Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (disingkat BPPT) adalah bekas lembaga pemerintah nonkementerian di Indonesia yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Sejak tahun 2021, BPPT bersama dengan berbagai lembaga dan unit pemerintahan lain dileburkan ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kepala BPPT terakhir adalah Hammam Riza. Tugas dan fungsiPada masa aktifnya, BPPT melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya, BPPT menyelenggarakan fungsi:[2]
Susunan organisasiPada masa aktifnya, BPPT terdiri atas:[3]
SejarahAwal mulaBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bermula dari gagasan Soeharto pada tahun 1974 yang kemudian menugaskan B. J. Habibie selaku penasihat pemerintah di bidang Advanced Technology dan Teknologi Penerbangan untuk pembentukan badan tersebut.[4] BPPT dibutuhkan sebagai lembaga yang mengkaji masalah-masalah teknologi secara mendalam dan menyeluruh agar penerapan teknologi memberikan manfaat bagi kepentingan bangsa, khususnya dalam rangka mengembangkan industri dan produksi yang dapat memperkuat ketahanan nasional.[4] Pada tanggal 23 Agustus 1978, B. J. Habibie dilantik menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi/Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada Kabinet Pembangunan III melalui Keputusan Presiden Nomor 25/1978 sebagai Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertanggung jawab kepada presiden.[4] Transformasi teknologi nasionalPada tahun 1989, Indonesia menggaungkan transformasi nasional dengan membangun industri strategis nasional.[5] Perancangan dan pengkajian industri strategis hampir seluruhnya dikerjakan oleh BPPT, terutama aset sumber daya manusia yang menjadi dasar setiap industri strategis.[4] Momen keberhasilan transformasi teknologi nasional adalah sebuah rancang bangun pesawat N-250, disebut juga dengan Gatotkaca, yang berhasil terbang perdana pada 10 Agustus 1995.[4][6][7] Berdasarkan keberhasilan tersebut, maka pada setiap tanggal 10 Agustus diperingati sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas).[8] BPPT bertanggung jawab menghasilkan inovasiAwalnya, BPPT menjembatani dan melakukan mediasi antara penyedia teknologi dengan pengguna teknologi. Selain itu, BPPT menjadi lembaga yang merekomendasikan atau memilih teknologi yang paling tepat untuk pembangunan di Indonesia, serta memberikan solusi teknologi.[9] Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SISNAS IPTEK) pada tanggal 13 Agustus 2019 oleh presiden Joko Widodo,[10] maka BPPT menjadi lembaga pengkajian dan penerapan yang berfungsi menumbuhkembangkan teknologi maupun pendayagunaan teknologi serta bertanggung jawab menghasilkan inovasi.[11] Implementasi dari undang-undang tersebut menghasilkan beberapa produk inovasi yang termasuk dalam fokus prioritas riset nasional berupa pesawat tanpa awak pengawas kedaulatan nasional,[12] pabrik garam terintegrasi,[13] teknologi modifikasi cuaca,[14] pembangkit listrik tenaga sampah,[15] bahan baku obat,[16] dan stasiun pengisian kendaraan listrik.[17] Garis waktu penting
PeranBerdasarkan Undang-Undang SISNAS IPTEK,[10] BPPT selaku penyelenggara iptek memiliki tujuh peran dalam melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pengkajian dan penerapan teknologi di Indonesia.[40][41] PerekayasaanPerekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain atau rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk dan/atau proses produksi yang lebih baik dan/atau efisien dengan mempertimbangkan keterpacuan sudut pandang dari/atau konteks teknis, fungsional, bisnis, sosial, budaya, lingkungan hidup, dan estetika.[10] Kegiatan perekayasaan teknologi dimulai dengan tahap pengujian sesuai untuk standar yang dibutuhkan, pengembangan teknologi untuk menguatkan teknologi produksi, kegiatan rancang bangun dalam menghasilkan prototipe melalui uji coba kinerja sesuai target desain, serta melakukan pengoperasian bersama industri mitra sehingga menghasilkan kualitas produk mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti sertifikat produksi dan izin edar. Beberapa kegiatan perekayasaan dari BPPT adalah implan tulang,[42] rubber airbag, pabrik industri garam terintegrasi, pembangkit listrik tenaga panas bumi,[43] dan biogas. Kliring teknologiKliring teknologi merupakan proses penyaringan kelayakan atas suatu teknologi melalui kegiatan pengkajian untuk menilai atau mengetahui dampak dari penerapannya pada suatu kondisi tertentu.[10] Pada peran kriling teknologi, BPPT dalam beberapa tahun ke belakang melakukan berapa proses penyaringan kelayakan suatu teknologi sebelum diimplementasikan. Beberapa kegiatan kliring teknologi dari BPPT adalah turbin uap, motor listrik (bow thruster), CNC Bubut, desain pabrik gula,[44] dan pilot project pembangkit listrik tenaga sampah.[29] Audit teknologiAudit teknologi adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif terhadap aset teknologi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian teknologi dengan kriteria dan/atau standar yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil kepada pengguna yang bersangkutan.[10] Beberapa kegiatan audit teknologi dari BPPT adalah audit infrastruktur LRT,[25] audit teknologi mati listrik Pulau Jawa,[45] audit teknologi industri sawit, audit teknologi smart level crossing, audit teknologi pabrik gula, audit teknologi kasus flu burung, dan audit teknologi pembangkit listrik tenaga uap. Alih teknologiAlih teknologi adalah pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi antar lembaga, badan, atau orang, baik yang berada dalam lingkungan dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri atau sebaliknya.[10] Alih teknologi dapat dilakukan secara komersial atau nonkomersial melalui lisensi, kerjasama atau pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa kegiatan alih teknologi dari BPPT adalah alih teknologi pembangkit listrik tenaga sampah,[29] pembangunan pembangkit listrik tenaga biogas (POME), dan pesawat udara nirawak (PUNA).[36] IntermediasiIntermediasi merupakan upaya untuk menjembatani proses terjadinya inovasi antara penghasil dan calon pengguna teknologi.[10] Intermediasi teknologi menjadi komponen utama dalam pemasaran dan transaksi teknologi.[10] Peran intermediasi teknologi di BPPT telah dilaksanakan oleh unit kerja, balai, Pusat Pelayanan Teknologi, dan Balai Inkubator Teknologi (BIT). Kegiatan intermediasi dari BPPT dilaksanakan melalui program inkubasi teknologi yang telah menghasilkan 160 calon perusahaan rintisan terinkubasi dari tahun 2002-2019.[46] BIT juga merupakan satu-satunya inkubator dari pemerintah di antara 8 inkubator yang mendapatkan peringkat sebagai lembaga inkubator berklasifikasi A dalam akreditasi inkubator yang dilakukan oleh Kemenristek/BRIN.[47] DifusiDifusi adalah proses di mana adopsi teknologi baru menyebar luas di masyarakat atau perekonomian yang dilakukan melalui penyebarluasan informasi dan/atau promosi tentang suatu ilmu pengetahuan dan teknologi secara proaktif dan ekstensif oleh penemunya dan/atau pihak lain dengan tujuan agar dimanfaatkan untuk meningkatkan daya guna.[10] Beberapa kegiatan difusi teknologi BPPT di antaranya pakan sapi dari limbah sawit,[48] pembenihan ikan nila Gesit dan Salina,[13] pembenihan ex vitro,[49] pengolahan jagung dan kedelai, serta budidaya rumput laut, pembuatan pupuk slow released fertilizer (SRF). Selain itu telah dilaksanakan pula difusi teknologi PUNA ke PT DI,[36] difusi teknologi fitofarmaka BPPT untuk industri farmasi dan kosmetik, serta difusi teknologi penyiaran digital.[50] Komersialisasi teknologiKomersialisasi teknologi dilaksanakan melalui inkubasi teknologi, kemitraan industri dan/atau pengembangan kawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.[10] Komersialisasi teknologi merupakan peran yang sangat vital, yang merupakan salah satu dari 7 peran dari BPPT Dalam mendukung komersialisasi produk inovasi BPPT, maka BPPT memiliki Pusat Pelayanan Teknologi (Pusyantek) sekaligus menjembatani komersialisasi yang mengantarkan ide, riset dan inovasi melewati jurang kematian teknologi dan terhubung dengan mitra industri dalam suatu ekosistem teknologi inovasi. Peran komersialisasi yang dilakukan oleh Pusyantek diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menghasilkan teknologi untuk subtitusi barang impor, meningkatkan daya saing, dan kemandirian bangsa. Beberapa produk inovasi berhasil di komersialisasikan melalui Pusyantek, yaitu cangkang kapsul rumput laut, implan tulang,[24] biskuit pangan darurat,[51] kit diagnostik demam berdarah dengue,[52] alat pengolah air minum,[53] sistem pemantauan air, teknologi KTP elektronik,[54] dan Automatic Identification System (AIS). Sejak pandemi COVID-19 di Indonesia, BPPT menggagas terbentuknya "Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan Covid-19" atau TFRIC-19[37] yang merupakan kolaborasi model penta heliks dengan terdiri dari 9 institusi atau lembaga, 18 perguruan tinggi, 5 industri, 4 rumah sakit, 15 komunitas, dan 6 perusahaan rintisan.[55] Hasil dari kolaborasi tersebut berupa alat kesehatan penanganan virus corona.[56][57] Inovasi dan layanan teknologiEkosistem inovasiBerdasarkan pula pada UU SISNAS IPTEK pasal 23-34,[10] BPPT diamanatkan untuk memberikan atau menghasilkan produk inovasi. Dalam proses menghasilkan produk inovasi dibutuhkan pendampingan mulai dari tahap ide hingga komersialisasi, untuk menghindari berakhirnya teknologi tersebut di lembah kematian teknologi,[58] yaitu sebuah kondisi dimana sebuah produk inovasi tidak diserap oleh pasar ataupun industri, untuk diproduksi secara massal.[59] Pendampingan ini bisa dijembatani melalui kolaborasi dan kerja bersama seluruh pemangku kepentingan dengan membentuk sebuah ekosistem inovasi, yang melibatkan pemerintah (kementerian/lembaga), perguruan tinggi, industri, komunitas atau asosiasi, dan pemilik modal. Salah satu implementasi dari ekosistem inovasi terwujud pada era pandemi COVID-19 di Indonesia, dengan menghasilkan alat kesehatan penanganan virus corona buatan dalam negeri berupa rapid diagnostic test kit, tes reaksi berantai polimerase, kecerdasan buatan[60] untuk deteksi COVID-19, mobile laboratory level keselamatan biologi 2, dan alat bantu pernapasan darurat.[56][57][61] Program utama 2020Ina-TEWSIndonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) adalah alat pendeteksi tsunami yang memiliki tujuan untuk mitigasi bencana dan sekaligus mengurangi dampak dari bencana tsunami di Indonesia.[30] Ina-TEWS terdiri dari empat buoy yang dipasang di empat titik yang berpotensi terjadi gempa dan tsunami, yaitu bagian selatan Kuta, selatan Malang, selatan Cilacap, dan Selat Sunda.[62] Selain itu, Ina-TEWS juga dilengkapi dengan pemasangan dua cable based tsunameter (CBT) di kawasan Gunung Anak Krakatau dan perairan Mentawai.[31] Program flagshipPesawat Udara Nir Awak Elang HitamPada tahun 2019, BPPT membangun pesawat tanpa awak dengan nama program Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) dengan nama Elang Hitam yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia.[12] Pesawat tersebut dibuat untuk menjaga kedaulatan nasional demi mencegahnya terorisme, penyelundupan, pembajakan, pencurian SDA, pembalakan liar, pengambilan ikan secara liar, hingga ancaman di daerah perbatasan.[36] Bahan baku obatBPPT bekerja sama dengan industri dalam negeri dan perguruan tinggi mengembangkan bahan baku obat yaitu amoksisilin, parasetamol, insulin, adjuvant vaksin, dan herbal.[16] Upaya ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat sebanyak 1.200 ton per tahun.[63] Pembangkit listrik tenaga panas bumiBPPT mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dioperasikan di Kamojang, Jawa Barat dengan skala kecil yaitu 3 MW,[64] serta di Lahendong, Sulawesi Utara.[65] PLTP skala kecil menggunakan komponen dari dalam negeri, termasuk industri komponen oleh UKM.[64] Hal ini membuat penggunaan bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik tenaga diesel akan mampu dihemat.[43] Pabrik garam terintegrasiSebagai substitusi dari impor garam, BPPT bersama PT Garam melakukan komisioning pilot project garam industri terintegrasi dengan kapasitas 40.000 ton/tahun di Manyar, Gresik, Jawa Timur. Pabrik tersebut mampu meningkatkan kualitas produk garam lokal dari NaCl 88% menjadi garam industri dengan NaCl sebesar 98%.[35] Pabrik garam farmasiDalam rangka menurunkan impor bahan baku farmasi sebesar 40% pada tahun 2019, pabrik garam farmasi milik Kimia Farma beroperasi berdasarkan paten teknologi dari BPPT[66] Pabrik garam farmasi ini merupakan pabrik bahan baku obat pertama di Indonesia yang mengacu pada Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik (CPBBAOB) dengan izin BPOM tanggal 26 Desember 2015.[67] Stasiun pengisian kendaraan listrik umumBerdasarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, BPPT telah menghasilkan tiga stasiun pengisian listrik umum atau electric vehicle charging station (EVCS).[26] Lokasi pengisian daya tersebut terdapat di Gedung B.J. Habibie Jakarta dengan kemampuan pengisian daya cepat 50 kW, kemudian di kawasan Puspiptek Serpong yang berlokasi di B2TKE-BPPT dengan kemampuan pengisian daya pintar 20 kW, dan satu lagi di PT Len Industri yang berada di Bandung.[68] Program inovasiPLTSa Merah PutihBerdasarkan realisasi dari Perpres No. 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan,[28] maka dibentuklah pembangkit listrik tenaga sampah pertama di Indonesia dengan nama PLTSa Merah Putih yang beroperasi sejak tahun 2019 di Bantargebang.[29] PLTSa Merah Putih mampu mengolah sampah dengan kapasitas 100 ton per hari, serta dapat menghasilkan tenaga listrik dengan daya 700 kWh.[15][69] Teknologi pengolahan emas bebas merkuriMelalui ratifikasi Konvensi Minamata, yang mewajibkan Indonesia menghapuskan penggunaan merkuri di pertambangan emas rakyat skala kecil, BPPT menerapkan ujicoba pengolahan emas bebas merkuri dan akan dijadikan contoh untuk diterapkan secara nasional.[70] Teknologi yang digunakan untuk mengolah emas adalah melalui proses leaching dengan sianida. Proses tersebut dapat membuat pengolahan emas lebih optimal, serta tidak berbahaya bagi manusia maupun lingkungan.[70] Ujicoba proyek ini telah diterapkan di pertambangan rakyat di Kulon Progo dan Lebak.[70][71] Metode Kerangka Sampling Area (KSA) data produksi padi nasionalSejak Januari 2018, metode Kerangka Sampling Area (KSA) digunakan untuk mengukur luasan panen padi, mulai dari persiapan lahan, fase vegetatif awal, hingga masa panen.[72] KSA memberikan data produktivitas pertanian dengan pengambilan data sesuai titik koordinat melalui citra satelit.[73] Hasil dari data tersebut digunakan untuk penelitian langsung ke lapangan dan diambil gambarnya yang kemudian dikirim menggunakan sistem Android untuk hasil yang lebih akurat.[73] Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, luas baku sawah berkurang dari 7,75 juta hektar pada tahun 2013 menjadi 7,1 juta hektar pada tahun 2018.[74] PurulaPurula, singkatan dari Peptida Unggul Rumput Laut, merupakan pangan berupa abon tabur pendamping makanan untuk mencegah lahirnya bayi stunting.[75][76] Purula mengandung hidrolisat kedelai dan rumput laut, serta diperkaya dengan zat besi dan vitamin yang diformulasikan dalam bentuk makanan.[77] Purula juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya anemia.[77] Bahan bakar nabati biodiesel B30Bahan bakar B30 adalah campuran biodiesel berbasis kelapa sawit sebanyak 30% dalam minyak solar. B30 digunakan sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk mengurangi emisi dan konsumsi maupun impor BBM.[19] Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045BPPT mengkoordinasikan penyusunan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas AI) 2020-2045 yang menjadi arah kebijakan nasional dalam pengembangan inovasi kecerdasan artifisial di lima bidang prioritas yaitu bidang kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, serta mobilitas dan kota cerdas.[39] Sebelumnya, BPPT juga telah membangun pusat inovasi Artificial Intelligence yang disiapkan untuk mendukung terlaksananya program Stranas AI 2020-2045.[78] Teknologi tepat gunaEx vitroEx vitro merupakan teknologi memperbanyak benih tanaman secara vegetatif. Melalui teknologi ini, petani dapat memperbanyak benih unggul dengan cara yang sederhana, cepat, dan murah.[49] BPPT telah melakukan penyemaian benih ex vitro di berbagai daerah, yaitu Bangka (lada), Batu (kentang), Bantaeng (saitomo), Pemalang (jahe merah), Aceh (kakao), dan Bojonegoro (jati).[79] Air siap minumBPPT membangun teknologi air siap minum (arsinum) dengan sistem sterilisasi ultraviolet. Teknologi ini memiliki 2 jenis, yaitu Arsinum Fix (unit pengolahan air dalam bangunan permanen) dengan kapasitas 5.000 liter dan Arsinum Mobile (unit pengolahan air menggunakan mobil gardan ganda) dengan kapasitas 4.000 liter yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air minum 2.000 orang per hari per unitnya.[53] Arsinum Mobile dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah terdampak bencana. Teknologi ini mampu memproduksi air bersih dan air siap minum hingga 65.000 liter.[80] Pengoperasiannya menggunakan genset atau panel surya, serta dibutuhkan maksimal 2.000 W saat beroperasi.[81] Ikan nilaIkan nila Salina merupakan program ketahanan pangan nasional yang dikembangkan untuk mengantisipasi dampak pemanasan global yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut ke wilayah tambak dan berakibat tingginya kandungan garam di lahan tambak.[13] Ikan nila ini merupakan jenis yang dapat tumbuh baik di lingkungan perairan dengan kadar garam tinggi antara 20-25 ppt.[13] Budidaya ikan nila ini tidak membutuhkan waktu lama, hanya membutuhkan sekitar 4-5 bulan dan mampu hidup di tambak maupun laut.[15] Ikan nila ini juga memiliki kandungan gizi tinggi dengan komposisi protein sebesar 78,76%, lemak sebesar 6,19%, serat kasar 4,2%, kandungan abu 10,84%, asam lemak omega 3-6-9, serta EPA/DHA.[15] Pakan sapi berbahan limbah sawitHingga tahun 2018, 40% dari konsumsi total daging sapi domestik di Indonesia masih mengandalkan impor. Sementara itu, Indonesia memiliki 14,03 juta hektar perkebunan sawit dengan 4,4 juta area yang berpotensi untuk diintegrasikan dengan ternak sapi.[82] Namun, hanya 132.000 hektar yang berhasil dimanfaatkan dengan 66.000 ekor sapi.[83] BPPT menerapkan inovasi pakan sapi berbahan limbah sawit dan menjadikannya pakan ternak yang mengandung nutrisi tinggi.[48] Pakan sapi ini sudah dilakukan oleh pemerintah Riau dan mampu meningkatkan bobot sapi, serta diharapkan untuk mengurangi ketergantungan sapi impor.[84] Produk inovasi teknologiKit diagnostik demam berdarah dengueKit diagnostik demam berdarah dengue adalah alat pendeteksi dini demam berdarah dengue yang bermanfaat untuk mencegah kematian dalam jumlah tinggi akibat penyakit tersebut.[85] Alat tersebut diproduksi berdasarkan hasil kerja sama instansi swasta, serta digunakan di berbagai rumah sakit maupun puskesmas.[52] Bisku NeoBisku Neo, akronim dari Nutrisi Lengkap, Energi Tinggi, dan Orisinal merupakan makanan pengganti saat darurat bencana berupa biskuit.[51][86] Selain itu, Bisku Neo menjadi bagian dari survival kit dan dimanfaatkan oleh Basarnas.[87] Satu bungkus Bisku Neo mengandung 500 kkal/100 gram dan 25% kebutuhan konsumsi, juga setara dengan sebungkus nasi.[88] Bisku Neo dioleh dari bahan alami berupa tepung ubi kayu, ubi jalar, jagung, tempe, dan gula.[89] Teknologi beras sehatBeras Sehatku, Beras Tiwulku, dan Beras Sigerku merupakan beras analog dengan bahan baku utama tepung jagung (80%) dan ubi kayu (20%) tanpa bahan kimia. Selain itu, kaya akan vitamin B1 (Thiamin), B2 (Riboflavin), dan B6 (Pyridoxine); serta kaya mineral, kalium, magnesium, zat besi, dan fosfor.[90] Beras tersebut mempunyai manfaat kesehatan yaitu indeks glikemik rendah.[91] BPPT bekerja sama dengan UKM di kawasan Lampung memproduksi beras analog untuk menurunkan masalah penyakit diabetes dan tingginya obesitas akibat beras padi.[92] Cassava CastleCassava Castle adalah salah satu produk diversifikasi pangan lokal ubi kayu atau singkong.[93] Produk ini menggunakan bahan baku produk hasil kajian teknologi dari bahan baku unggulan lokal di Lampung, seperti ubi kayu, labu kuning, kopi, dan sebagainya.[93] BioPeatBioPeat adalah pupuk hayati hasil rekayasa teknologi BPPT yang dikembangkan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan gambut.[94] Pupuk ini mampu untuk menyuburkan lahan gambut, meningkatkan pH tanah, dan meningkatkan peluang mikroba penyubur tanah.[95] Selain itu, BioPeat mempu meningkatkan produktivitas tanaman jagung, nanas, dan meningkatkan kadar buah naga.[95] BioPeat sudah mulai diimplementasikan di lahan gambut kawasan karhutla di Riau dan Kalimantan Barat.[96] Sistem Pemerintahan Berbasis ElektronikBerdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018, tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang telah dikeluarkan pada bulan Oktober 2018, BPPT pun mengembangkan sistem untuk mendukung perpres tersebut.[97] Untuk mengembangkan sistem ini, digunakan jaringan Government Private Network (GPN) yang menggunakan alamat IP khusus. Semua data dari berbagai instansi pemerintah masuk ke dalam satu jaringan penyimpanan awan.[97] iOtentikiOtentik adalah sertifikat digital yang berfungsi untuk menandatangani, menerbitkan, dan memelihara sertifikat elektronik untuk sistem pemerintahan maupun .[32] Selain itu, iOtentik juga merupakan tanda tangan dokumen elektronik secara daring.[98] e-PemiluBPPT mengembangkan sistem pemungutan suara secara daring untuk menjamin pemungutan dan pengitungan suara yang transparan, jujur, dan akuntabel.[99] Saat ini, sistem tersebut telah digunakan di 18 kabupaten antara lain Brebes dan Sleman;[100][101] serta hampir 1.000 desa di Indonesia.[99] KTP elektronikBPPT berperan dalam memberikan rekomendasi spesifikasi perangkat keras, perangkat lunak, dan blangko KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan yang dilengkapi dengan sidik jari maupun sirkuit terpadu.[54] Selanjutnya, BPPT akan mengembangkan e-ID, yaitu identitas elektronik multiguna sebagai pengembangan lanjutan dari KTP elektronik.[54] Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B)Automatic Dependent Surveillance – Broadcast (ADS-B) adalah sebuah sistem pemantauan penerbangan tanpa menggunakan radar. Sistem ini juga memungkinkan komunikasi data antar pesawat udara. ADS-B digunakan untuk mencegah tabrakan antar pesawat serta peningkatan dan optimalisasi ruang udara di bandara.[102] BPPT melalui Pusat Teknologi Elektronika telah mengkaji dan mengembangkan sistem ADS-B sejak tahun 2007. Kelebihan inovasi ini dapat dipasang di berbagai medan lokasi, termasuk dimanfaatkan di sejumlah bandar udara yaitu Bandara Ahmad Yani, Semarang dan Husein Sastranegara, Bandung.[103][23] ADS-B juga digunakan di lokasi terpencil karena kebutuhan energi listriknya kecil sehingga dapat menggunakan listrik tenaga surya.[104] Implan tulang traumatik SS-316LBPPT mengembangkan implan tulang traumatik buatan dalam negeri dengan menggunakan stainless steel atau titanium material SS-316L. Produk ini bertujuan untuk menggantikan produk impor serupa dan membuatnya lebih mudah terjangkau oleh masyarakat.[42] Saat ini, implan tulang traumatik telah digunakan di RSUD Mamuju Sulawesi Barat, RSPAD Gatot Soebroto, dan RS Bhayangkara Polri.[24] Sistem Informasi Manajemen, Perencanaan, Penganggaran, dan Pelaporan (SIMRAL)Sistem Informasi Manajemen, Perencanaan, Penganggaran, dan Pengelolaan Keuangan Terpadu (SIMRAL) adalah aplikasi yang dikembangkan oleh BPPT dengan berbasis web dan sumber aplikasi terbuka. Dalam SIMRAL terdapat input data dari hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa/kelurahan, kecamatan hingga kabupaten/kota. Hasil akhirnya dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).[105] Sampai saat ini, SIMRAL telah digunakan di pemerintah daerah sebagai Mitra BPPT yaitu Banyuwangi, Pekalongan, Tangerang Selatan, Situbondo, Probolinggo, dan Sulawesi Utara.[106] Automatic Identification SystemAutomatic Identification System (AIS) adalah perangkat pengirim pesan ke segala arah sehingga kapal lain di sekitar kapal tersebut, yang sudah dilengkapi dengan perangkat AIS Transceiver, dapat mengetahui secara terus menerus situasi lalu lintas di sekelilingnya. Terdapat dua kelas AIS, yaitu A dan B. AIS Class B untuk kapal berbobot kurang dari 300 GT, terutama diperuntukkan untuk kapal-kapal nelayan. Produk AIS Kelas B inovasi BPPT, memililiki fitur keunggulan bagi nelayan, yaitu dapat menunjukkan dan memandu ke lokasi posisi ikan.[107] BPPT LOCKBPPT LOCK merupakan alat pemecah gelombang dengan proses produksi sederhana dan murah serta didukung dengan pemasangan di lapangan yang mudah.[108] Saat ini BPPT Lock sudah diterapkan di PLTU Pacitan.[109] Desain pabrik gula Merah PutihBPPT mendesain pabrik gula Merah Putih dengan kapasitas 10.000 ton dengan tujuan untuk merealisasikan program revitalisasi industri gula nasional dan mencapai swasembada gula. Berdasarkan hasil perekayasaan BPPT, potensi TKDN pabrik gula dapat ditingkatkan sampai dengan 63,93% melalui penerapan standarisasi desain yang berbasis kemampuan industri nasional.[44] Layanan teknologiBPPT melaksanakan pelayanan teknologi kepada seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah pusat, daerah, kementerian/lembaga, industri, dan masyarakat. Teknologi modifikasi cuacaTeknologi modifikasi cuaca (TMC) digunakan untuk memodifikasi cuaca seperti mengisi waduk, membasahi lahan gambut, mengurangi asap akibat karhutla, atau mengurangi curah hujan penyebab banjir. TMC dilakukan dengan proses penyemaian awan menggunakan bahan yang bersifat menyerap air.[110] TMC digunakan untuk mengatasi karhutla di Riau; serta melakukan pengisian Waduk Duriankang, Sei Ladi, dan Muka Kuning di Batam.[111] Layanan ini dilakukan oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca.[112] Survei kelautanBPPT melakukan pelayanan jasa survei, observasi, dan riset kelautan. Terdapat empat jenis kapal Baruna Jaya yang digunakan untuk melakukan survei kelautan, yaitu K/R Baruna Jaya I hingga IV.[113] Hal yang dilakukan seperti survei batimetri landas kontinen di Papua,[114] pencarian kotak hitam pesawat Lion Air JT 610,[115] pencarian Kapal MV Nur Allya, dan pemeliharaan buoy Ina-TEWS.[18] Layanan ini dilakukan oleh Balai Teknologi Survei Kelautan.[116] Pengujian bahan bakarBPPT melakukan pelayanan untuk pengujian bahan bakar padat seperti batu bara, bahan bakar cair seperti biodiesel, uji coba dan optimasi proses hasil inovasi sebelum dilanjutkan ke industri, serta berbagai kegiatan di ruang kerja.[117] BPPT telah melakukan uji BBM berbagai jenis kendaraan roda empat dan turut serta dalam pengujian bahan bakar biodiesel B30 yang telah digunakan masyarakat sejak Januari 2020.[118] Pengujian bahan bakar dilakukan di Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Desain.[119] Pengujian mesin dan propulsiBPPT memiliki fasilitas pendukung proses transformasi teknologi otomotif nasional. Terdapat tiga kompetensi inti antara lain termodinamika, motor bakar dan propulsi, dan dalam bidang teknologi.[120] BPPT memiliki fasilitas peralatan uji kendaraan bermotor dan komponen-komponennya seperti mesin, transmisi, radiator, serta pengujian bahan bakar pelumas otomotif. BPPT melakukan uji mesin dan propulsi berbagai kendaraan, salah satunya adalah mobil Esemka.[121] Uji mesin dan propulsi kendaraan dilakukan di Balai Teknologi Termodinamika, Motor, dan Propulsi.[122] Pengujian panel suryaPengujian panel surya dilakukan oleh BPPT di Laboratorium Pengujian Komponen dan Sistem Fotovoltaik yang bertujuan untuk memeriksa kesesuaian spesifikasi dan memberikan gambaran teknis tentang cara kerja sistem fotovoltaik.[123] Laboratorium ini memiliki beberapa fasilitas antara lain mendeteksi cacat visual, uji daya keselamatan, dan uji ketahanan.[124] Pengujian ini dilakukan di Balai Besar Teknologi Konversi Energi.[125] Pengujian terowongan anginBPPT memiliki beberapa fasilitas terowongan angin, di antaranya Indonesian Low Speed Tunnel. Terowongan angin ini mempunyai 4 buah seksi uji (external balance, sting support, industrial, dan empty box), yang digunakan untuk simulasi lepas landas dan mendarat. Beberapa pesawat telah diuji di terowongan ini, termasuk pesawat R80, dan pesawat dari Asia maupun Eropa.[126] Pengujian ini dilakukan di Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, Aeroakustika.[127] Pengujian rancang bangun dan strukturBPPT melakukan pengujian kekuatan struktur Jembatan Ampera dengan melakukan uji ultrasonik beton yang bertujuan untuk mengetahui kualitas dari beton itu sendiri.[128][129] Selain itu, juga dilakukan pengujian dinamika pada kereta api untuk mengukur indeks kemudi dan kestabilan yang berdasar pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007.[130] Pengujian ini dilakukan di Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur.[131] Pengujian kompatibilitas elektromagnetikBPPT memiliki lima layanan laboratorium kompatibilitas elektromagnetik, seperti CISPR 22 khusus kompatibilitas elektromagnetik, CISPR 24 immunity pada perangkat teknologi komunikasi, CISPR 11 diterapkan pada peralatan yang menghasilkan energi gelombang radio dengan tujuan ilmu pengetahuan dan kesehatan, serta CISPR 13 untuk penerapan penerimaan siaran radio dan televisi sebagai pemancar.[132] Salah satu pesawat yang diuji di laboraturium tersebut adalah N-219 buatan PT Dirgantara Indonesia.[22] Pengujian ini dilakukan di Pusat Teknologi Elektronika.[133] Pengujian polimerBPPT memberikan jasa pengujian polimer, tentang kekuatan mekanik, fisik, sifat kimia, dan penuaan, pada bidang polimer, plastik dan komposit. Telah menjalin kolaborasi dalam bentuk technical center dengan perusahaan manufaktur dibidang polimer tingkat dunia. Melakukan pengujian Hamzat Alat Pelindung Diri (APD) dengan struktur mikro menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), pengujian droplet/water repellent, dan pengujian anti mikroba sesuai standar Kemenkes RI.[134] Pengujian dilakukan dengan menggunakan sampling tes droplet untuk mengetahui seberapa besar pori-pori dan material kain setelah dijahit.[134] Pengujian ini dilakukan di Balai Teknologi Polimer.[135] Audit teknologiPelaksanaan audit teknologi BPPT diterapkan pada Lintas Rel Terpadu Jabodebek yang merupakan salah satu proyek strategis nasional.[25][136] BPPT berpartisipasi dalam mendukung kesiapan pembangunan LRT, sampai dengan pengujian saat LRT dijalankan.[137] Selain itu, audit teknologi juga dilakukan saat kejadian mati listrik pulau Jawa pada tahun 2019.[138][45] Layanan audit ini dilakukan oleh Pusat Sistem Audit Teknologi.[139] Inkubator teknologiBPPT bertugas mengkomersialisasikan teknologi melalui program inkubasi untuk menciptakan perusahaan rintisan berbasis teknologi.[46] Layanan yang diberikan antara lain fasilitas dan konsultasi manajemen bisnis seperti aspek hukum, pemasaran, pengembangan jaringan bisnis, akses pembiayaan, dan pengembangan SDM. Beberapa perusahaan rintisan binaan inkubator teknologi BPPT antara lain Lubinar Indonesia yang bergerak dalam bidang kosmetik, Magneo di bidang kesehatan, sampai dengan Mhomecare yang bergerak di bidang layanan kesehatan.[140] Pendampingan teknologi ini dilakukan oleh Balai Inkubator Teknologi.[141] Pendampingan Techno ParkPemerintah membangun serta mengembangkan kawasan sains dan teknologi berupa techno park untuk mendukung program nawacita pemerintah.[142] Techno park adalah kawasan yang disiapkan untuk teknologi baru, serta sebagai dasar untuk menghasilkan pengusaha pemula berbasis teknologi hingga siap terjun ke dunia bisnis.[143] Cimahi Techno ParkCimahi Techno Park, berlokasi di Cimahi, merupakan wadah untuk pembinaan dan pengembangan bagi para penggiat ekonomi kreatif serta perusahaan rintisan berbasis teknologi.[144] Jenis pembinaan yang dilakukan berupa pengembangan industri pangan, telematika, dan animasi.[17] BPPT melakukan pendampingan Cimahi Techno Park mulai dari penyusunan sistem inovasi daerah sampai dengan dukungan sarana prasarana hingga menjadikan perusahaan rintisan yang mandiri.[17][145] Pelalawan Techno ParkBPPT mendorong ekosistem riset dan inovasi yang berkelanjutan di Kabupaten Pelalawan dengan membangun kawasan Pelalawan Techno Park untuk berfokus pada produk turunan sawit.[69] Pelalawan Techno Park memiliki luas 3.754 hektar yang terdiri atas 7 zona yaitu pendidikan, riset,industri, pemukiman, konservasi, komersial, dan zona publik.[69] BPPT memberikan perhatian kepada pengembangan biomassa, karena sawit dan sumber biomassa lainnya merupakan sumber energi terbarukan.[146] Biomassa sawit saat ini dikembangkan sebagai bahan bakar biodiesel B30 yang di masa depan akan ditingkan menjadi B100.[146] Bantaeng Techno ParkBantaeng Techno Park merupakan kawasan sains dan teknologi yang difokuskan menjadi sentra bibit unggul di kawasan Indonesia bagian timur.[147] Beberapa produk bibit unggul yang dihasilkan dan dimanfaatkan adalah talas satoimo, jagung, dan ikan nila.[148][149][150] Organisasi dan sumber daya manusiaDalam menjalankan tugas pengkajian dan penerapan teknologi, Kepala BPPT dibantu oleh sekretaris utama dan lima kedeputian teknis yang fokus pada bidangnya masing-masing, yaitu:
Demi tercapainya tugas dan fungsi BPPT, maka dukungan pelayanan dilaksanakan oleh Sekretariat Utama yang dipimpin oleh Sekretaris Utama yang bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya di lingkungan BPPT dengan membawahi empat biro sebagai berikut:
Di samping biro di atas, maka Sekretaris Utama mengkoordinasikan kegiatan pusat-pusat yang bertanggung jawab langsung ke Kepala BPPT, yaitu:
Program utama Sekretaris Utama tahun 2020 adalah pelaksanaan implementasi reformasi birokrasi di lingkungan BPPT Rencana strategis 2020-2024Rencana strategis (Renstra) 2020-2024 adalah dokumen berkekuatan hukum dalam mendukung tugas dan fungsi pengkajian dan penerapan teknologi.[151] Renstra memiliki tujuan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan di bidang teknologi sebagai landasan pembangunan nasional, menghasilkan inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas pembangunan nasional, dan meningkatnya tatakelola pemerintahan yang baik, akuntabel, dan dinamis melalui transformasi digital.[151] Daftar Kepala BPPT
Sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologiSemakin meningkatnya kebutuhan dan tumpuan harapan publik terhadap Iptek dan inovasi, maka kinerja yang harus dicapai oleh BPPT harus terus ditingkatkan. Melalui SDM iptek yang mumpuni dapat mendukung inovasi teknologi di Indonesia.[163] Pada tahun 2020, BPPT memiliki 2.884 pegawai dengan tingkat pendidikan S-3 sebanyak 206 pegawai (7,14%), S-2 sebanyak 773 pegawai (26,80%), S-1 sebanyak 1.421 pegawai (49,27%), dan sisanya sebanyak 484 pegawai (16,78%).[164] Berdasarkan surat edaran Menteri PAN dan RB Nomor 384, 390, dan 391 Tahun 2019 mengenai Langkah Strategis dan Konkret Penyederhanaan Birokrasi,[38] BPPT melaksanakan perampingan jabatan struktural dari yang sebelumnya 328 pejabat menjadi 48 pejabat struktural dengan terdiri dari Kepala BPPT, Sekretaris Utama, 5 Deputi (JPT Madya), Pejabat Tinggi Pratama, dan Kepala Balai. Dengan adanya kebijakan tersebut, maka total pejabat fungsional tertentu sebanyak 2.134 pegawai atau sebesar 74% dari total pegawai.[164] PenghargaanBPPT memberikan apresiasi kepada para pelaku teknologi yang berjasa, berprestasi, dan berdedikasi kepada bangsa dan negara Indonesia dalam inovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata teknologi, melalui beberapa penghargaan sesuai dengan kategorinya, yaitu: BPPT Innovator AwardBPPT Innovator Award adalah penghargaan tertinggi secara berkelanjutan kepada insan dan instansi/lembaga/perguruan tinggi/perusahaan yang mampu berprestasi melalui upaya inovasi dalam karya nyata teknologi.[165][166] Bacharuddin Jusuf Habibie Technology AwardBacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) adalah penghargaan tertinggi secara berkelanjutan kepada pelaku teknologi yang telah berprestasi melalui upaya inovasi dalam karya nyata teknologi.[167] Perekayasa Utama KehormatanPerekayasa Utama Kehormatan (PUK) merupakan gelar yang diberikan BPPT kepada pelaku teknologi atas jasa-jasanya yang besar dalam dunia teknologi/kerekayasaan (engineering) di Indonesia. Gelar PUK ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada peraih gelar tersebut.[20][21] AfiliasiBPPT menaungi secara langsung maupun tidak langsung beberapa organisasi terkait pengkajian dan perkembangan teknologi, yaitu: Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC-19) adalah kolaborasi model penta heliks dengan terdiri dari 9 institusi atau lembaga, 18 perguruan tinggi, 5 industri, 4 rumah sakit, 15 komunitas, dan 6 perusahaan rintisan[168] untuk menghasilkan produk pencegahan dan penanganan COVID-19 di Indonesia.[169][170] Himpunan Perekayasa IndonesiaHimpunan Perekayasa Indonesia (HIMPERINDO) merupakan organisasi profesi resmi untuk profesi perekayasa di Indonesia yang berada di bawah pembinaan BPPT[171] Anggota HIMPERINDO adalah pelaku kegiatan perekayasaan baik yang bernaung di bawah BPPT; kementerian dan lembaga tingkat pemerintah pusat, provinsi, kota, serta daerah; perguruan tinggi; badan usaha; maupun lembaga internasional.[171] Ikatan Auditor Teknologi IndonesiaIkatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI) adalah organisasi profesi yang menjadi wadah pengembangan kompetensi auditor teknologi di Indonesia.[172] PerpustakaanBPPT memiliki sebuah perpustakaan yang dapat diakses secara daring (online).[173] Perpustakaan digital (digital library) BPPT terletak di dua lokasi. Lokasi pertama terletak di Perpustakaan BPPT, Lantai 4 Gedung B.J. Habibie, Jalan M.H. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat. Lokasi kedua terletak di Public Information and Cyber Library BPPT yang berada di Gedung Teknologi 3 (Teknologi Informatika, Komunikasi, dan Elektronika), Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Perpustakaan BPPT terintegrasi dengan Knowledge Management System BPPT[174] dan E-Journal BPPT,[175] serta BPPT Press dikembangkan sebagai salah satu layanan perpustakaan.[176] Catatan kaki
Pranala luar
|