Kabupaten Bengkalis adalah salah satu kabupaten di provinsiRiau, Indonesia. Ibu kotanya berada di Bengkalis Kota. Wilayah dari kabupaten ini mencakup daratan bagian Timur Pulau Sumatra dan wilayah kepulauan, dengan luas adalah 6.973,00 km². Jumlah penduduk Bengkalis pada pertengahan tahun 2024 sebanyak 671.725 jiwa.[2]
Penghasilan terbesar Kabupaten Bengkalis adalah minyak bumi yang menjadi sumber terbesar APBD-nya bersama dengan gas. Kabupaten Bengkalis mempunyai letak yang sangat strategis, karena dilalui oleh jalur perkapalan internasional menuju ke Selat Malaka. Bengkalis juga termasuk dalam salah satu program Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle (IMS-GT) dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
Geografis
Kabupaten Bengkalis terletak di sebelah timur Pulau Sumatra yang mencakup area seluas 8.403,28 km² dengan batas sebagai berikut:[4][5]
Bengkalis merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata sekitar 2–6,1 meter dari permukaan laut. Sebagian besar merupakan tanah organosol, yaitu jenis tanah yang banyak mengandung bahan organik. Di daerah ini juga terdapat beberapa sungai, tasik (danau) serta 24 pulau besar dan kecil. Beberapa di antara pulau besar itu adalah Pulau Rupat (1.524,84 km²) dan Pulau Bengkalis (938,40 km²).[6]
Bengkalis mempunyai iklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh iklim laut dengan temperatur 26 °C – 32 °C. Musim hujan biasanya terjadi sekitar bulan September – Januari, dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 809–4.078 mm/tahun. Periode musim kemarau biasanya terjadi antara bulan Februari hingga Agustus.[7]
Pejabat tertinggi dalam pemerintahan kabupaten Bengkalis ialah bupati. Saat ini, bupati yang menjabat di Bengkalis ialah Kasmarni, didampingi wakil bupati, Bagus Santoso. Kasmarni dan Bagus merupakan pemenang pada pemilihan umum bupati Bengkalis tahun 2020. Mereka secara resmi dilantik oleh gubernur Riau, Syamsuar, pada 26 Februari 2021, di Balai Pelangi Komplek Gubernur Riau, Kota Pekanbaru. Pelantikan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, karena masih dalam masa pandemi Covid-19.[8]
Kabupaten Bengkalis memiliki 11 kecamatan, 19 kelurahan dan 136 desa (dari total 166 kecamatan, 268 kelurahan dan 1.591 desa di seluruh Riau). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 537.142 jiwa dengan luas wilayahnya 6.975,41 km² dan sebaran penduduk 77 jiwa/km².[12][13]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bengkalis, adalah sebagai berikut:
Secara Administrasi Pemerintah, Kabupaten Bengkalis terbagi dalam 11 Kecamatan, 19 Kelurahan dan 136 desa, dengan luas wilayah 8.403,28 km². Tercatat jumlah penduduk Kabupaten Bengkalis 658.846 jiwa (2023) dengan sifatnya yang heterogen, mayoritas penduduk Bengkalis adalah suku Melayu.
Selain itu, juga terdapat suku-suku lainnya seperti suku Jawa yang mayoritas tinggal di Desa Pedekik dan desa Wonosari, suku Minang, suku Batak, suku Bugis, etnis Tionghoa dan sebagainya. Bengkalis sebagai ibu kota kabupaten dikenal juga dengan julukan Kota Terubuk, karena daerah ini adalah penghasil telur ikan Terubuk yang sangat disukai masyarakat lokal karena rasanya yang amat lezat dan tentu saja menyebabkan harga telur ikan Terubuk menjadi lebih mahal. Kota lainnya adalah Duri sebagai daerah penghasil minyak bumi.
Data Kementerian Dalam Negeri pada pertengahan tahun 2024 mencatat bahwa mayoritas penduduk Bengkalis menganut agama Islam. Adapun banyaknya penduduk Bengkalis menurut agama yang dianut yakni Islam sebanyak 82,02%, kemudian Kekristenan sebanyak 13,11% dengan rincian Protestan sebanyak 11,96% dan Katolik sebanyak 1,15%. Penduduk yang menganut agama Buddha sebanyak 4,82%, kemudian Konghucu sebanyak 0,03%, dan keperayaan serta Hindu sebanyak 0,02%.[2][15]
Perekonomian
Sebelum dibagi menjadi 4 daerah otonom, kabupaten Bengkalis adalah penghasil minyak terbesar di provinsi Riau dan di Indonesia. Eksplorasi minyak ini dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia dan konsesi dengan Kondur Petroleum.
Karena memiliki daerah perairan yang cukup luas, maka Bengkalis sangat berpotensi menghasilkan ikan laut, selain itu juga terdapat budi daya ikan kakap putih di tepi sungai. Komoditas utama di sektor perkebunan termasuk kelapa, karet dan minyak sawit dan VCO. Tanaman penting lainnya seperti kopi, cokelat dan buah pinang. Di Kabupaten Bengkalis terdapat hutan seluas 463.441 ha yang tersebar di 8 kecamatan di kabupaten ini. Hutan di daerah ini terdiri dari berbagai macam flora dan fauna. Hutan mangrove banyak terdapat di tepian pantai. Hutan lainnya ada yang menghasilkan kayu gelondongan, rotan, resin dan bahan baku lainnya yang berasal dari hutan. Selain daripada kilang pengelolaan minyak yang dimiliki oleh Pertamina UP II Sungai Pakning, saat ini juga terdapat beberapa industri seperti kayu gergaji, perabotan dan mangrove arang.[butuh rujukan]
Komoditas hasil panen yang ada di Kabupaten Bengkalis berupa beras di lahan seluas 14.319 ha, Sagu 17.710 ha, ubi kayu 1.273 ha, jagung 402 ha, kacang 162 ha, buah-buahan (durian, pisang, rambutan, nenas, mangga dan lain-lain) serta sayur-sayuran 1.151 ha. Beberapa daerah ditunjuk untuk pengembangan komoditas hasil panen sebagai berikut:[butuh rujukan]
Pengembangan beras di Bantan dan Bukit Batu.
Pengembangan komoditas buah-buahan di Bengkalis.
Komoditas sayur-sayuran di Bengkalis, Rupat, Mandau dan Bukit Batu.
Perhubungan
Transportasi darat
Kota Duri dan Sungai Pakning dapat dihubungkan dengan jalan raya untuk menuju ke Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau, dan kota-kota lainnya di Sumatra. Fasilitas jalan raya di Kabupaten Bengkalis khususnya di Pulau Bengkalis telah menggunakan aspal hotmix, tetapi masih belum mencapai daerah pelosok yang masih harus sabar menikmati fasilitas jalan aspal biasa. Kota Duri sekarang sudah mulai terhubung dengan Jalan Tol Pekanbaru–Dumai yang pintu masuknya berada di Kecamatan Pinggir, Bengkalis atau tepatnya lebih kurang 6 km dari pusat kota Duri, dan memangkas waktu sebesar 2 hingga 3 jam saja dari Pekanbaru ke Dumai.
Transportasi laut
Faslitas tranportasi laut di Kabupaten Bengkalis dilayani oleh kapal-kapal kargo kelas menengah dan kapal penumpang feri cepat berjenis speed boat. Pelabuhan laut di Kabupaten Bengkalis cukup banyak, sebagian besar adalah pelabuhan rakyat yang di singgahi oleh kapal-kapal kelas kecil dan menengah. Sementara pelabuhan besar di Pulau Bengkalis ada 2, yaitu pelabuhan utama Bandar Sri Laksamana dan sebuah pelabuhan laut bernama pelabuhan Bandar Sri Setia Raja yang melayani jalur internasional yang berada di daerah Selat Baru, kecamatan Bantan. Melayani rute Bengkalis–Muar, Malaysia.
Pelabuhan ini di beri nama Bandar Sri Setia Raja, sesuai dengan nama seorang tokoh masyarakat Melayu-Bengkalis pada dahulu kala. Juga melayani jalur tujuan domestik seperti Dumai, Selatpanjang, Batam, Tanjung Pinang, dll. Mulai tanggal 13 April 2021, Roll on roll off (Roro) yang menghubungkan antara Bengkalis dan Sungai Pakning, dibuka secara operasional selama 24 jam penuh demi menunjang kegiatan aktivitas ekonomi masyarakat Bengkalis.[16]
Transportasi udara
Untuk transportasi udara, terdapat sebuah Bandar udara perintis yang bernama Bandar Udara Sei Selari yang berada di Sungai Pakning. Bandar udara ini merupakan milik dari PT Pertamina UP II Dumai di Sei. Pakning untuk kebutuhan transportasi perusahan minyak negara tersebut dan juga untuk aktivitas perusahaan minyak Kondur Petroleum S.A., sebuah perusahaan minyak swasta milik anak negeri. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM. 34 tahun 2003, penetapan sementara Bandar Udara Sei Selari, Sei Pakning milik PT Pertamina UP II Dumai di Sei Pakning sebagai bandar udara khusus yang dapat melayani penerbangan bagi kepentingan umum.
Pariwisata
Letak geografis Kabupaten Bengkalis terdiri dari pulau-pulau dengan daerah pantai pesisir yang menghadap langsung ke Selat Malaka dengan pemandangan yang indah – sangat menjadi perhatian para turis, berpusat di Pulau Rupat. Untuk akomodasi bagi para pengunjung, maka disediakan beberapa hotel di Bengkalis, Duri, Sungai Pakning dan Tanjung Lapin serta Rupat Utara.
Pantai Pasir Panjang di Pulau Rupat
Berlokasi di Selat Malaka dan merupakan pantai kebangaan dari 3 daerah di Pulau Rupat, yaitu Tanjung Medang, Tanjung Rhu dan Tanjung Punak. Tempat ini dapat dicapai dengan boat kecil yang dikenal dengan nama ‘pompong’ dari Dumai. Perjalanan akan memakan waktu selama 15 menit dengan boat dan 45 menit dengan kendaraan beroda dua (ojek). Jalur ini dilalui oleh boat nasional dan pengunjung internasional karena keindahan pantai Rupat dan pemandangan laut yang nyaman. Rencananya akan dibangun jembatan sepanjang 50 km untuk menghubungkan pulau ini dengan Malaka – Malaysia. Di pulau Rupat juga dapat ditemukan komunitas suku terbelakang yang disebut dengan suku Akit yang melakukan berbagai atraksi untuk menghibur pengunjung.
Pantai Selat Baru
Berlokasi di pantai Timur Bengkalis, tepatnya di kecamatan Bantan yang terbentang sepanjang 4 km dengan ciri khas yang unik berupa bibir pantai yang melebar ke arah laut (± 100 m) pada saat air laut surut. Keadaan ini membuat pengunjung pantai dapat bermain sepuasnya di sepanjang pantai. Tidak jauh dari bibir pantai, mengalir sungai kecil yang diberi nama Sungai Liong. Sepanjang tepi sungai terdapat tempat pengembang-biakkan telur ikan Kakap Putih. Tepat di muara Sungai Liong kini berdiri sebuah Pelabuhan Laut yang melayari rute internasional bernama Bandar Sri Setia Raja yang diresmikan oleh Gubernur Riau, HM. Rusli Zainal, SE, MP, pada tanggal 1 Maret 2010 yang melayari rute salah satunya Bengkalis–Muar, Malaysia.[17]
Terletak pada jarak 89 km dari Minas atau 119 km dari Pekanbaru, Duri adalah salah satu kota penting yang menghasilkan minyak. Di daerah ini terdapat pipa minyak berukuran besar dengan diameter 60 inci di sepanjang jalan dan kilang minyak Dumai.