Qualia (/ˈkwɑːliə/ atau /ˈkweɪliə/ "quale" (pengucapan Latin: [ˈkwaːle]), dalam bahasa Latin berarti "macam apa," adalah istilah filosofis yang merujuk kepada pengalaman kesadaran subjektif sebagai 'perasaan mentah'. Contoh qualia adalah rasa sakit karena sakit kepala, rasa es jeruk, atau persepsi warna merah dari matahari tenggelam. Daniel Dennett menulis bahwa qualia adalah "istilah yang tidak biasa untuk sesuatu yang sangat biasa bagi kita: bagaimana benda tampak dari sundut pandang kita."[1]
Konsep ini penting dalam filsafat budi karena menjadi masalah mendasar bagi penjelasan masalah budi-tubuh yang materialis. Debat yang berlangsung biasanya berkutat pada definisi istilah ini karena banyak filsuf yang menekankan atau menolak keberadaan ciri qualia tertentu.
Argumen pendukung qualia
Spektrum terbalik
Percobaan pemikiran spektrum terbalik, yang awalnya dikembangkan oleh John Locke,[2] mengundang kita untuk membayangkan: kita bangun pada pagi hari dan mendapati bahwa semua warna di dunia menjadi terbalik. Lebih lagi, tidak ada perubahan fisik yang terjadi di otak atau tubuh kita yang dapat menjelaskan fenomena ini. Pendukung keberadaan qualia berpendapat bahwa karena kita dapat membayangkan hal ini terjadi tanpa kontradiksi, maka kita membayangkan suatu perubahan properti yang menentukan bagaimana hal-hal tampak dari sudut pandang kita, tetapi tak punya basis fisik.[3][4]
Akan tetapi, gagasan bahwa spektrum terbalik tidak akan terlacak dalam praktik banyak dikritik berdasarkan dasar-dasar ilmiah.[3][4]
Argumen ini mirip dengan argumen sebelumnya, bahwa kita dapat membayangkan duplikat fisik seseorang (yang disebut "zombie") yang tidak punya qualia sama sekali. "Zombie-zombie" tersebut akan menunjukkan perilaku yang persis dengan manusia biasa, tetapi tidak punya fenomenologi subjektif. Perlu dicatat bahwa agar zombie filosofis mungkin ada, bagian spesifik otak tertentu yang menghasilkan qualia tidak boleh ada - zombie hanya bisa ada jika kesadaran subjektif terpisah dari otak fisik.