Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kampung Titingan

Titingan
Permandangan indah di Kampung Titingan pada pagi hari.
Permandangan indah di Kampung Titingan pada pagi hari.
Julukan: 
Icebox
Negara Malaysia
Negeri Sabah
DaerahTawau
Pemerintahan
 • Ketua kampungMahamod bin Sakti[1]
Populasi
 (1997)[2]
 • Total21.000
Kode pos
91000[3]

Kampung Titingan adalah sebuah kampung yang terletak di Tawau, Sabah. Kampung ini juga dikenal sebagai Kampung Ice Box atau Ice Box saja. Dikarenakan kepadatannya serta populasi yang banyak di samping kebanyakan tanah di kampung ini adalah milik tanah pemerintah, kampung ini juga dicap sebagai sebuah kawasan kumuh,[4][5] malah merupakan kawasan kumuh yang paling terkenal dan terbesar di Tawau.[6][7] Jumlah imigran ilegal di kampung ini memiliki jumlah yang banyak, kebanyakannya berasal dari Filipina[8] dan ada juga yang berasal dari Indonesia. Persoalan ini menjadi salah satu faktor kasus kejahatan serta kegiatan gangster dari kampung ini menjadi tinggi.[9] Kampung ini juga pernah dicap sebagai salah satu kawasan hitam di Tawau.[9]

Pada tanggal 7 Maret 2010, Ketua Menteri Sabah, Datuk Seri Musa Aman mengumumkan bahwa kampung ini akan diubah menjadi sebuah kota dan akan dikenal sebagai Kota Baru Titingan.[10]

Sejarah

Kampung Titingan merupakan antara kampung tertua yang didirikan di Tawau.[11][12] Kampung ini juga disebut Kampung Ice-Box karena pada 1970-an, banyak kulkas yang sudah tidak berfungsi diletakkan di tepi jalan berdekatan dengan sebuah pabrik pembuatan es dalam kawasan kampung ini.[13] Nama "Titingan" diambil dari nama seorang pemimpin di Sabah yaitu Datuk Abu Bakar Titingan, yang dilahirkan di kampung ini. Abu Bakar Titingan merupakan salah satu orang yang berusaha mempertahankan kampung ini ketimbang direlokasi. Anaknya, Datuk Tawfiq Abu Bakar Titingan kini merupakan wakil rakyat untuk kampung ini.[14]

Pada tahun 1980-an, daerah Tawau mengalami pembangunan pertanian yang pesat, sehingga banyak pemuda dari kampung ini telah meninggalkan kampung ini untuk bekerja di sejumlah ladang.[13] Imigran asing pun datang ke Kampung Titingan dan membangun rumah di sejumlah kawasan kosong. Kepadatan kampung ini semakin meningkat sehingga menjadi salah satu kawasan kumuh yang paling terkenal di Sabah pada tahun 1990-an.[13]

Kebakaran

Telah banyak kebakaran yang telah terjadi di Kampung Titingan dan dua diantaranya adalah kebakaran besar. Pada tahun 1989 tanggal 4 September, 1,060 buah rumah hangus dan 5,766 orang penduduk hilang tempat tinggal dalam sebuah kebakaran yang terbesar pernah tercatat dalam sejarah Sabah.[15] Satu dasawarsa setelahnya, sebuah kebakaran besar kedua yang terjadi pada tahun 1999 telah mendapat sorotan dari saluran-saluran televisi di Malaysia. Dalam kebakaran tersebut, sebanyak 1,000 orang penduduk kehilangan tempat tinggal.[16] Pada bulan 31 Januari 2011, sebuah kebakaran berlaku di Blok 6 kampung ini yang melibatkan 50 buah rumah dan 300 orang penduduk.[17][18] Kawasan kebakaran tersebut telah menjadi kawasan terlarang untuk mendirikan rumah.[19] Namun pada semester kedua 2011, penduduk mendapatkan izin mendirikan rumah kembali dengan pembiayaan sendiri di atas kawasan bekas kebakaran dengan susunan yang lebih teratur.[20] Pada tanggal 8 Maret pada tahun yang sama, sebuah kebakaran kembali terjadi di Blok 9 yang melibatkan lebih dari 500 penduduk serta sekitar 50 buah rumah telah hangus.[21] Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut.

Pada 15 Januari 2012, sebuah kebakaran maut telah terjadi di kampung ini yang mengakibatkan kematian dua bersaudara, masing-masing berusia 19 dan 6 tahun. Kebakaran yang menghanguskan tujuh buah rumah ini menyebabkan 74 orang dari 23 keluarga kehilangan harta benda.[22]

Tanggal Jumlah rumah hangus Korban (orang) Kematian (orang)
4 September 1989 1,060[15] 5,766
2 Agutus 1999 1,000[16]
20 September 2010 51[23] 365
31 Januari 2011 50[17] 300
8 Maret 2011 50,[21] 60[24] 500
15 Januari 2012 7[22] 74 2
23 Januari 2013 6[25]

Relokasi

Pada bulan Februari tahun 2002, pemerintah Sabah telah melakukan operasi merelokasian rumah-rumah milik penduduk kampung yang didirikan di atas tanah pemerintah di kawasan Kampung Titingan Pasir dalam Operasi Nyah II Terpadu.[13][26] Sehubungan dengan ini, kebanyakan imigran ilegal yang kehilangan rumah telah berpindah ke tempat lain dan kegiatan gangster berkurang. Walau bagaimanapun, kasus kejahatan seperti penjualan sabu-sabu (dikenal oleh penduduk lokal sebagai batu), perjudian ilegal (terutama permainan judi semacam togel yaitu wahui), pencurian dan sebagainya masih terjadi. Sebuah kawasan perumahan mewah telah dibangun di atas tempat kawasan yang direlokasi dan diberi nama Sri Titingan.

Pada tanggal 6 November 2013, Dewan Perkotaan Tawau mulai menjalankan Operasi Relokasi di mana 44 buah rumah di sekitar Tawau akan direlokasikan, 11 diantaranya adalah rumah-rumah di Kampung Titingan.[27]

Geografi

Kampung Titingan terletak kurang lebih 2,5 km dari Kota Tawau dengan luas lebih dari 7 hektare (17 ekar).[12][28] Ia terletak di pesisir laut yang dulunya merupakan kawasan hutan bakau dan terletak berdekatan dengan Sungai Tawau.[29]

Kampung ini dibagi menjadi tiga yaitu Kampung Titingan Pasir, Kampung Titingan Tengah serta Kampung Titingan Hujung. Setiap bagian kampung terdiri dari lorong-lorong kampung dan setiap lorong tersebut terdiri dari beberapa blok.

Lokasi yang paling dekat dengan Pusat Kota Tawau adalah Kampung Titingan Pasir dan yang terletak paling jauh adalah Kampung Titingan Hujung. Kampung Titingan Pasir telah direlokasi dan sebuah kawasan perumahan mewah telah dikembangkan di tempat tersebut.

Demografi

Statistik 1997 menyatakan bahwa terdapat sekitar 21,000 orang penduduk yang menetap di Kampung Titingan, baik itu secara sah atau tidak, dengan 6,000 diantaranya merupakan pemilik sah yang kebanyakan adalah orang pribumi keturunan Melayu.[2] Jumlah rumah terdaftar di kampung ini berjumlah sebanyak 800 buah unit dengan 80% diantaranya adalah orang pribumi.

Suku-suku yang menetap di kampung ini diantaranya adalah orang Bugis, Bajau, dan Banjar.

Ekonomi

Profesi utama Kampung Titingan adalah nelayan. Kegiatan yang dilakukan nelayan di wilayah tersebut adalah menambak udang rebon, menjaring dan memancing. Pada suatu ketika dahulu, kebanyakan rumah dikampung ini memiliki alat tersendiri yang digunakan untuk menjaring ikan di pesisir pantainya, namun kini jumlahnya semakin berkurang karena kekurangan pekerja.[13]

Kebanyakan generasi muda kampung ini berpindah ke tempat lain untuk bekerja setelah tamat sekolah atau perguruan.

Fasilitas

Olahraga

Kampung Titingan tidak memiliki fasilitas olahraga yang banyak. Kampung ini hanya memiliki satu gelanggang serba guna. Gelanggang ini terletak didekat Taman Kanak-Kanak Terpadu A dan sering digunakan untuk aktivitas sepak takraw. Gelanggang ini juga menjadi tempat rapat serta acara seperti pernikahan, pertandingan malah rapat formal diadakan.

Walaupun kekurangan fasilitas olahraga, penduduk kampung ini masih dapat menikmati fasilitas yang disediakan di taman perumahan berdekatan yang terletak di seberang Sungai Tawau.[30] Karena letaknya yang begitu dekat, penduduk Kampung Titingan hanya perlu berjalan kaki ke sana. Disamping itu pihak pemerintah setempat yang mengatur Kampung Titingan, yakni Dewan Perkotaan Tawau, juga menyusun rencana untuk menambah jumlah fasilitas olahraga di semua kawasan perkotaan Tawau dalam proyek pembangunannya.[31]

Keagamaan

Di kampung ini hanya memiliki satu masjid utama yang terletak di dekat pabrik Kalimantan Fishery SDN BHD. Masjid ini bernama Masjid Babul Khair.[32]

Pendidikan

Kampung ini mempunyai beberapa sekolah serta taman kanak-kanak terdekat. Berikut adalah daftar berdasarkan tingkatannya:

Pencemaran

Selain kasus kejahatan, masalah imigran ilegal dan kegiatan gangster, kampung ini juga mengalami pencemaran alam sekitar terutama pencemaran laut serta sungai. Kampung Titingan adalah sebuah kampung di atas air, atau di terletak di tepi laut.[33] Dikarenakan kampung ini merupakan kawasan kumuh, Dewan Perkotaan Tawau (MPT) tidak menyediakan tempat pembuangan sampah. Akibatnya, penduduk kampung mengambil langkah mudah yaitu dengan membuang sampah ke sungai serta laut. Akibatnya kawasan tepi laut di kampung ini dipenuhi dengan sampah sarap. Ini adalah satu kerugian karena pantai di kampung ini adalah sebuah pantai yang indah pada tahun 1970-an sampai 1980-an.

Kota Baru Titingan

Pada 27 Juni 2007, Akar Budi Tuah Sdn Bhd dan Sabah Economic Development Corporation telah menandatangani perjanjian kerjasama di Hotel Hyatt, Kota Kinabalu, Sabah, untuk membangunkan proyek mengubah kawasan kumuh Titingan kepada sebuah kota baru yang akan dikenal sebagai Kota Baru Titingan (bahasa Melayu: Bandar Baru Titingan, disingkat BBT).[11][34] Dewan penandatanganan tersebut diresmikan oleh Menteri Pembangunan Industri.

Pembangunan BBT akan menelan biaya sebanyak RM1.5 juta dan akan dilakukan di atas kawasan seluas 326 hektare, tanah bertempatnya Kampung Titingan sekarang.[34][35] Kota ini akan memiliki 36 zona kawasan dan akan menyediakan fasilitas seperti masjid, kawasan perumahan, pusat rekreasi, apartemen, restoran dalam air dan sebagainya.

Trivia

  • Kampung Titingan lebih dikenal sebagai Kampung Ice Box di seluruh Sabah. Kampung ini merupakan salah satu kampung yang terkenal di Sabah karena kegiatan gangster-nya.[34] Kebanyakan orang yang bukan berasal dari kampung ini takut memasuki kampung ini karena takut diancam dan sebagainya.
  • Walaupun Kampung Titingan adalah sebuah kampung yang bermasalah, namun kampung ini turut menghasilkan pelajar-pelajar yang berhasil. Diantaranya adalah Darman Nordin yang telah mendapat penghargaan tertinggi, Anugerah Pelajar Diraja di Universitas Kebangsaan Malaysia.[36]
  • Nama kampung ini juga disebut dalam novel Ralat karya Jusang Bolong.[37]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Laman Web Rasmi UPKR". Kerajaan Sabah. Diakses tanggal 16 November 2013. 
  2. ^ a b "Discover". Bandartitingan.com. Diakses tanggal 1 November 2011. [pranala nonaktif]
  3. ^ "Kampung Titingan, Tawau (Postcode - 91000)". Postcode.my. Diakses tanggal 28 November 2013. 
  4. ^ "Tawau District Diarsipkan 2008-08-28 di Wayback Machine.", bhg. 1.2.1. Diakses pada 26 Oktober 2011
  5. ^ "100 Penduduk Tinggal Sehelai Sepinggang Dalam Kebakaran Di Kampung Titingan, Tawau". Bernama. 5 Jun 2011. Diakses tanggal 10 Disember 2013. 
  6. ^ "Illegal Squatter Dwellings in Sabah". etawau.com. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  7. ^ "1 Rapid Survey of Development Opportunities & Constraints (Doc) for Tawau District". Kerajaan Sabah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  8. ^ Pembandaran dan transformasi bandar Negeri Sabah. Universiti Kebangsaan Malaysia. 1990. hlm. 243. 
  9. ^ a b Dun Apas. (9 November 2009). Hayati Konsep 1Malaysia Diarsipkan 2011-04-30 di Wayback Machine., "...kampung Titingan pernah dilabel sebagai kawasan gejala negative seperti penagihan dan pengedaran dadah serta pusat gangsterisme...". Diambil pada 20 Februari 2011.
  10. ^ "Kampung Titingan Bakal Menjadi Sebuah Bandar Baru Diarsipkan 2013-12-03 di Wayback Machine.", Blog Dun Apas. 9 Maret 2010. Diambil pada 20 Februari 2011.
  11. ^ a b "Kampung Titingan Akan Dibangun Sebagai Bandar Baru Titingan". KKLW. Bernama. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  12. ^ a b "Kampung Titingan bakal jadi bandar baharu". Utusan Malaysia. 1 Jun 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  13. ^ a b c d e Goh, Roy (4 Juli 2010). "All's Cool at Kampung Ice Box". New Strait Times. hlm. 30. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  14. ^ Shaimon S Jumadi (16 Novermber 2013). "Polis gagal banteras budak-budak nakal ganggu penduduk Flat Sri Titingan". Borneo Insider. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-14. Diakses tanggal 10 Disember 2013. 
  15. ^ a b Lai, James (September dan Oktober 1989). "ADRA Aids After Kumpung Fires" (PDF). Southeast Asia Union Messenger. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  16. ^ a b "Fire Leaves 1,000 Squatters Homeless". The Strait Times. 3 Ogos 1999. hlm. 26. Diakses tanggal 29 November 2013.  [pranala nonaktif permanen]
  17. ^ a b "50 rumah rentung kebakaran di Tawau". Dalam Negeri. Utusan Malaysia. 1 Februari 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-19. Diakses tanggal 2011-02-20. 
  18. ^ "Fire Victims To Be Given Aid According To Regulations: Shafie". Sabah News. 2 Februari 2011. Diakses tanggal 19 Februari 2011. 
  19. ^ "Kampung Titingan Fire Victims Not Allowed To Build New Houses There". BERNAMA. 1 Februari 2011. Diakses tanggal 19 Februari 2011. 
  20. ^ "ADUN nafi kebakaran dirancang". Berita Harian. 10 Jun 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 2 November 2011. 
  21. ^ a b "500 tinggal sehelai sepinggang, 50 rumah hangus dalam kebakaran". Utusan Malaysia. 9 Mac 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-31. Diakses tanggal 28 November 2013. 
  22. ^ a b "Dua beradik rentung dalam kebakaran 7 buah rumah". Utusan Malaysia. 16 Januari 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 28 November 2013. 
  23. ^ "365 mangsa kebakaran di Kampung Titingan tinggal sehelai sepinggang". Berita Harian. 20 September 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  24. ^ "60 rumah hangus di Kampung Titingan, Tawau". Berita Harian. 8 Mac 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-06. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  25. ^ "Enam Rumah Musnah Dalam Kebakaran Di Kampung Titingan". mStar Online. 23 Januari 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  26. ^ "Dr Ongkili Appointed Science & Technology Adviser To Sabah CM". Bernama (dalam bahasa Inggeris). 2 April 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-17. Diakses tanggal 28 November 2013. 
  27. ^ "44 buah rumah setinggan akan dirobohkan". RTM Sabah. 6 November 2013. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  28. ^ Ardyhansah Amat. "Tak kenal alam sekolah". Harian Metro. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  29. ^ Brookfield, Harold (1995). In place of the forest : environmental and socio-economic transformation in Borneo and the eastern Malay Peninsula. Tokyo [u.a.]: United Nations Univ. Press. hlm. 219-220. ISBN 9280808931. 
  30. ^ "Penyerahan Gelanggang Futsal 1Malaysia". Jabatan Belia dan Sukan (Persekutuan) Negeri Sabah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-08. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  31. ^ "PELAN_STRATEGIK (draft).pdf" (PDF). Majlis Perbandaran Tawau. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-12-31. Diakses tanggal 30 November 2103. 
  32. ^ "Masjid Babul Khair Kg. Titingan Terima Sumbangan". Blog DUN Apas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2 November 2011. 
  33. ^ Tawau District - Waste disposal issues Diarsipkan 2008-08-28 di Wayback Machine., Diperolehi pada 28 April 2008
  34. ^ a b c "Bandar Baru Titingan". Taman Taman in Tawau. etawau.com. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  35. ^ "SEDCO Features Bandar Baru Titingan at SIE2010". SEDCO. Diakses tanggal 10 Disember 2013. 
  36. ^ "Pelajar Buktikan Miskin Bukan Penghalang Untuk Berjaya". 17 September 2005. Diakses tanggal 2 November 2011. 
  37. ^ Bolong, Jusang (1999). Ralat. Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributords [sic]. ISBN 967610986X. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya