Malaysia Airlines Penerbangan 17 (MH17/MAS17)[a] adalah penerbangan penumpang internasional terjadwal dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Boeing 777-200 LR ini jatuh di Ukraina timur dekat perbatasan Rusia pada tanggal 17 Juli 2014 dengan 283 penumpang dan 15 awak kabin dari berbagai negara, menewaskan seliruh 298 orang termasuk kru dan penumpang.[1][2] Pesawat ini dikabarkan jatuh 50 sampai 80 kilometer sebelum memasuki ruang udara Rusia.[3][4] Laporan awal Reuters menyatakan bahwa pemerintah Ukraina menduga pesawat ini ditembak jatuh oleh peluru kendali darat ke udaraBuk pada ketinggian 10.000 meter.[5]
Sekitar pukul 15:30 UTC, Malaysia Airlines melaporkan via Twitter bahwa mereka kehilangan kontak dengan MH17.[6] Menurut The Daily Telegraph, pesawat ini jatuh di Torez, dekat Shakhtersk, sekitar 40 km (25 mil) dari perbatasan Rusia. Laporan awal menyatatakan bahwa pesawat jumbo jet tersebut menjadi salah sasaran dan ditembak jatuh oleh militan Ukraina (separatis pro-Rusia), sebagai akibat dari perang yang berkecamuk di Donbass. Hal ini didukung oleh media Jerman dan Amerika.
Ini merupakan insiden besar kedua bagi Malaysia Airlines sekaligus armada 777-nya dalam lima bulan terakhir setelah Malaysia Airlines Penerbangan 370 hilang bulan Maret 2014 lalu.[7] Insiden ini ialah insiden pesawat paling mematikan pada tahun 2014, insiden terparah yang menggunakan Boeing 777, dan insiden penembakan pesawat penumpang terparah di dunia, melampaui Iran Air Penerbangan 655 yang ditembak oleh Amerika karena salah mengira sebagai jet tempur. Hal ini dinyatakan sebab satelit mereka melacak rudal tersebut, pola dan serpihan pesawat, pembicaraan militan yang disadap yang mengklaim bahwa mereka salah menembaki pesawat penumpang, beserta foto-foto dan data dari sosial media. Pada tanggal 13 Oktober 2015, Badan Investigasi Belanda menerbitkan hasil akhir investigasi, di mana pesawat tersebut ditentukan jatuh akibat ditembak oleh rudal Buk. Hasil akhir tersebut tidak menyebutkan darimana misil tersebut diluncurkan, diakibatkan itu bukan merupakan wewenang mereka untuk menyelidiki melainkan pihak kepolisian Belanda.
Walaupun dituding sebagai pihak yang menembak pesawat tersebut, Rusia menyangkal mereka bertanggung jawab, bahkan menuduh Ukraina sebagai negara yang bertanggung jawab akibat pesawat tersebut berada di wilayah udara Ukraina. Secepatnya setelah kejadian, seorang Jenderal separatis Ukraina, pemimpin separatis Donbass, termasuk kedalam kolonel Rusia, Igor Girkin, mempostkan dalam sosial media Rusia VKontakte bahwa mereka mengklaim bertanggung jawab untuk menjatuhkan pesawat Antonov AN-26 yang jatuh di Ukraina Timur. Namun, setelah jelas bahwa yang mereka tembak bukanlah pesawat militer Antonov melainkan sebuah pesawat penumpang Boeing 777, mereka langsung menyangkal bahwa mereka terlibat. Postingan tersebut kemudian dihapus dengan segera. Analisis dari Bellingcat memiliki bukti bahwa separatis pro-Rusia mempunyai rudal darat-udara pada 17 Juli dan dipindahkan dari Donetsk ke Snizhne.
Pesawat
Boeing 777 LR dengan nomor registrasi 9M-MRD ini dibangun di Boeing Everett Factory pada tahun 1997, terbang perdana pada 17 Juli 1997, dan dikirimkan ke Malaysia Airlines pada 29 Juli 1997.[8]
Boeing 777, diperkenalkan pada tahun 1995, secara umum dianggap oleh pakar penerbangan sebagai pesawat yang memiliki catatan terbang terbaik. Melayani penerbangan komersial pada 7 Juni 1995 dan sudah melakukan 1,200 layanan terbang (pada Juni 2014),[9]
Latar Belakang
Sejak dimulainya krisis di Krimea di mana para rakyat Ukraina ingin memisahkan diri dan menjadi wilayah Rusia, sudah banyak maskapai yang menyatakan tidak akan terbang di atas Ukraina, termasuk Korean Air, Asiana Airlines, dan British Airways. Pada bulan April, Organisasi Internasional Penerbangan Publik ICAO, mengeluarkan peringatan kepada pemerintah bahwa adanya risiko bagi pesawat penumpang untuk terbang di atas Ukraina. Administrasi Penerbangan Federal Amerika, FAA, mengeluarkan peringatan agar pesawat tidak terbang di atas Krimea akibat adanya risiko tinggi. Namun, hal ini tidak berlaku bagi tempat di mana MH17 jatuh. 37 maskapai lainnya tetap terbang di daerah MH17 jatuh sekitar 7 hari sebelum penembakan, dengan Aeroflot, Singapore Airlines, Ukraine International Airlines, Lufthansa dan Malaysia Airlines sebagai maskapai yang paling aktif.
Sejak dimulainya konflik, beberapa pesawat Ukraina sudah ditembak jatuh. Pada 14 Juni lalu, sebuah Ilyushin Il-76 milik Angkatan Udara Ukraina ditembak jatuh ketika dalam posisi approach ke Bandar Udara Internasional Luhansk, Amerika kemudian menyatakan bahwa pesawat tersebut ditembak dari rudal yang berasal dari bagian Rusia. Seluruh 49 orang tewas. Pada tanggal 29 Juni, media berita Rusia melaporkan bahwa para pejuang telah memiliki akses ke sitem rudal darat-udara Buk setelah mengambil alih kontrol sebuah pangkalan udara Ukraina. Pada tanggal 16 Juli, sehari sebelum kejadian MH17, sebuah Sukhoi Su-25, ditembak jatuh yang di mana dilaporkan oleh Pemerintah Ukraina bahwa pesawat tersebut ditembak jatuh oleh jet MiG-29 di Rusia. Rusia menyangkal laporan tersebut. Menurut surat kabar Belanda De Telegraaf, Pemerintah Ukraina sudah memperingatkan negara Eropa dan negara-negara lainnya untuk tidak menerbangkan pesawat mereka di atas langit Ukraina Timur tiga hari sebelum tragedi MH17, dikarenakan adanya insiden oleh sebuah pesawat Antonov An-26 yang ditembak jatuh kembali di daerah perang tersebut
Menurut rencana rute MH17, MH17 direncanakan untuk terbang di atas langit Ukraina pada ketinggian 33.000 kaki (10.060 m) dan mengubah ketinggian ke 35.000 kaki ketika mencapai Dnipropetrovsk dikarenakan adanya pesawat lain yang terbang dengan ketinggian yang sama (33.000 kaki) yaitu Singapore Airlines Penerbangan 351. Ketika MH17 sampai ke daerah yang ditentukan, menara Dnipro menyuruh MH17 untuk menanjak ke 35.000 kaki. Para kru meminta agar tetap pada ketinggian 33.000 kaki dan diperbolehkan oleh menara, di mana menara kemudian menyuruh SQ351 untuk naik ke ketinggian 35.000 kaki. Dnipro Control kemudian menyadari bahwa MH17 terbang 6,7 km dari rute yang ditentukan, mengindikasikan bahwa pesawat keluar jalur, dan disuruh kembali ke rute yang ditentukan. Menara Dnipro kemudian mengabarkan kepada menara pengendali Rusia Rostov-on-Don (RND) dan meminta izin untuk mengalihkan pelacakan kepada otoritas Rusia. Setelah mendapatkan izin, Menara Dnipro kemudian mencoba untuk mengontak MH17 dan memberi detail kepada Rostov-on-Don. Setelah beberapa kali panggilan kepada MH17 dan tidak ada respon sama sekali, menara Dnipro meminta agar RND mengecek layar mereka apakah MH17 masih ada di layar radar mereka. RND kemudian mengonfirmasi bahwa pesawat telah hilang. Malaysia Airlines kemudian mengumumkan: "kami menerima informasi dari menara pengawas penerbangan Ukraina bahwa pesawat Malaysia Airlines Penerbangan 17 hilang kontak pada 14:15 (GMT)[b] dengan ketinggian diperkirakan 50 km (31 mi) dari Perbatasan Rusia-Ukraina."[10]
Tiga pesawat penumpang lainnya juga terbang disekitar MH17, diantaranya SQ351 (Singapore Airlines Penerbangan 351) terbang dari Kopenhagen ke Singapura dan Air India Penerbangan 113 dari New Delhi ke Birmingham. Pesawat terdekat berjarak sekitar 33 kilometer dari tempat kejadian.
Detik-detik terakhir Malaysia Airlines Penerbangan 17
Pesawat Boeing 777-200 LR tersebut sedang berada pada ketinggian 33.000 kaki. Di darat, militan pro-Rusia kemudian menembakkan rudal Buk dengan target MH17 di mana mereka mengira pesawat tersebut ialah sebuah pesawat Antonov membawa militer Rusia. Rudal tersebut membawa paku dan materi-materi tajam sehingga akan terlempar ketika akan diledakkan. Tidak ada yang mengetahui di antara seluruh 298 orang di pesawat tersebut bahwa sebuah rudal akan menghantam mereka. Rudal tersebut kemudian meledak di bagian kiri pesawat tersebut, tepat di atas kokpit dan kelas bisnis. Akibatnya, atap, dinding dan jendela kokpit serta kelas bisnis segera menjadi berlubang-lubang. Kokpit dan kelas bisnis kemudian putus dari badan utama pesawat tersebut, di mana akibat dari hal tersebut banyak penumpang terhisap keluar dari pesawat, beberapa masih dalam kursi mereka. Pesawat kemudian terjun berputar-putar, dengan bagian-bagian pesawat hancur secara perlahan-lahan. Sayap pesawat kemudian putus, dan kabin pesawat semakin lama semakin hancur. Banyak penumpang terlempar keluar. Saksi mata menyatakan seraya pesawat berputar-putar, banyak mayat manusia yang jatuh layaknya air hujan. Mayat manusia tersebut kemudian berjatuhan di perkebunan dan salah satunya jatuh di kamar tidur seorang warga. Pesawat tersebut kemudian jatuh, meledak dan hancur berkeping-keping di Hrabove, dekat Torez di Provinsi Donetsk Oblast dengan serpihan berjatuh-jatuhan di area seluas 50 km persegi. Seluruh 298 jiwa tewas. Detik-detik pesawat tersebut menghantam tanah terekam dalam video.
Jumlah orang di dalam pesawat berdasarkan negara[11]:27
Malaysia Airlines mengkonfirmasikan bahwa terdapat 283 penumpang dan 15 anggota kru di dalam MH17.[14] Seluruh kru pesawat berasal dari Malaysia dan dua per tiga dari seluruh penumpang ialah warga berkebangsaan Belanda. Kurang lebih, terdapat lebih dari 20 anak-anak yang terdapat di penerbangan tersebut, diantaranya ialah anak-anak yang baru terbang pertama kali dalam hidup mereka.
Terdapat 12 warga negara Indonesia pada Penerbangan 17. Di antara dari kedua belas orang tersebut ialah penumpang yang akan merayakan lebaran di Indonesia, serta seorang guru TK yang akan mengajar kembali di Indonesia.
Di antara 298 orang yang tewas di langit Ukraina ialah delegasi yang sedang berangkat ke Melbourne untuk menghadiri Konferensi Internasional AIDS ke 20, termasuk Joep Lange, presiden dari International AIDS Society. Penerbangan ini juga membawa senator Belanda Willem Witteveen, penulis asal Australia Liam Davison, dan artis dari Malaysia Shuba Jay.
Terdapat 20 keluarga yang terbang dalam MH17, dan 80 orang yang berumur dibawah 18 tahun.
Reaksi
Malaysia - Perdana Menteri Najib Razak menyerukan agar dilakukan investigasi secara menyeluruh dan memohon pada Perdana Menteri Belanda dan Presiden Ukraina untuk ikut membantu penyelidikan.[15]
Belanda - Raja Willem-Alexander mengatakan: "Sama seperti rakyat Belanda lainnya, saya dan istri saya (Ratu Maxima) sangat mengamati berita ini dengan saksama, kami juga bersama dengan mereka yang masih belum mendapatkan kepastian terkait nasib penumpang dalam kecelakaan itu"[16]
Swedia - Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt menulis: "Mengerikan sekali mendengar Malaysia Airlines ditembak jatuh di kawasan separatis di Ukraina Timur."[17]
Indonesia - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan: "Atas nama negara dan pemerintah Indonesia dan pribadi saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban MH17, Indonesia menyerukan agar dilakukan investigasi internasional"[18]
Australia - Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan: "adalah sebuah kecerobohan di mana orang-orang tidak bersalah terbunuh oleh pemberontak pro-Rusia, yang peralatannya sangat mungkin dipasok oleh Rusia.[19]
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama DSB_Final_Report
^"Remains of Shell worker and baby coming home". The Star. 9 September 2014. Diakses tanggal 25 September 2017. The 35, he added, included restaurateur Jenny Loh Yan Hwa, a passenger with dual citizenship, along with Dutch citizens Fan Shun Po and Paul Goes. – Warga Belanda-Malaysia dihitung sebagai warga Belanda di manifestDiarsipkan 18 September 2018 di Wayback Machine.
^Le Quan (13 November 2014). "Salinan arsip". Thanh Nien Daily. Archived from the original on 2014-11-20. Diakses tanggal 2023-03-11.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)