Zakaria BotrosZakaria Botros (bahasa Arab: زكريا بطرس, born on 24 October 1934) adalah seorang Pastor Koptik dari Mesir. Ia pernah bekerja sebagai Pastor Gereja Ortodoks Koptik Iskandariyah di Australia pada tahun 1992. Meraih gelar Bachelor of Arts dalam bidang Sejarah. Terkenal karena program-program televisi di mana ia membahas pandangan kritis terhadap sejumlah ajaran Islam dan buku-buku bersifat Islam dalam rangka dialog Islam-Kristen di Timur Tengah. Majalah "World Magazine" memberi Pater Botros penghargaan "Daniel of the Year award" pada tahun 2008 karena keterbukaannya dalam menyatakan kebenaran agamawi meskipun mendapat tekanan berat.[1] Ia pernah disebut sebagai "musuh publik Islam No. 1" oleh surat kabar Arab al Insan al Jadeed.[2][3][4] Al-Qaeda telah menawarkan hadiah 60 juta dollar bagi siapa yang dapat membunuhnya.[2][5] Program TelevisiHayah Evangelical ChannelBotros menjadi terkenal luas pada tahun 2003 setelah dia muncul dalam suatu acara diskusi di televisi pada program "Hayah Evangelical Channel." Kemudian dia muncul dalam programnya sendiri pada saluran televisi yang sama. Pandangan kritisnya terhadap sejumlah ajaran Islam menghasilkan banyak perdebatan mengenainya dalam acara-acara televisi lain.[6] Ia paling sering muncul pada saluran "Al Hayat TV".[7] Pada bulan Juli 2010, "Joyce Meyer Evangelical Ministry" – yang merupakan sebuah partner untuk Hayah Channel – menginformasikan BBC Arabic bahwa saluran itu menghentikan penyiaran acara Zakaria Botros. Yayasan itu tidak memberikan komentar mengenai alasan penghentian.[8] Al Fady ChannelZakaria membuka saluran televisi sendiri pada bulanApril 2011, yang disebutnya "A Fady". Saluran tersebut disiarkan diAmerika Utara[9] dan Timur Tengah sejak bulan November 2011. Tanggapan dari orang MuslimPerdebatanBanyak orang Muslim menganggap pandangannya terhadap Islam bersifat ofensif, sehingga sejumlah pakar dan penulis Muslim di Timur Tengah menerbitkan tanggapan atas pendapat-pendapatnya Para penanggap yang terkenal antara lain Abo Islam Ahmad Abdullah, Dr. Ibrahim Awad, dan Dr. Abdullah Badr. Para tokoh publik lain menyerukan agar pandangannya tidak diacuhkan.[10] Abo Islam Ahmad Abdullah mengatakan pernah mengundang Pastor Koptik ini untuk berdebat dalam suatu acara televisi yang dimoderasi di Mesir, tetapi tawaran ini ditolak karena alasan keamanan, meskipun ada jaminan dari para pakar Muslim bahwa mereka akan menjaga keamanannya.[11][12][13] Petisi untuk mencabut kewarganegaraannyaPada tahun 2009, Nabi El Wahsh meminta Pemerintah Mesir untuk mencabut kewarganegaraan Zakaria Botros dengan alasan "gangguan stabilitas dan keamanan publik yang diakibatkannya di Mesir".[14][15][16][17] Petisi untuk menahannyaSeorang ahli hukum Mesir, Mahmoud Riad, menggugat Presiden, Menteri Luar Negeri, Menti Dalam Negeri, Menteri Penerangan, dan Pausngereja Koptik Mesir dalam usaha agar Pemerintah Mesir meminta Interpol untuk menahan dan mengekstradisi Zakaria Botros kembali ke Mesir sehingga dapat diadili atas pandangan-pandangannya yang dianggap menghina Islam. Ia juga menggugat agar Mesir menarik para duta besarnya dari negara-negara yang menyiarkan acara-acara Botros.[18][19][20] Earlier four lawyers had asked for the same thing.[21] Perpindahan menjadi penganut KekristenanDalam sebuah wawancara dengan TV Al Jazeera, ulama Islam Ahmad al-Qatani menyatakan bahwa sekitar enam juta orang Muslim berpindah menjadi penganut Kekristenan setiap tahunnya, sebagian besar akibat menerima pandangan-pandangan Botros.[22] Menurut Botros, analisisnya mengenai tulisan-tulisan Islam bertujuan untuk memberikan orang-orang Muslim suatu "shock yang pendek dan tajam" agar mereka mampu mempertanyakan sejumlah ajaran-ajaran yang melenceng dan membuat mereka lebih mendalami kepercayaan mereka sendiri.[23] Namun, ia menegaskan bahwa dia tidak bermaksud menyerang agama Islam, melainkan hanya mencari kebenaran; "Kebenaran tidak dibatasi untuk satu orang saja, melainkan dimiliki oleh setiap orang, dan adalah hak setiap orang untuk mencari kebenaran dan memeluknya tanpa takut kepada otoritas-otoritas tertentu atau terorisme dari orang-orang fanatik."[24] Kontroversi mengenai "Innocence of Muslims"Pada tanggal 16 September 2012, di surat kabar Los Angeles Times muncul tulisan bahwa Botros memberikan pengaruh ideologi pada film Innocence of Muslims, yang pengambarannya mengenai nabi Muhammad menimbulkan protes dan serangan-serangan terhadap kantor-kantor kedutaan negara-negara barat di Timur Tengah. Artikel itu menuduh bahwa Botros adalah mentor ideologi ketiga orang pembuat film tersebut, bahkan dituliskan kutipan di televisi Al Fady, "Film itu adalah semua yang kami telah katakan sebelumnya"[25] Namun, Botros mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah keterlibatannya dalam pembuatan film tersebut maupun hubungan dengan para pembuatnya, yang dimuat dalam situs webnya. Botros mengatakan bahwa sejumlah media berupaya "menyulut agresi terhadap seorang yang dijadikan kambing hitam". Pada siaran tanggal 14 September 2012, sesuai dengan gaya ulasannya, ia bahkan membuat analisis kritis terhadap film tersebut dari sudut keakuratan sejarah, faktual dan kanonikal "dari perspektif seorang pakar", menyimpulkan bahwa "tidak ada orang yang mengapresiasi adegan-adegan yang sedemikian provokatif. Itu bersifat menghina dan tidak perlu, sekalipun dihubungkan dengan konsistensi riwayat Muhammad sebagaimana dinyatakan dalam literatur Islam otentik [yaitu Quran dan Hadits]." [26] Referensi
Pranala luar
|