Dreadnought adalah jenis kapal tempur yang mendominasi awal abad ke-20. Kapal dreadnought pertama adalah HMS Dreadnought milik Angkatan Laut Britania yang diluncurkan pada tahun 1906 dan membuat kagum banyak orang hingga kapal-kapal sejenis yang dibangun sesudahnya dijuluki dengan nama yang sama, sementara kapal-kapal sebelumnya disebut "pra dreadnought". Dua hal baru yang dibawa oleh dreadnought adalah persenjataan yang terdiri dari senapan-senapan yang lebih besar dari kapal-kapal sebelumnya dan penggunaan turbin uap sebagai pendorong. Dreadnought menjadi lambang kekuatan nasional dan pembuatannya memicu perlombaan senjata laut Inggris-Jerman. Perlombaan dreadnought juga berlangsung di belahan dunia lain sebelum Perang Dunia I, seperti di Amerika Selatan. Rancangan-rancangan baru memperbesar kapal dan meningkatkan mutu persenjataan, perisai dan tenaga pendorong. Dalam waktu lima tahun, kekuatan kapal-kapal tempur baru telah melampaui dreadnought, sehingga dijuluki "super dreadnought". Sebagian besar kapal dreadnought dibongkar setelah berakhirnya Perang Dunia I seperti yang diatur oleh Traktat Angkatan Laut Washington, tetapi banyak kapal super dreadnought baru yang masih digunakan selama Perang Dunia II. Satu-satunya dreadnought yang masih bertahan saat ini adalah USS Texas yang terletak di dekat San Jacinto.[1]
Pembangunan dreadnought membutuhkan banyak sekali sumber daya pada awal abad ke-20, tetapi pertempuran antara dua armada dreadnought besar hanya pernah terjadi sekali. Dalam pertempuran Jutlandia yang terjadi pada tahun 1916, angkatan laut Britania dan Jerman bertempur, tetapi tidak membawa hasil yang berarti. Istilah "dreadnought" perlahan tidak lagi digunakan setelah Perang Dunia I.[2]
Catatan kaki
^The Battle of Jutland: The Navy's Bloodiest Day. BBC. 2016.