Artikel Demografi Islandia ini adalah informasi demografi dari penduduk Islandia, termasuk kepadatan penduduk, etnis, afiliasi keagamaan dan aspek-aspek lain dari penduduk Islandia.
Sekitar 93% penduduk Islandia adalah warga Islandia, dengan sepersepuluh dari populasi yang lahir di luar negeri.[1] Sebagian besar penduduk Islandia adalah merupakan keturunan Norwegia dan Gael dari Irlandia dan Skotlandia yang dibawa sebagai penjelajah atau sebagai budak dalam beberapa tahun yang lampau. Analisis DNA terbaru menunjukkan bahwa sekitar 66% penduduk jenis kelamin laki-laki berasal dari keturunan Norse, sedangkan perempuannya 60% merupakan keturunan Keltik.[2][3]
Islandia tetap sangat homogen dan stabilt sampai abad ke-20. Sekitar 1% populasi Islandia pada tahun 1900 berasal dari keturunan Denmark (lahir di Denmark atau orang tua Denmark).[4] Karena kekurangan tenaga kerja,[5] Imigrasi ke Islandia kemungkinan besar akan meningkat di masa yang akan datang[6].Perkiraan menunjukkan bahwa jumlah imigran bisa mencapai 15% dari total populasi pada tahun 2030.[6]
Sejarah
Populasi Islandia sejak masa terbentuk sangat tidak stabil, namun perkiraan diantara sekitar 30.000 dan 80.000. Statistik resmi dimulai pada 1703, populasi Islandia tumbuh dari 50.358 menjadi 338.349 pada awal tahun 2017.[7]
Patronim
Sebagian besar nama keluarga orang Islandia didasarkan pada patronim, atau mengadopsi nama pertama ayah, diikuti oleh "anak laki-laki" atau "anak perempuan". Sebagai contoh,nama anak: Magnús dan Anna, anak-anak dari seorang pria bernama Pétur Jónsson, maka mereka akan memiliki nama lengkap Magnús Pétursson dan Anna Pétursdóttir. Jika anak perempuan Magnús bernama Sigríður Ásta maka nama lengkapnya akan menjadi Sigríður Ásta Magnúsdóttir, dan akan tetap demikian selama sisa hidupnya tanpa mempedulikan dengan siapa dia akan menikah.
Emigrasi
Sejumlah besar orang Islandia mulai beremigrasi dari Islandia pada tahun 1850-an. Diperkirakan sekitar 17.000 orang Islandia beremigrasi ke Amerika Utara pada periode 1870-1914, dan sekitar 2.000 orang masih kembali ke Islandia. Maka, sekitar 15.000 orang (20% dari populasi Islandia) pada tahun 1887, telah meninggalkan Islandia.[8]
Menurut sejarawan Gunnar Karlsson, "migrasi dari Islandia unik karena sebagian besar pergi ke Kanada, sedangkan sebagian besar atau seluruh negara Eropa lainnya, mayoritas pergi ke Amerika Serikat. Hal ini disebabkan setelah pihak berwenang dari Kanada mulai mempromosikan emigrasi untuk bekerja sama dengan Allan Line, yang memiliki agen di Islandia pada tahun 1873. Meskipun bertentangan dengan sebagian besar negara di Eropa, akan tetapi kampanye promosi ini berhasil di Islandia, ditambah lagi sebagian besar penduduk Islandia tidak memiliki saudara di Amerika Serikat, maka mereka lebih memilih untuk pindah ke Kanada".[8]
Etnis
Penduduk asli Islandia berasal dari ras Nordik dan Gaelik. Ini terbukti dari sastra yang berasal dari masa lalu dan juga dari penelitian ilmiah lainnya seperti tipe darah dan analisis genetik. Salah satu studi genetik tersebut mengindikasikan bahwa mayoritas penduduk laki-laki berasal dari Nordik sedangkan mayoritas wanita berasal dari Gaelik, yang berarti banyak pemukim Islandia adalah orang-orang Navy yang membawa budak Gaelik bersama mereka.[9]
Islandia memiliki kebebasan beragama yang dijamin oleh Konstitusi, meskipun Gereja Islandia, sebuah gereja aliran Lutheran dalam orientasi Protestan adalah gereja nasional dan tertuang dalam konstitusi:
Gereja Lutheran Injili akan menjadi Gereja Negara Bagian di Islandia dan, karenanya, harus didukung dan dilindungi oleh Negara.
Disamping itu, Islandia adalah negara agama; Sama seperti negara-negara Nordik lainnya, kehadiran dalam kegiatan keagamaan relatif rendah.[12][13] Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2001, 23% penduduknya adalah ateis atau agnostikisme agnostik.[14] Proporsi yang terdaftar di Gereja resmi Islandia menurun dengan cepat, lebih dari 1% per tahun (Gereja Islandia telah menurun dari 80% pada tahun 2010 menjadi kurang dari 70% pada tahun 2017).
Kultur dan Literatur
Budaya Islandia berakar pada tradisi Jerman Utara. Kepopuleran Sastra Islandia, khususnya sagas dari bahasa Islandia dan edda yang ditulis selama Abad Pertengahan. Berabad-abad lamanya mereka tetap melindungi budaya Nordik negara itu dari pengaruh luar; contoh yang menonjol adalah pelestarian bahasa bahasa Islandia atau bahasa Nordik modern.[15]
Terjemahan Alkitab diterbitkan pada abad ke-16. ini merupakan peristiwa penting sejak abad ke 15 sampai abad ke 19. Pada masa ini juga terdapat sajak suci, yang paling terkenal adalah Lagu Nyanyian Gairah karya Hallgrímur Pétursson, dan 'rímur', puisi sajak menggunakan irama. Berasal pada abad ke-14, akan tetapi rímur mulai populer pada abad ke-19, ketika perkembangan bentuk-bentuk sastra baru yang dipicu oleh penulis Nasional-Romantis yang berpengaruh yakni Jieas Hallgrímsson. Belakangan ini, Islandia telah menghasilkan banyak penulis hebat, salah satu yang paling terkenal ialah Halldór Laxness, yang menerima hadiah Nobel dibidang sastra (Nobel Prize in Literature) pada tahun 1955 (satu-satunya orang Islandia yang memenangkan Hadiah Nobel sejauh ini ). Orang Islandia adalah konsumen literatur, dengan jumlah toko buku per kapita terbanyak di dunia. Islandia sendiri mengimpor dan menerjemahkan lebih banyak literatur internasional daripada negara lain. Islandia juga memiliki publikasi buku dan majalah per kapita tertinggi di dunia[16] dan dan sekitar 10% dari populasi akan menerbitkan sebuah buku dalam masa hidup mereka.[17]