Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pembantaian anak-anak di Betlehem

Pembantaian Kanak-Kanak Suci (detail) karya Lucas Cranach si Tua (s. 1515), Museum Nasional di Warsawa.

Pembantaian Kanak-Kanak Suci adalah sebuah catatan infantisida dalam Alkitab yang dilakukan oleh Herodes Agung, Raja Yahudi yang dilantik oleh Romawi. Menurut Injil Matius,[1] Herodes memerintahkan eksekusi seluruh anak laki-laki muda di sekitar Bethlehem, karena ia khawatir akan kehilangan takhtanya dari Raja Yahudi yang baru lahir seperti yang diberitahukan kepadanya oleh orang-orang Majus. Dalam Injil Matius, peristiwa tersebut dipahami sebagai pemenuhan nubuat Perjanjian Lama. Jumlah bayi yang dibunuh tidak disebutkan. Kanak-Kanak Suci, meskipun Yahudi, diakui sebagai martir-martir Kristen pertama oleh Gereja Katolik,[2] dan perayaan Pesta Kanak-Kanak Suci dirayakan setiap tanggal 28 Desember.

Catatan Alkitab

Dalam Injil Matius pasal 2:16-18 tercatat sebagai berikut:

Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."[1]

Analisis

Betlehem dan daerah sekitarnya bukanlah kawasan yang luas. Penduduknya mungkin sekitar seribu hingga dua ribu jiwa; dalam hal ini maka jumlah anak laki-laki yang terbunuh itu bisa mencapai sekitar dua puluh orang.[3]

  • Pemerintahan dan karakter Herodes Agung telah memiliki cukup banyak catatan sejarahnya, yaitu anak dari seorang Idumea atau suku bangsa Edom, sebagai raja di Provinsi Iudaea, Samaria dan Galilea atas ijin Kaisar Agustus.[4] Kisah kekejamannya di Injil Matius dalam membunuh bayi-bayi di Betlehem sesuai dengan kelakuannya untuk mempertahankan kekuasaannya. Sejarahwan Flavius Yosefus menulis bahwa Herodes "tidak pernah berhenti setiap hari membalas dendam dan menghukum siapa yang dianggapnya musuh."[5] Yosefus mencatat bahwa Herodes membunuh putra-putra dan istrinya sendiri, karena dicurigai hendak menggulingkan tahtanya. Sebuah kitab apokrif Yahudi pada abad pertama "Assumption of Moses" mencatat satu nubuat: Seorang raja yang biadab akan menggantikan para imam-imam keturunan Hasmonean… ia akan membantai semua anak-anak.[6][7] Seorang pakar Perjanjian Baru dan pendeta Gereja Anglikan, R.T. France, berpendapat bahwa Yosefus tidak mencatat pembantaian di Betlehem karena “Pembunuhan sejumlah kecil bayi di desa kecil tidak masuk hitungan pembunuhan-pembunuhan yang lebih spektakuler yang dicatat oleh Yosefus”.[8]
Pembunuhan bayi-bayi di Betlehem, lukisan Matteo di Giovanni
  • Ambrosius Theodosius Macrobius (c. 395-423) menulis pada abad ke-4 dalam bukunya Saturnalia: "Ketika dia [Kaisar Agustus] mendengar tentang pembantaian anak-anak di bawah usia 2 tahun di Suriah oleh Herodes, raja orang Yahudi, dan di antaranya termasuk putra Herodes sendiri, dia [Kaisar Augustus] berkata: lebih baik menjadi babi dari Herodes daripada menjadi putranya."[9] Betlehem dan Yudea pada abad ke-1 SM dikaitkan ke dalam provinsi (Romawi) Suriah. Jadi meskipun Macrobius sebenarnya penulis mengenai ritual agama Romawi dan tidak menyebut tentang Kristen sama sekali, tradisi pembunuhan bayi-bayi oleh Herodes merupakan sesuatu hal yang nyata untuk masyarakat umum waktu itu.[10]
  • Kisah Matius tidak ditemukan dalam Injil lain, dan sejarawan Yahudi Josephus tidak menyebutkannya dalam Antiquities of the Jewish (c.AD 94), yang mencatat banyak kesalahan Herodes termasuk pembunuhan tiga putranya sendiri.
  • Sebagian besar penulis biografi modern dari Herodes menampik kisah itu sebagai sebuah penemuan. Sejarawan klasik Michael Grant, misalnya, menyatakan “Kisah ini bukan sejarah tetapi mitos atau dongeng”.

kisah ini memuat kutipan dari Kitab Yeremia pasal 31 ayat 15, yaitu nubuat yang disampaikan oleh nabi Yeremia pada abad ke-7 SM.[11] Di ayat itu dirujuk seorang tokoh Perjanjian Lama, yaitu Rahel, istri Yakub, yang mati dan dikuburkan di dekat Betlehem.[12]

Referensi

  1. ^ a b Matius 2:16–18
  2. ^ Bill Doggett, Gordon W. Lathrop, New Proclamation Commentary on Feasts, Holy Days, and Other Celebrations, (Fortress Press, 2007) page 43.
  3. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  4. ^ Britannica, Herodes
  5. ^ Flavius Josephus, Antiquities of the Jews, Book XV (at Wikisource).
  6. ^ Assumption of Moses 6:2–6
  7. ^ Robert Eisenman, James The Brother of Jesus, 1997, I.3 "Romans, Herodians and Jewish sects," p.49; see also E. P. Sanders, The Historical Figure of Jesus, 1993, p.87-88
  8. ^ R T France “The Gospel of Matthew” 2007 NICNT
  9. ^ "Cum audisset inter pueros quos in Syria Herodes rex Iudaeorum intra bimatum iussit interfici filium quoque eius occisum, ait: Melius est Herodis porcum esse quam filium," (Ambrosius Theodosius Macrobius, Saturnalia, book II, chapter IV:11).
  10. ^ Alan Cameron (1967). "Macrobius, Avienus, and Avianus". The Classical Quarterly 17 (2): 385–399.
  11. ^ Yeremia 31:15
  12. ^ Kejadian 35:19

Lihat pula

Pustaka

  • Albright, W. F. and C. S. Mann. "Matthew." The Anchor Bible Series. New York: Doubleday & Company, 1971.
  • Clarke, Howard W. The Gospel of Matthew and its Readers: A Historical Introduction to the First Gospel. Bloomington: Indiana University Press, 2003.
  • Robert Eisenman, 1997. James the Brother of Jesus: The Key to Unlocking the Secrets of Early Christianity and the Dead Sea Scrolls. Viking/Penguin.
  • Goulder, M. D. Midrash and Lection in Matthew. London: SPCK, 1974.
  • Jones, Alexander. The Gospel According to St. Matthew. London: Geoffrey Chapman, 1965.
  • Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975.

Pranala luar

Pembantaian anak-anak di Betlehem
Didahului oleh:
Pelarian ke Mesir
Peristiwa
Perjanjian Baru
Diteruskan oleh:
Kematian Herodes
Yesus muda dibawa ke Nazaret
Kembali kehalaman sebelumnya