Patikraja, Banyumas
Patikraja (Hanacaraka: ꦥꦠꦶꦏꦿꦗ) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Jumlah penduduk Kecamatan Patikraja pada tahun 2023 adalah sebanyak 62.391 Jiwa terdiri dari 31.274 Laki-laki dan 31.117 Perempuan. Kecamatan ini masuk dalam wilayah perkotaan Purwokerto. Kecamatan Patikraja termasuk kecamatan yang strategis karena lokasinya yang berada dekat dengan pusat kabupaten selain itu juga dilintasi oleh jalan nasional yang menghubungkan jalan nasional pantai utara jawa (Pantura) dan jalur selatan maupun jalan provinsi lintas tengah yang menghubungkan Kabupaten Banyumas dengan Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung. Pusat pemerintahan Kecamatan Patikraja berada di Desa Notog. Kecamatan Patikraja juga dilintasi jalur kereta api dengan sebuah terowongan yaitu Terowongan Notog dan stasiun terbesarnya yaitu Stasiun Notog. Batas-batas Wilayah
Dan Kecamatan Cilongok.
TransportasiKecamatan Patikraja sering kemacetan akibat Rel kereta api Notog sampai Patikraja yg semakin panjang berharap Pihak Pemerintah bisa Membuatkan Jalan lingkar dan reaktivasi kereta api Purwokerto Wonosobo Purworejo Dengan jalur baru yaitu Desa Kedungrandu Dekat Stasiun Notog nanti Berbelok ke Stasiun Sokaraja Melalui Sidabowa Oleh Dirjen Pekeretapiaan Kemenhub Desa/kelurahanPada tahun 2021, wilayah Kecamatan Patikraja terbagi menjadi 13 desa/kelurahan berikut:[1] GeografiKecamatan Patikraja berada dibagian tengah Kabupaten Banyumas. Kecamatan Patikraja sebagian besar memiliki topografi wilayah berupa dataran rendah bergelombang dan perbukitan tak teratur dibagian utara sebagai depresi Serayu. Dibagian selatan terdapat rangkaian perbukitan antiklin Ajibarang memanjang dari barat ke timur. Ketinggian wilayah Kecamatan Patikraja antara 40-300 meter di atas permukaan air laut (Mdpl) dengan titik tertingginya berada di Bukit Payung (312 Mdpl di perbatasan Desa Karangendep dengan Kecamatan Rawalo. Sejumlah bukit lainnya yaitu Bukit Cimelang, Bukit Gelap, Bukit Kubang dan Bukit Jaro. Kecamatan Patikraja merupakan wilayah pertemuan sejumlah sungai yang cukup besar diantaranya Kali Serayu, Kali Logawa, Kali Rajut, dan Kali Banjaran sebelum memotong Pegunungan Serayu Selatan dan berakhir ke Samudra Hindia. Kecamatan Patikraja yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 25 - 32 derajat Celcius. PendudukSebagian besar penduduk Kecamatan Patikraja berprofesi sebagai pedagang, petani, buruh tani, wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantaau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Patikraja adalah beragama islam. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas. PotensiKecamatan Patikraja memiliki sejumlah potensi baik potensi wisata alam maupun kesenian dan budaya. Kecamatan Patikraja memiliki empat kelompok kesenian karawitan yang tersebar di sejumlah desa. Selain itu juga terdapat tempat produksi pahat wayang kulit di Desa Pegalongan dan Notog serta produksi calung/ kentongan di Desa Kedungrandu. Kecamatan Patikraja juga mengembangkan potensi sentra perikanan di Desa Kedungwuluh Kidul, Desa Karanganyar dan Desa Sidabowa.[2] Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Patikraja. |