Kapal selam peluru kendali balistikKapal selam misil balistik (bahasa Inggris: Ballistic missile submarine) adalah jenis kapal selam yang dirancang untuk membawa dan meluncurkan misil balistik berhulu ledak nuklir. Klasifikasi lambung kapal ini adalah SSB atau SSBN – SS artinya "kapal selam", B artinya "peluru kendali balistik", dan N artinya bertenaga nuklir. Fungsi dari kapal selam misil balistik adalah sebagai deteren nuklir strategis. Kapal selam mampu bersembunyi dibawah permukaan air dalam waktu lama, terutama kapal selam yang bertenaga nuklir. Kapal selam misil balistik memakai kemampuan ini untuk menjadi platform peluncur misil balistik yang sangat susah terdeteksi. Kesulitan dalam mendeteksi kapal selam misil balistik membuat keselamatannya terjamin. Bila musuh memutuskan untuk menyerang duluan dan melumpuhkan platform-platform peluncur nuklir yang lain seperti silo peluru kendali balistik antar benua di darat, kapal selam misil balistik dapat melakukan serangan balasan karena tidak langsung dihancurkan dengan cepat. Sebaliknya juga, kemampuan kapal selam misil balistik untuk bersembunyi bisa saja dimanfaatkan untuk melakukan serangan kejutan pertama. Misi yang dijalankan oleh kapal selam misil balistik berupa patroli deteren. Kapal selam misil balistik pergi melaut dalam durasi lama, antara 30-100 hari (rata-rata 77 hari). Kedalaman selam kapal ini umumnya 100–200 m. Di laut, mereka biasanya akan berpatroli di sektor tertentu, dimana mereka bisa menjangkau target-target vital lawan. Tidak seperti kapal selam serbu yang mengincar kapal-kapal lawan secara aktif, kapal selam misil balistik dituntut untuk tetap tidak terdeteksi. Jika diberikan perintah, barulah mereka akan langsung naik ke kedalaman peluncuran dan meluncurkan misilnya. Sistem komunikasi kapal ini menggunakan radio biasa. Untuk frekuensinya tergantung kondisi menyelam normal biasanya memakai frekuensi medium atau rendah. Bila ada pesawat kawan diatas laut, kapal ini dapat mendekati permukaan dan mengeluarkan antena serta memakai frekuensi tinggi atau ultra tinggi. PersenjataanKebanyakan SSBN umumnya menyerupai kapal selam serbu dari generasi yang sama, dengan panjang ekstra untuk mengakomodasi SLBM, seperti R-29 Rusia (SS-N-23) atau Polaris, Poseidon, dan Trident II yang diproduksi oleh NATO dan AS. Beberapa model awal harus muncul ke permukaan untuk meluncurkan rudal mereka, tetapi kapal selam modern biasanya dapat meluncurkannya saat menyelam di kedalaman kurang dari 50 meter. Rudal diluncurkan ke atas dengan kecepatan awal yang cukup bagi untuk muncul di atas permukaan, di mana motor roket menyala, memulai karakteristik parabola pendakian dari peluncuran rudal balistik. Ejeksi udara terkompresi, yang kemudian digantikan oleh ejeksi uap gas, dikembangkan oleh Kapten Harry Jackson dari Kantor Proyek Khusus Laksamana Muda Raborn ketika elevator misil yang diusulkan terbukti terlalu rumit.[1] Jackson juga memperoleh persenjataan 16 rudal yang digunakan di banyak SSBN untuk kelas George Washington pada tahun 1957, berdasarkan kompromi antara daya tembak dan integritas lambung. Kapal selam yang aktif
GaleriReferensiKutipan
Sumber
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Kapal selam peluru kendali balistik.
|