allan Powell 1998 ISBN 0-664-25703-8 page 47
  36. ^ Jesus of Nazareth: An Independent Historian's Account of His Life and Teaching by Maurice Casey 2010 ISBN 0-567-64517-7 page 35
  37. ^ a b John the Baptist: prophet of purity for a new age by Catherine M. Murphy 2003 ISBN 0-8146-5933-0 pages 29-30
  38. ^ Jesus and His Contemporaries: Comparative Studies by Craig A. Evans 2001 ISBN 0-391-04118-5 page 15
  39. ^ An introduction to the New Testament and the origins of Christianity by Delbert Royce Burkett 2002 ISBN 0-521-00720-8 pages 247-248
  40. ^ Who is Jesus? by Thomas P. Rausch 2003 ISBN 978-0-8146-5078-3 page 36
  41. ^ The relationship between John the Baptist and Jesus of Nazareth: A Critical Study by Daniel S. Dapaah 2005 ISBN 0-7618-3109-6 page 91

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya