Rawalo (Hanacaraka: ꦫꦮꦭꦺꦴ) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyumas, ProvinsiJawa Tengah, Indonesia. Pada tahun 2023 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banyumas mencatat Jumlah penduduk Kecamatan Rawalo pada tahun 2023 adalah sebanyak 56.064 Jiwa terdiri dari 28.395 Laki-laki dan 27.669 Perempuan. Kecamatan Rawalo berjarak sekira 20 Km berkendara ke arah selatan dari pusat Kabupaten Banyumas yaitu Purwokerto. Ibu Kota Kecamatan terletak di Desa Rawalo. Kecamatan Rawalo secara geografis merupakan pertemuan jalan raya nasional jalur selatan Jawa terutama jalur Bandung - Jogjakarta dengan jalan raya nasional lintas tengah Brebes - Banyumas. Luas wilayah Kecamatan Rawalo seluas 4.964 Hektar.
Kecamatan Rawalo terletak dibagian selatan Kabupaten Banyumas. Wilayahnya sebagain besar merupakan dataran rendah, terutama di bagian tengah. Wilayah selatan berupa lereng perbukitan landai yang dilintasi oleh Sungai Serayu di bagian timur. Bagian utara merupakan daerah perbukitan berketinggian lebih dari 300 meter di atas permukaan air laut (Mdpl) dengan sejumlah puncaknya seperti Bukit Payung (312 m), Bukit Watujambangan (237 m) dan Bukit Kubang (185 m). Selain Sungai Serayu Kecamatan Rawalo juga dilintasi sejumlah sungai lain seperti Sungai Tajum, Sungai Kalibalung, Sungai Kalidare, dan Sungai Sungkalan. Kecamatan Rawalo yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya, yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 26 - 33 derajat Celcius.
Sekolah Menengah
SMAN 1 Rawalo
SMA El Madami Rawalo
SMK Ma'arif 1 Rawalo
SMK Diponegoro 2 Rawalo
SMK Miftahul Huda Rawalo
SMK Teknik Komputer Rawalo
MA Miftahul Huda Rawalo
SMPN 1 Rawalo
SMPN 2 Rawalo
SMP Muhammadiyah Rawalo
SMP Islam Al-Falah Rawalo
SMP Diponegoro 8 Rawalo
MTs Ma'arif 1 Rawalo
MTs Ma'arif 2 Rawalo
MTs Miftahul Huda Rawalo
MTs Al-Mujahidin Rawalo
Pariwisata
1. Bendung Gerak Serayu
Bendung Gerak Serayu Banyumas adalah bendung sungai buatan dengan membendung Sungai Serayu yang masuk wilayah Desa Tambaknegara. Bendung ini dibangun oleh pemerintah orde baru pada 1993 dan secara resmi difungsikan pemakaiannya oleh Presiden Suharto pada 20 November 1996. Jauh sebelum bendung dibuat, Belanda telah membangun Pompa Air Banjarsari, yang letaknya persis di samping bendung, untuk memompa air Sungai Serayu ke saluran irigasi yang mengairi sawah-sawah di daerah Banyumas selatan, Cilacap, dan sebagian Kebumen barat. Sebagai hiburan, jika beruntung, pengunjung mungkin bisa melihat beberapa ekor burung Raja Udang Biru di sekitar Bendung Gerak Serayu, dengan bulu biru kehijauan pada punggung, putih pada leher hingga perut dengan garis dada biru tua atau hijau, paruhnya hitam, dan kakinya merah[2]
2. Pemandian Tirta Husada Kalibacin
Pemandian Tirta Husada Kalibacin berjarak 350 m dari jalan masuk ke Bendung Gerak Serayu atau masih termasuk wilayah Desa Tambaknegara. Masyarakat sekitar dulu memberi nama Goa Teleng pada sumber mata air di tempat ini yang airnya terus menerus mengucur keluar, meski pada musim kemarau panjang sekalipun. Ketika diketahui bahwa ternyata airnya berkhasiat, namanya lalu berubah menjadi Tuk Semingkir, artinya mata air yang menyingkirkan (berbagai jenis penyakit). Pemandian Tirta Husada Kalibacin merupakan objek wisata husada karena pengunjung yang datang selain berekreasi juga dapat berobat. Objek wisata inii disebut Kalibacin karena airnya berbau kurang sedap. Namun karena kandungan belerangnya cukup tinggi, airnya diyakini mampu mengobati berbagai macam penyakit kulit, saraf, dan tulang atau reumatik. Di tempat ini tersedia kolam untuk berendam maupun kamar mandi.
Referensi
^Handoko, Wahyu (September 2022). Kecamatan Rawalo dalam Angka 2022. Banyumas: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. hlm. 8.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)