Nguyễn Xuân Phúc (lahir 20 Juli 1954) adalah seorang politikus yang menjabat sebagai Presiden Vietnam periode 2021 hingga pengunduran dirinya pada 2023 karena skandal korupsi yang melibatkan beberapa menteri dan pejabat terkait. Ia juga merupakan pejabat tertinggi kedua di Vietnam bersama dengan Nguyễn Phú Trọng, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam (pemimpin de facto). Ia adalah anggota Politburoke-11, ke-12, dimana ia meraih peringkat ke-14, membuatnya menjadi salah satu anggota berperingkat terendah.[1] Sejak kongres partai pada Januari 2016, Phuc meraih peringkat ketiga dalam hierarki Partai Komunis Vietnam, setelah Sekretaris Umum Partai Komunis Nguyễn Phú Trọng dan Presiden Trần Đại Quang.
Dari 1978 sampai 1979, ia menjadi personil di Badan Ekonomi Quảng Nam-Đà Nẵng.
Dari 1980-1993: Phúc menjadi karyawan, kemudian deputi, naik pangkat menjadi Ketua Kantor Komite Rakyat Quảng Nam – Đà Nẵng. Ia belajar manajemen administratif di Akademi Administratif Nasional Vietnam.
Dari 1993 – 1996: ia menjadi Deirektur Departemen Perencanaan dan Investasi Provinsi Quang Nam-Da Nang. Ia belajar manajemen ekonomi di Universitas Nasional Singapura.
Dari 1997 – 2001: Ia menjadi anggota permanen komite partai provinsial (sesi ke-17, ke-18); Wakil Ketua, kemudian Wakil Ketua pertama Komite Rakyat Provinsial Provinsi Quang Nam dan Direktur Badan Manajemen Zona Industrial Provinsi Quang Nam. Ia menjadi anggota Majelis Rakyat provinsial (sesi ke-6).
Dari 2001 – 2004: Wakil Sekretaris komite partai provinsial Provinsi Quang Nam, Ketua Komite Rakyat Provinsi Quang Nam (masa jabatan dari 1999 – 2004). Ia menjadi anggota Mahkamah Nasional Vietnam dari sesi ke-11, kepala anggota Mahkamah Nasional Provinsi Quang Nam, anggota Komite Ekonomi dan Biaya Mahkamah Nasional (sesi ke-11).
Pada 5 April 2021, ia terpilih sebagai Presiden ke-10 Vietnam, selama sesi pertemuan Majelis Nasional, menggantikan Nguyễn Phú Trọng yang sebelumnya mengumumkan pengunduran dirinya dari peran tersebut.[3] Nguyễn Xuân Phúc adalah satu-satunya kandidat yang dinominasikan untuk jabatan tersebut, Perdana Menteri petahana pertama yang dipilih sebagai Presiden oleh Majelis Nasional, dan Perdana Menteri pertama yang dipilih sebagai Presiden sejak Ho Chi Minh pada tahun 1945.[4]
Pada 30 Agustus 2022, ia menjadi Presiden Perhimpunan Palang Merah Vietnam.[5]
Pada 17 Januari 2023, ia mengundurkan diri sebagai Presiden Vietnam dan pensiun dari politik, dengan alasan bertanggung jawab atas beberapa skandal baru-baru ini di pemerintahan di tengah operasi pemberantasan korupsi.[6][7] Namun, dalam pernyataan pengunduran dirinya, pemerintah Vietnam menilai dia positif.[8]