Film ini awalnya direncanakan akan diproduksi tahun 2007. Namun, karena Lembaga Sensor Film melarang film Pocong diedarkan, SinemArt akhirnya mempercepat jadwal produksinya.[1]
Sinopsis
Maya, yatim piatu yang bekerja sebagai asisten dosen di kampusnya. la tinggal berdua dengan adiknya, Andin yang masih duduk di SMU. Dalam waktu dekat, Maya akan menikah dengan tunangannya, Adam. Semenjak ditinggal oleh kedua orang tuanya, Maya selalu berusaha memberi perhatian lebih ke Andin, karena Andin masih dirundung rasa kehilangan. Untuk membahagiakan Andin, Maya memutuskan untuk mencari tempat tinggal baru yang lebih baik.
Ditemani Adam, Maya mencari tempat kos yang sesuai dengan kebutuhan Andin. Perhatian Maya tertuju pada sebuah iklan baris di koran yang memasang tarif murah untuk sebuah kamar apartemen. Setelah melihat-lihat kondisi apartemen itu, Maya langsung menyukainya. Setelah mereka berdua pindah ke apartemen baru tersebut, kehidupan mereka mulai tidak tenang. Andin mulai menemukan hal-bal menakutkan di apartemen itu, Andin merasa ia selalu diganggu oleh Pocong.[2]
Pemeran
Revalina S. Temat sebagai Maya, seorang asisten dosen yang memiliki adik perempuan yang bernama Andin. Mereka telah ditinggal oleh kedua orang tuanya, oleh sebab itu, Maya berusaha memberi perhatian lebih ke Andin, karena Andin masih dirundung rasa kehilangan. Maya pindah ke tempat tinggal baru agar adiknya dapat memenuhi segala kebutuhannya.
Risty Tagor sebagai Andin, adik dari Maya yang kurang kasih sayang karena orang tuanya telah meninggal dan kakaknya sering terlambat menjemputnya. Ia juga tidak setuju dengan pernikahan kakaknya dengan Adam. Saat pindah ke tempat baru, ia selalu diganggu oleh pocong.
Ringgo Agus Rahman sebagai Adam, kekasih Maya yang berencana menikah dengan Maya, tetapi Andin, adik Maya tidak setuju dengan hal ini. Ia adalah orang yang tidak pernah mengalami hal-hal berbau mistik dan tidak percaya dengan hal-hal yang berbau mistik.[3]
Sutradara Rudi Soedjarwo mengaku ia berusaha membuat film horor yang tipe dan trik yang tidak sama dengan film lainnya karena jika sama, film tersebut akan dibandingkan dengan film lain, dan jika mengikuti cara film lainnya seperti The Ring, tidak terdapat keistimewaan pada film yang hendak ia buat. Rudi mencoba mencampur drama, ketegangan, psikologis, penampakan, dan lain-lain pada film ini. Ia mengaku memilih setan pocong untuk film karena pocong berbaur dengan orang yang sudah meninggal, seorang Islam yang meninggal akan "dipocong". Untuk membuat film ini, bentuk pocong yang asli harus dilihat. Selain itu, pendapat masyarakat mengenai pocong berbeda-beda, maka pembuat film tersebut mendatangi seorang ustad untuk mengetahui bentuk pocong yang sebenarnya dan dibandingkan dengan orang lain yang sudah pernah melihat penampakan pocong. Bentuk yang dipilih adalah bentuk yang paling banyak disebut orang.[4]
Naskah film ini ditulis oleh Monty Tiwa. Ia mengaku karena film Pocong sebelumnya dilarang beredar, naskah tidak terlalu sulit dibuat karena konsep film Pocong 2 sudah ada pada film sebelumnya.[4]
Pengambilan gambar film Pocong 2 dilakukan dari tanggal 1 November—7 November 2006. Dwi Sasono, aktor yang berperan sebagai Wisnu pada film ini, melaporkan bahwa saat pengambilan gambar terakhir di kuburan, ia mendengar suara tertawa kuntilanak dan tidak ada orang lain yang mendengar suara tertawa kuntilanak tersebut selain ia sendiri.[5]