Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum (disingkat PB Djarum) diresmikan pada tahun 1969.[1] Awalnya perkumpulan ini didirikan hanya sebagai kegiatan penyaluran hobi bagi karyawan pabrik rokok Djarum di Kudus. Namun, pada tahun 1969, akhirnya yang ikut berlatih bukan hanya karyawan, melainkan juga pemain dari luar. Ini adalah awal dari pembinaan Djarum dalam menyumbang pemain nasional dimulai.
Didorong kecintaan Robert Budi Hartono (CEO PT Djarum) pada bulu tangkis serta tingginya kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan berlatih pada olahraga yang sama. Maka pada tahun 1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi) No. 35 - Kudus pada sore hari digunakan sebagai tempat berlatih bulu tangkis di bawah nama komunitas Kudus.
Berawal dari situ, lahirlah atlet muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.
1984:Indonesia kembali merebut Thomas Cup. Tujuh dari delapan anggota tim Thomas berasal dari PB Djarum. Kartono / Heryanto kembali menjadi Juara Ganda Putra All England.
1989: Atas dukungan Christian Hadinata pusat pelatihan di Jakarta diputuskan sebagai tempat pelatihan Pemain Ganda (Putra, Putri, dan Campuran). Runner-up Kejuaraan Dunia melalui Tunggal Putra kita Ardy B. Wiranata.
1990: Terjadi unifikasi, PB Djarum Kudus dengan PB Djarum Jakarta, menjadi PB Djarum.
2004: PB Djarum mulai pembangunan GOR bulu tangkis bertaraf internasional di jalan Jati - Kudus. Di atas lahan 43.207 m2. Perunggu Olimpiade Athena dipersembahkan oleh Eng Hian / Flandy Limpele.
2006: GOR Jati diresmikan.
2019: PB Djarum memutuskan untuk menghentikan kegiatan audisi pencarian pebulutangkis belia berbakat mulai tahun 2020.
Profil GOR
Sejak 2006 lalu atlet binaan PB Djarum tak lagi menempati GOR Kaliputu sebagai tempat latihan. GOR Kaliputu adalah GOR kedua yang pernah dipakai oleh PB Djarum – Kudus setelah GOR di Bitingan Lama, dari tahun 1982. GOR Kaliputu sendiri sekarang sudah tak dioperasikan untuk pusat pelatihan atlet PB Djarum, dan saat ini telah difungsikan untuk kegiatan latihan bulu tangkis bagi masyarakat setempat.
GOR Jati mulai dibangun tahun 2004, kemudian diresmikan pada tanggal 27 Mei 2006. GOR ini difungsikan sebagai pusat pelatihan bagi sejumlah atlet PB Djarum yang dikriteriakan untuk Tunggal Putra dan Putri. Sedangkan, atlet yang dikategorikan untuk permainan Ganda mendapat pelatihan di PB Djarum Jakarta.
GOR Jati yang baru dibangun di Bilangan, Jati, Kudus, dan mengemban misi PB Djarum itu, pembangunannya total menghabiskan dana sebesar 30 miliar.
GOR Jati didirikan di atas lahan 43.207 m2 ini, memiliki standard internasional, bahkan disebut-sebut sebagai pusat pelatihan bulu tangkis yang terbaik di Asia.
Kompleks GOR Jati memiliki luas 29.450 m2 terdiri dari gedung olahraga, seluas 4.925 m2 dengan 16 lapangan terbagi dalam 12 lapangan beralaskan kayu sisanya beralaskan vinil (karet sintetis) yang dilengkapi tribun penonton di kanan kirinya, serta bangunan penunjang lainnya seperti ruang pertemuan, ruang perkantoran, ruang makan, ruang fitness, ruang computer, ruang audio visual, dan ruang perpustakaan.
Selain itu juga terdapat asrama atlet seluas 1.834 m2 memiliki 40 kamar terpisah untuk putra dan putri dengan kapasitas dua orang untuk setiap kamar berikut fasilitas tempat tidur dan meja belajar. Rumah pelatih yang didirikan pada lahan seluas 312 m2 juga menjadi satu komplek di GOR Jati III.[2]
Profil Pendidikan
PB Djarum sejak dini telah menanamkan visi kepada seluruh atletnya, agar mereka tidak mencetak keberhasilan di arena pertandingan saja, tetapi juga mencetak keberhasilan di bangku sekolah.
Membagi kegiatan antara latihan bulu tangkis dengan sekolah, memang bukan tugas yang mudah bagi para atlet PB Djarum, terlebih lagi mereka-mereka ini yang kebanyakan masih duduk di bangku sekolah seperti SD, SMP, dan SMA. Namun, untuk menyelaraskan dua kegiatan tersebut, PB Djarum mengambil langkah bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Sehingga, kegiatan antara latihan bulu tangkis dengan sekolah yang dijalani oleh para atlet bisa berjalan baik, dan tidak mengganggu satu sama lain.
Kerjasama yang dilakukan antara PB Djarum dengan Depdikbud adalah dengan pemberian dispensasi waktu di sekolah untuk para atlet. atlet diberikan izin untuk memulai waktu belajarnya di sekolah tidak seperti siswa lain pada umumnya. Mereka juga diberi kemudahan memperoleh izin meninggalkan sekolah pada saat mereka harus mengikuti kejuaraan.
Selama ini sekolah-sekolah yang sudah diajak bekerjasama oleh PB Djarum guna mendukung kemampuan akademis para atletnya yang berasal dari segala jenjang pendidikan tersebut adalah SD Barongan II, SMP Taman Dewata, dan SMA Kramat.[3]
Profil Pelatihan
"atlet harus berusaha keras, jika tak ada usaha maka tak ada pula gelar juara yang datang dengan mudah" (dikutip dari CEO PT. Djarum, Budi Hartono).
Ungkapan di atas ada benarnya, lebih lagi bagi mereka para atlet yang ikut tergabung di pelatihan klub PB Djarum. Maka untuk bergabung di klub PB Djarum menjadi atlet, sebelumnya para calon atlet diwajibkan mengikuti tahapan seleksi.
Seleksi awal untuk para calon atlet yang akan dibina meliputi faktor umur, tinggi badan, bakat, kemampuan intelektual, keseimbangan psikologisnya, kemampuan teknik dasar, serta sampai sejauh mana dukungan yang diperoleh dari orang tua.
Bila lolos seleksi awal, maka para calon atlet ini sudah bisa diputuskan untuk mengikuti kegiatan pelatihan di klub PB Djarum. Setelah itu, untuk setiap tahunnya akan dilakukan seleksi kelanjutan, seperti dalam hal kemampuan bertanding. Apabila kemampuan bertanding dari atlet bersangkutan tidak pernah meningkat, maka dengan berat hati PB Djarum akan memulangkannya.
Hal di atas dilakukan mengingat PB Djarum memberlakukan sistem promosi-degradasi dalam tahapan pelatihan para calon-calon atletnya.
Sistem demikian dianut oleh PB Djarum, karena untuk meningkatkan iklim kompetitif di kalangan atlet. Sehingga dengan kegagalannya, atlet bisa diberi kesempatan untuk memperbaiki diri ataupun mengembangkan kariernya di bidang lain.
Sedangkan mengenai pemulangan atlet, PB Djarum juga telah menetapkan klausalnya secara tertulis, sehingga setiap orang tua atlet di PB Djarum juga akan mengetahui hal tersebut dari awal.
PB Djarum Hall of Fame
Sederetan atlet PB Djarum telah mengukir prestasi di ajang internasional, mereka adalah: Alan Budikusuma, Antonius Budi Ariantho, Ardy B. Wiranata, Budi Santoso, Christian Hadinata, Denny Kantono, Eddy Hartono, Hadibowo Susanto, Hadiyanto, Hariyanto Arbi, Hastomo Arbi, Heryanto, Ivana Lie, Kartono, Liem Swie King, Minarti Timur, Rudy Gunawan, Yuliani Santosa, Yuni Kartika dan Zelin Resiana. Dan ada Kevin Sanjaya Sukamuljo yang sudah menjuarai BWF dengan peringkat 1 Dunia di Men Double
Atlet PB Djarum
Berikut adalah deretan atlet PB Djarum yang kini dikenal dengan nama tim Superliga: Andre Kurniawan Tedjono, Andreas Adityawaran, Ari Yuli Wahyu Hartanto, Debby Susanto, Febby Angguni, Fran Kurniawan, Luluk Hadiyanto, Maria Elfira Christina, Maria Kristin Yulianti, Meiliana Jauhari, Mohammad Ahsan, Nugroho Andi Saputro, Purwati, Rian Sukmawan, Rintan Apriliana Sutanto, Rosaria Yusfin Pungkasari, Shendy Puspa Irawati, Sigit Budiarto, Sylvinna Kurniawan, Yonathan Suryatama Dasuki dan Yulianti.
Pelatih PB Djarum
Para pelatih yang mengasah kemampuan bermain badminton dari para atlet PB Djarum untuk meraih prestasi demi prestasi, diantaranya adalah Minarti Timur, Antonius Budi Ariantho, Aryono Miranat, Hastomo Arbi, Sigit Budiarto, dan Christian Hadinata.
Kontroversi
KPAI menuduh PB Djarum melakukan eksploitasi anak. Hal ini menjadi alasan bagi PB Djarum untuk menghentikan audisi pencarian pebulutangkis belia berbakat mulai tahun 2020. Sebelumnya, KPAI meminta untuk tidak menampilkan logo Djarum di kegiatan audisi serta mengganti nama kegiatan. PB Djarum menyanggupi, dengan mengganti nama "Djarum" menjadi "Audisi Umum" serta tidak menampilkan logo Djarum. Akan tetapi, KPAI mengganti permintaan menjadi penghentian kegiatan PB Djarum.[4]