Simeon Sang Teolog Baru lahir sebagai anak bangsawan di Asia Kecil pada tahun 949.[1] Simeon adalah mistikus terkemuka di antara mistikus Abad Pertengahan lainnya.[1][2] Ia adalah murid dari Simeon Studites, salah satu guru spiritual di Asia Kecil.[1] Gelar sang teolog diperolehnya karena ajaran-ajarannya setaraf dengan ajaran-ajaran Rasul Yohanes dan Gregorius dari Nazianzus.[1] Simeon menjadi orang pertama yang menguraikan teknik berdoa dalam batin secara sistematis.[1]
Keunikan yang dimiliki Simeon dari mistikus yang lain adalah ia mempunyai kebiasaan berbicara yang terbuka mengenai pengalaman-pengalaman spiritual yang dialaminya secara pribadi.[1] Simeon mengajarkan bahwa dosa telah membuat manusia buta sehingga tidak bisa melihat cahaya Sang Ilahi.[2] Anugerah keselamatan memang telah menyingkirkan kebutaan itu namun tetap dibutuhkan disiplin spiritual yang lebih tinggi untuk dapat melihat cahaya Ilahi.[2]
Ia terlibat dalam konflik panjang dengan Uskup Stefanus dari Nikomedia.[1] Pertikaian mereka lebih disebabkan karena keduanya mempunyai pendekatan teologi yang berbeda.[1] Stefanus memakai pendekatan teologi yang mirip dengan pendekatan Teologi Skolastik Barat sedangkan pendekatan Simeon adalah pendekatan spiritual ala biara.[1] Akibat konflik tersebut, ia diasingkan pada tahun 1009.[1] Ia meninggal dunia tahun 1022.[1]
Pranala luar
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k {id} Tony Lane. 2005. Runtut Pijar:Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 67-68.
- ^ a b c {en} Dale T. Irvin, Scott W. Sunquist . 2001. History of The World Christian Movement, volume I: Earliest Christianity to 1453. New York: Orbis Books. Hlm. 366.