Norodom Ranariddh (bahasa Khmer: នរោត្តម រណឫទ្ធិ; 2 Januari 1944 – 28 November 2021) adalah seorang politikus dan akademisi hukum Kamboja. Ia adalah putra kedua Norodom Sihanouk dari Kamboja dan saudara tiri dari raja saat ini, Norodom Sihamoni. Ranariddh adalah mantan presiden FUNCINPEC, sebuah partai royalis di Kamboja. Ia juga merupakan Perdana Menteri Pertama Kamboja setelah kembalinya pemerintahan monarki, menjabat antara tahun 1993 hingga 1997, dan pernah pula menjabat sebagai Presiden Majelis Nasional antara tahun 1998 hingga 2006.
Ranariddh adalah alumnus Universitas Provence, ia memulai kariernya sebagai peneliti hukum dan dosen di Prancis. Pada 1983, ia bergabung dengan FUNCINPEC dan pada 1986 ia menjadi kepala staf dan panglima Armée nationale sihanoukiste. Ranariddh menjadi Sekretaris Jenderal FUNCINPEC pada tahun 1989, dan kemudian menjadi presiden partai tersebut pada tahun 1992. Ketika FUNCINPEC memenangkan pemilihan umum Kamboja 1993, FUNCINPEC membentuk pemerintahan koalisi bersama Partai Rakyat Kamboja (CPP), yang dipimpin oleh Hun Sen, keduanya lalu bersama-sama menjadi perdana menteri. Ranariddh menjadi Perdana Menteri Pertama Kamboja sementara Hun Sen, yang berasal dari CPP, menjadi Perdana Menteri Kedua. Sebagai Perdana Menteri Pertama, Ranariddh mempromosikan kepentingan bisnis di Kamboja kepada para pemimpin dari negara-negara regional dan mendirikan Dewan Pembangunan Kamboja (CDC).
Sejak awal tahun 1996, hubungan antara Ranariddh dan Hun Sen memburuk karena Ranariddh mengeluhkan distribusi otoritas pemerintah yang tidak merata antara FUNCINPEC dan CPP. Selanjutnya, kedua pemimpin secara terbuka memperdebatkan isu-isu seperti pelaksanaan proyek konstruksi, penandatanganan kontrak pengembangan properti, dan aliansi saingan mereka dengan Khmer Merah. Pada Juli 1997, bentrokan besar antara pasukan yang secara terpisah bersekutu dengan FUNCINPEC dan CPP terjadi, memaksa Ranariddh pergi ke pengasingan. Bulan berikutnya, Ranariddh digulingkan dari posisinya sebagai Perdana Menteri Pertama.
Ia kembali ke Kamboja pada Maret 1998, dan memimpin partainya dalam pemilihan umum Kamboja 1998. FUNCINPEC kalah dalam pemilihan umum tersebut dari CPP, Ranariddh awalnya menentang hasil pemilihan, tetapi ia kemudian menjadi Presiden Majelis Nasional pada November 1998. Ia dipandang sebagai calon penerus Sihanouk sebagai Raja Kamboja, hingga pada 2001 ia melepaskan minatnya pada suksesi. Sebagai Presiden Majelis Nasional, Ranariddh adalah salah satu dari sembilan anggota dewan takhta yang pada tahun 2004 memilih Sihamoni sebagai penerus Sihanouk.
Pada Maret 2006, Ranariddh mengundurkan diri sebagai Presiden Majelis Nasional dan pada Oktober 2006, ia digulingkan sebagai Presiden FUNCINPEC. Bulan berikutnya, ia mendirikan Partai Norodom Ranariddh (NRP). Tuduhan dan hukuman atas tindakan penggelapan membawanya mengasingkan ke luar negeri lagi. Ia kembali ke Kamboja setelah diampuni pada September 2008 dan pensiun dari politik. Antara tahun 2010 hingga 2012 ia gagal melakukan fusi antara NRP dengan FUNCINPEC. Pada tahun 2014, ia mendirikan Komunitas Partai Rakyat Royalis (CRPP) yang berumur pendek sebelum kembali ke FUNCINPEC pada Januari 2015. Ia kemudian terpilih kembali sebagai presiden FUNCINPEC.
Pada 28 November 2021, Menteri Penerangan Khieu Kanharith mengumumkan bahwa Pangeran Ranariddh meninggal dunia pada usia 77 tahun di Prancis.[1]