Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Waktu India

Letak Mirzapur dan garis bujur 82,5° BT yang digunakan sebagai acuan bagi Waktu Standar India.

Waktu Standar India (bahasa Inggris: Indian Standard Time, disingkat IST) adalah zona waktu yang digunakan di seluruh bagian India, dengan perbedaan waktu sebesar UTC+5:00. Tidak ada waktu musim panas (daylight saving time, DST) atau penyesuaian waktu musiman di India, meskipun DST pernah digunakan sebentar pada masa Perang Tiongkok-India pada tahun 1962, Perang India-Pakistan pada tahun 1965, dan Perang India-Pakistan pada tahun 1971.[1] Dalam sistem waktu militer dan penerbangan, IST masuk dalam zona E* ("Echo-Star").[2]

Waktu Standar India dihitung berdasarkan bujur 82,5° BT, yang terletak di sebelah barat kota Mirzapur, dekat Allahabad di negara bagian Uttar Pradesh. Perbedaan bujur antara Mirzapur dan Observatorium Kerajaan Britania Raya di Greenwich sama dengan perbedaan waktu sebesar 5 jam. Waktu setempat diukur dari menara jam di Observatorium Allahabad (25,15° LU 82,5° BT) meskipun perangkat-perangkat pengukuran waktu disimpan di Laboratorium Fisika Nasional di New Delhi.[3]

Sejarah

Salah satu penjelasan waktu standar di India muncul pada abad ke-4 Masehi dalam buku astronomi Surya Siddhanta. Dengan asumsi bahwa bumi itu bulat, buku tersebut mendefinisikan meridian utama (bujur nol) sebagai garis yang melewati Avanti, nama kuno bagi kota Ujjain yang bersejarah (23°10′58″LU, 75°46′38″BT), dan Rohitaka, nama kuno bagi kota Rohtak (28°54′N 76°38′E / 28.900°N 76.633°E / 28.900; 76.633), sebuah kota dekat medan perang Kurukshetra.[4]

Terletak pada garis yang melewati tempat para setan berkumpul (katulistiwa dan 76° BT) dan gunung yang merupakan takhta para dewa (Kutub Utara), adalah Rohitaka dan Avanti...[5]

Para ahli astronomi kuno India menentukan awal hari berdasarkan terbitnya matahari pada meridian utama di Ujjain,[6] dan membagi hari kepada satuan-satuan yang lebih kecil sesuai dengan cara berikut ini:[7]

Waktu yang dapat diukur adalah waktu yang digunakan pada umumnya, dimulai dengan prāṇa (panjang suatu napas). Pala terdiri dari enam prāṇa, ghalikā terdiri dari 60 pala, dan nakṣatra ahórātra (satu hari penuh), terdiri dari 60 ghalikā. Satu nakṣatra māsa, atau satu bulan penuh, terdiri dari 30 hari.

Jika satu hari dibagi kepada 24 jam, maka prāṇa (atau satu siklus respirasi), satuan terkecil tersebut, sama dengan 4 detik, nilai yang konsisten dengan frekuensi pernapasan normal sebesar 15 napas/menit yang digunakan dalam penelitian kodekteran modern.[8] Surya Siddhanta juga menjelaskan sebuah metode untuk mengkonversi waktu setempat kepada waktu standar Ujjain.[5] Meskipun begitu, waktu standar Ujjain tidak lazim digunakan oleh orang-orang awam di luar bidang tersebut. Hampir sepanjang sebagian besar sejarah India, kerajaan-kerajaan yang berkuasa menggunakan waktu setempat mereka, yang biasanya ditentukan berdasarkan kalender Hindu dalam satuan bulan dan surya.[9] Sebagai contoh, observatorium Jantar Mantar yang dibangun Maharaja Sawai Jai Singh di Jaipur pada tahun 1733 terdiri dari berbagai jam matahari yang tingginya mencapai 27 meter yang digunakan untuk menentukan waktu setempat dengan tepat.

John Goldingham, seorang ahli astronomi Inggris, adalah orang yang dianggap sebagai penetap zona waktu UTC+5:30 seperti yang digunakan hingga kini.

Pada tahun 1792, Perusahaan Hindia Timur Britania (BEIC) mendirikan Observatorium Madras di Chennai (dahulu bernama Madras) berkat usaha Michael Topping, seorang astronom dan pelaut Britania. Pada tahun 1802, John Goldingham yang dilantik sebagai astronom resmi BEIC, menentukan garis bujur Madras (13°5′24″LU,80°18′30″BT) sebagai sama dengan 5 jam 30 menit di hadapan Waktu Greenwich dan merupakan waktu standar setempat. Peristiwa ini menandai penggunaan zona waktu tersebut untuk pertama kalinya, serta perubahan awal hari dari saat matahari terbit menjadi tengah malam. Jam di observatorium terpasang kepada sebuah senjata yang ditembakkan pada jam 8 malam untuk mengumumkan bahwa IST berhasil "berjalan dengan baik".[10] Penentuan waktu untuk kepentingan pelayaran di Pelabuhan Bombay dilakukan Observatorium Colaba di Bombay yang didirikan pada tahun 1826.[11]

Sebagian besar kota-kota di India mempertahankan waktu setempat mereka hingga beberapa tahun setelah diperkenalkannya kereta api pada tahun 1850-an, di mana perlunya sebuah zona waktu yang seragam menjadi penting. Waktu setempat di Bombay dan Kalkuta, sebagai pusat dua Presidensi India Britania terbesar, mempunyai kepentingan yang khusus, dan perlahan-lahan diadopsi oleh provinsi-provinsi dan negeri-negeri kepangeranan (princely state) di sekitarnya. Pada abad ke-19, jam disinkronisasikan menggunakan telegraf – jam yang dipakai kereta api, misalnya, disinkronisasikan melalui sebuah sinyal waktu yang dikirim dari kantor pusat atau kantor wilayah pada waktu tertentu setiap hari.[12]

Pada tahun 1884, Konferensi Meridian Internasional di Washington, DC menentukan zona waktu yang seragam di sepanjang dunia. India diputuskan mempunyai dua zona waktu, di mana Kalkuta menggunakan meridian timur ke-90 dan Bombay meridian 75°BT. Waktu Kalkuta ditetapkan sebagai 5 jam 30 menit 21 detik lebih cepat daripada GMT, sementara waktu Bombay ditetapkan sebagai 4 jam 51 menit lebih cepat dari GMT.[13] Pada akhir 1880-an, banyak perusahaan kereta api mulai memakai waktu Madras (dikenal sebagai "waktu kereta api") sebagai waktu penengah antara kedua zona waktu di atas. Zona waktu lain, waktu rata-rata Port Blair, diterapkan di Port Blair, ibu kota Kepulauan Andaman dan Nikobar di Teluk Benggala. Waktu rata-rata Port Blair ditetapkan sebagai 49 menit 51 detik lebih cepat daripada waktu Madras.[14]

India Britania tidak secara resmi mengadopsi zona waktu standar hingga tahun 1905, saat meridian di sebelah timur Allahabad pada garis bujur 82,5° BT dipilih sebagai meridian pusat bagi India, dan satu zona waktu tunggal bagi seluruh India ditentukan. Hal ini mulai berlaku pada 1 Januari 1906 dan juga diterapkan di Sri Lanka (kala itu bernama Ceylon). Walaupun begitu, waktu Kalkuta masih resmi dipertahankan sebagai zona waktu terpisah hingga tahun 1948[12]

IST dilihat berdampingan dengan negara-negara tetangga

Pada tahun 1925, sinkronisasi waktu mulai dikabarkan melalui sistem telepon omnibus dan sirkuit-sirkuit kontrol kepada organisasi yang memerlukan waktu yang tepat. Hal ini berlangsung hingga tahun 1940-an, ketika sinyal waktu mulai disiarkan menggunakan radio oleh pemerintah.[12]

Setelah kemerdekaan pada tahun 1947, pemerintah India menetapkan IST sebagai waktu resmi bagi seluruh India, meskipun Kalkuta dan Bombay mempertahankan waktu setempat mereka selama beberapa tahun kemudian.[12] Observatorium Pusat dipindahkan dari Chennai ke sebuah tempat dekat Mirzapur agar dapat sedekat mungkin dengan UTC+5:30.

Pada masa Perang Tiongkok-India pada tahun 1962, Perang India-Pakistan pada tahun 1965, dan Perang India-Pakistan pada tahun 1971, waktu musim panas digunakan untuk sementara waktu untuk mengurangi konsumsi energi masyarakat.[1]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "India Time Zones". Greenwich Mean Time (GMT). Diakses tanggal 25 November.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  2. ^ "Military and Civilian Time Designations". Greenwich Mean Time (GMT). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-11-24. Diakses tanggal 2 Desember.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  3. ^ Sen, Ayanjit (21 Agustus 2001). "India investigates different time zones". BBC News. Diakses tanggal 25 November.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  4. ^ Schmidt, Olaf H. (1944). "The Computation of the Length of Daylight in Hindu Astronomy". Isis, 35(3):205-211. The University of Chicago Press. Diakses tanggal 29 November. 
  5. ^ a b Burgess, Ebenezer. 1858-1860. "Translation of the Surya-Sikddhanta, A Text-Book of Hindu Astronomy; With Notes, and an Appendix." Journal of the American Oriental Society, 6:141-498. (hal. 183-186).
  6. ^ Swerdlow, N. 1973. "A Lost Monument of Indian Astronomy." Isis. 64(2):239-243.
  7. ^ Das, Sukumar Ranjan. 1928. "The Equation of Time in Hindu Astronomy", The American Mathematical Monthly, 35(10):540-543. URL diakses pada 1 Desember 2006.
  8. ^ Piepoli, M. 1997. "Origin of Respiratory Sinus Arrhythmia in Conscious Humans." Circulation. 95:1813-1821. URL diakses pada 1 Desember 2006.
  9. ^ Tomczak, Matthias (15 Juli 2004). "Lecture 7: Living with the seasons—the calendar problem". Lectures on Science, civilization and society, Flinders University, Australia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-08-19. Diakses tanggal 1 Desember. 
  10. ^ "History of Indian Time (IST)". Greenwich Mean Time (GMT). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-30. Diakses tanggal 25 November.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  11. ^ "History of Indian Institute of Geomagnetism". National Informatics Centre. 10 Oktober 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-17. Diakses tanggal 25 November. 
  12. ^ a b c d "Odds and Ends". Indian Railways Fan Club. Diakses tanggal 25 November.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  13. ^ "Indian Time Zones (IST)". Project Gutenberg. International Conference Held at Washington for the Purpose of Fixing a Prime Meridian and a Universal Day. October, 1884 Protocols of the Proceedings. Diakses tanggal 25 November.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  14. ^ "Note on the earthquake of 31 December 1881, Records of the Geological Survey of India,, XVII(2), 47–53, 1884". Cooperative Institute for Research in Environmental Sciences (CIRES). Diakses tanggal 25 November. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya