Vigili PaskahVigili Paskah atau Malam Paskah adalah suatu liturgi misa atau kebaktian yang diadakan di banyak gereja Kristen, terutama Gereja Katolik, sebagai perayaan resmi paling awal untuk peristiwa kebangkitan Yesus. Menurut tradisi, Vigili Paskah menjadi momen bagi orang-orang menerima pembaptisan dan para katekumen dewasa diterima dalam persekutuan penuh di dalam Gereja. Liturgi ini diadakan setelah matahari tenggelam, yaitu setelah waktu Sabtu Suci selesai, hingga matahari terbit pada Hari Minggu Paskah. Dalam Kekristenan Barat, terutama Gereja Katolik Roma, Gereja Lutheran, Gereja Reformed, Gereja Anglikan dan Gereja Metodis, Vigili Paskah menjadi misa/ibadah terpenting sepanjang tahun liturgi masing-masing Gereja. Dalam Gereja Katolik, nyanyian Alleluya, yang merupakan ciri khas liturgi gereja selama masa Paskah, mulai dinyanyikan untuk pertama kalinya setelah tidak dinyanyikan sepenuhnya selama masa Prapaskah. Bentuk mula-mulaDua belas pembacaan Perjanjian Lama pada Vigili Paskah dilestarikan dalam suatu naskah kuno yang dimiliki oleh Patriarkat Armenia di Yerusalem. Vigili Paskah Gereja Armenia juga melestarikan apa yang diyakini sebagai pembacaan Kitab Injil untuk liturgi tersebut, yaitu dari kisah Perjamuan Terakhir sampai akhir Injil Matius. Pada penggunaan mula-mula di Yerusalem, ibadah dimulai dengan menyanyikan Mazmur 118 [117] yang dijawab dengan, "Inilah hari yang dibuat oleh Allah" ("This is the day which the Lord has made") yang kemudian diikuti oleh pembacaan 12 perikop Perjanjian Lama, semuanya, kecuali yang terakhir, diikuti dengan doa berlutut.
Kedua belas pembacaan itu diikuti dengan "Nyanyian Tiga Anak" (Song of the Three Children) bukan dengan doa berlutut, tetapi segera diikuti oleh prokeimenon liturgi Ekaristi. Thomas Talley menekankan pentingnya rangkaian pembacaan ini yang merupakan contoh rangkaian tertua dan yang berpengaruh terbesar pada perkembangan rangkaian-rangkaian pembacaan selanjutnya.[1] Liturgi Gereja KatolikDalam liturgi Ritus Roma, Vigili Paskah terbagi atas empat bagian liturgi:[2]
Ritus CahayaVigili Paskah dimulai pada matahari tenggelam setelah Hari Sabtu Suci hingga matahari terbit sebelum Hari Minggu Paskah. Di luar gereja (biasanya di teras), api Paskah dinyalakan sementara lilin Paskah diberkati dan kemudian dinyalakan dengan api tersebut. Lilin Paskah akan digunakan selama masa Paskah, yang diletakkan di panti imam atau dekat mimbar, dan juga selama setahun ke depan pada waktu-waktu pemberian sakramen baptis dan pemakaman, untuk mengingatkan semua orang bahwa Kristus adalah "cahaya hidup". Setelah lilin dinyalakan, diakon atau imam mengaraknya ke panti umat, yang dalam keadaan gelap gulita, sambil berhenti sebanyak tiga kali untuk menyanyikan seruan "Kristus, Cahaya Dunia" atau "Cahaya Kristus" (Lumen Christi) dan dijawab oleh umat dengan "Syukur kepada Allah " (Deo Gratias). Sementara lilin Paskah diarak, lilin-lilin kecil yang dipegang oleh umat dinyalakan dari api lilin Paskah sebagai simbol "cahaya Kristus" yang menyebar dan menutupi kegelapan. Setelah lilin Paskah diletakkan, seorang diakon, imam, atau kantor memadahkan Exsultet (Pujian Paskah), sementara umat tetap duduk sampai masuk Liturgi Sabda. Setelah pembacaan Exsultet, lampu-lampu dinyalakan dan lilin-lilin umat dipadamkan (meskipun menurut tradisi beberapa gereja, lilin-lilin tetap dinyalakan sampai nyanyian Madah Kemuliaan). Liturgi SabdaLiturgi Sabda Vigili Paskah dimulai dengan tujuh bacaan Perjanjian Lama, yaitu:
Diperbolehkan untuk mengurangi jumlah bacaan di atas, bila situasi tidak memungkinkan, menjadi setidaknya tiga bacaan (atau dua, bila benar-benar sangat mendesak), tetapi bacaat tentang pembebasan Bangsa Israel dari Mesir wajib dibacakan, karena peristiwa tersebut merupakan pokok dari Paskah Yahudi, yang dipercaya oleh orang-orang Kristen bahwa peristiwa tersebut digenapi oleh wafat dan kebangkitan Kristus. Tiap bacaan masing-masing diikuti oleh sebuah mazmur tanggapan (diambil dari Mazmur 10, Keluaran 15:1-18, Mazmur 30, Yesaya 12:2-6, Mazmur 19, Mazmur 42 & 43, dll.) serta sebuah doa yang menghubungkan bacaan tersebut dengan misteri Kristus. Setelah semua bacaan Perjanjian Lama tersebut dibacakan, seluruh lilin altar dinyalakan dan Madah Kemuliaan dinyayikan dengan meriah. Pada momen ini, lonceng gereja dan alat musik organ, yang disenyapkan setelah Madah Kemuliaan pada hari Kamis Putih (atau mungkin juga tidak dimainkan sejak masa Prapaskah, tergantung tradisi gereja partikular), dibunyikan kembali. Pada gereja-gereja tertentu, kain-kain yang menutupi patung-patung sejak hari Minggu Prapaskah Kelima dibuka pada momen ini. Setelah madah selesai, doa kolekta didaraskan oleh imam. Liturgi Sabda kemudian dilanjutkan dengan bacaan epistola dari Surat Roma (Roma 6:3-11), kemudian diikuti dengan mazmur tanggapan dari Mazmur 118. Setelah itu, madah Aleluya dinyanyikan dengan kekhidmatan khusus pertama kali sejak tidak dinyanyikan pada masa Prapaskah. Setelah itu, liturgi dilanjutkan dengan Bacaan Injil tentang Kebangkitan (Matius 28:1-10; Markus 16:1-8; atau Lukas 24:1-12), dan kemudian dilanjutkan dengan homili. Liturgi BaptisLiturgi Baptis dimulai dengan menyanyikan Litani Orang Kudus sambil berlutut oleh seluruh anggota gereja. Liturgi kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan air suci dalam bejana baptis, terutama dengan lilin Paskah dan garam. Jika ada, liturgi dilanjutkan dengan pembaptisan para katekumen, peneguhan janji-janji untuk masuk ke dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik, serta pemberian krisma. Setelah seluruh rangkaian sakramen inisiasi tersebut, umat kemudian melakukan pembaruan janji baptis dan kemudian diperciki dengan air suci. Setelah itu, liturgi dilanjutkan dengan pembacaan doa umat. Liturgi EkaristiSeusai doa umat, Liturgi Ekaristi dilanjutkan seperti biasa. Sewaktu Ekaristi, umat yang baru dibaptis menerima Komuni Pertama. Menurut rubrik Missale Romanum, bila misa diadakan menjelang matahari terbit, Liturgi Ekaristi harus selesai sebelum fajar. Galeri
ReferensiPranala luar
|