Museum Mansinam atau dikenal juga dengan Museum Pekabaran Injil[2] adalah museum tematik pertama di Papua Barat yang terletak di Pulau Mansinam, Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari.[3]
Museum ini didirikan pada tahun 2014 oleh pemerintah Kabupaten Manokwari dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Museum Mansinam didirikan untuk mengenang sejarah masuknya agama Kristen di Tanah Papua.[4]
Pulau Mansinam merupakan tempat pertama kali penginjilan di Tanah Papua dilakukan oleh dua misionaris Jerman, Carl Wilhelm Ottow dan Johan Gottlob Geissle pada tanggal 5 Februari 1855.[3] Rumah yang dahulu merupakan tempat tinggal kedua misionaris ini sekarang difungsikan sebagai museum.[5]
Sejarah
Bangunan museum ini selesai pada 2013 dan pada 2014 dilakukan kajian tata pamer museum dan desain interiornya, yang terdiri atas pembuatan alur cerita, koleksi yang akan dipamerkan, rencana dan desain sarana tata pamer, desain vitrin, tata cahaya, tata warna, tata letak dan tata suara. Sementera pelaksanaan pekerjaan tata pamer museum diselesaikan pada 2015.[3]
Museum ini dibangun dari dana Pemerintah Pusat, namun pelaksanaannya dilakukan oleh Disbudpar Provinsi. Sedangkan untuk kajian tata pamer dan pelaksanaannya dilakukan langsung dari pusat dan setelah itu diserahkan kepada Disbudpar Provinsi Papua Barat.[3]
Museum Mansinam berada di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Museum ini bertujuan sebagai tempat mengajarkan dan melestarikan kerukunan hidup antar umat beragama.
Bangunan
Museum Mansinam memiliki luas sekitar 1.000 meter persegi dan terdiri dari dua lantai. Lantai dasar museum berisi informasi secara umum tentang sejarah masuknya agama Kristen di Tanah Papua, mulai dari masa pendahuluan sebelum agama Kristen masuk, kemudian masa perubahan ketika Ottow dan Geissler datang, dan masa pembaruan setelah dilakukan pekabaran injil menyebar. Lantai dua museum berisi koleksi benda-benda bersejarah, seperti alat-alat peribadatan, foto-foto, dan dokumen-dokumen penting. Sedangkan di lantai atas akan ditampilkan masa sebelum kemerdekaan, masa sesudah kemerdekaan, dan tentang peringatan 5 Februari.[3]
Adapun konstruksi bangunan berbentuk piramida. Halaman depan museum diisi oleh pedagang aksesoris.[6]
Koleksi
Beberapa koleksi museum Mansinam yang menarik antara lain: Patung Yesus Kristus yang terbuat dari kayu, yang merupakan patung Yesus Kristus pertama di Tanah Papua. Foto-foto Ottow dan Geissler, yang merupakan misionaris Jerman yang pertama kali menginjili Tanah Papua. Dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan sejarah masuknya agama Kristen di Tanah Papua.[3]
Selain itu, terdapat juga foto para zending dan cerita rakyat Suku Doreri.[2]
Akses dan lokasi
Museum Mansinam beralamat di Kampung Sawido, Kelurahan Pasir Putih, Distrik Manokwari Timur, Manokwari Papua Barat.[2] Museum dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIT. Biaya masuk museum Mansinam sebesar Rp5.000 per orang. Museum Mansinam diharapkan dapat menjadi sarana edukasi dan wisata sejarah bagi masyarakat Papua Barat dan sekitarnya.[3]
Namun, selang 4 tahun setelah peresmiannya, kondisi museum tampak tidak terurus dan belum diisi oleh benda-benda bersejarah untuk dipamerkan.
Referensi
- ^ "Sergius Rumsayor Dipercaya Jadi Kepala Museum Situs PI Pulau Mansinam". Papua Kini. 2018-12-13. Diakses tanggal 2024-05-22.
- ^ a b c Haryanto (2023-02-02). "Melihat Museum Kisah Pekabaran Injil di Pulau Mansinam yang Terus Berbenah Jelang HUT ke-168 PI". Tribun Papua Barat. Diakses tanggal 2024-05-22.
- ^ a b c d e f g Kebudayaan, Direktorat Pelindungan (2016-04-27). "Museum Mansinam, Museum Tematik Pertama di Papua Barat". Direktorat Pelindungan Kebudayaan. Diakses tanggal 2023-08-27.
- ^ News, Tagar (2017-12-23). "Museum Mansinam, Empat Tahun Tak Berisi dan Juga Terkunci". TAGAR. Diakses tanggal 2023-08-27.
- ^ Media Informasi Sumberdaya Air (PDF). Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2017. hlm. 32.
- ^ "4 Tahun Diresmikan, Museum Situs PI Tak Ada Isi". Papua Kini (dalam bahasa Inggris). 2018-02-05. Diakses tanggal 2024-05-22.