Yang Mulia
Paternus Nicholas Joannes Cornelius Geise
|
---|
|
|
Gereja | Gereja Katolik Roma |
---|
Keuskupan | Bogor |
---|
Penunjukan | 16 Oktober 1961 (54 tahun, 251 hari) |
---|
Awal masa jabatan | 6 Januari 1962 (54 tahun, 333 hari) |
---|
Masa jabatan berakhir | 30 Januari 1975 (67 tahun, 357 hari) |
---|
Penerus | Ignatius Harsono |
---|
|
Tahbisan imam | 6 Maret 1932[1] (25 tahun, 28 hari) |
---|
Tahbisan uskup | 6 Januari 1962 (54 tahun, 333 hari) oleh Adrianus Djajasepoetra, S.J. |
---|
|
Nama lahir | Nicolaas Johannes Cornelius Geise |
---|
Lahir | (1907-02-07)7 Februari 1907 Rotterdam, Belanda |
---|
Meninggal | 1 Agustus 1995(1995-08-01) (umur 88) Heerlen, Belanda |
---|
Makam | Pemakaman Biara Fransiskan, Weert, Belanda |
---|
Kewarganegaraan | Belanda Indonesia |
---|
Denominasi | Katolik Roma |
---|
Jabatan sebelumnya | |
---|
Semboyan | "In Occursum Domini" (Menyongsong kedatangan Tuhan)[2][3] |
---|
Mgr. Paternus Nicholas Joannes Cornelius Geise, O.F.M. (7 Februari 1907 – 1 Agustus 1995) adalah Uskup Gereja Katolik Roma untuk Keuskupan Bogor periode 6 Januari 1962 hingga 30 Januari 1975.
Biografi
Sebagai imam
Ia masuk Ordo Fratrum Minorum (OFM) pada 7 September 1925 dan ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 6 Maret 1932. Sejak tahun 1932 hingga 1938, ia mengajar di Universitas Leiden, Belanda, kemudian berangkat sebagai misionaris Fransiskan ke tanah misi Jawa tahun 1938. Selama berada di Jawa, ia melakukan penelitian tentang masyarakat adat Baduy di tatar Sunda, Jawa Barat, yang membuat menjadi suatu disertasi dengan judul "Baduys en Moslems in Lebak Parahiangan, Zuid Banten" dan mendapat gelar Doktor Antropologi dari Universitas Nijmegen, Belanda.[4] Sebagai tanda menyatu dengan masyarakat setempat, ia memilih nama khas Sunda, yaitu Niti Ganda.
Pada 17 Desember 1948, Pastor Geise ditunjuk menjadi Prefek Sukabumi. Penunjukkan ini terjadi terkait resminya pendirian Prefektur Apostolik Sukabumi pada 9 September 1948 secara definitif, setelah sebelumnya telah menjadi teritori gerejani yang belum resmi secara yuridis sejak 1941.
Bersama Prefek Apostolik Bandung, Mgr. Pierre Marin Arntz, O.S.C., Pastor Geise mendirikan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) di Bandung pada tahun 1955. Pastor Geise menjadi rektor pertama sampai tahun 1978.
Sebagai Uskup Bogor
Pada 3 Januari 1961, dengan dibelakukannya Konstitusi Apostolik Qoud Christus Adorandus tentang berdirinya Hierarki Gereja Katolik di Indonesia secara mandiri oleh Paus Yohanes XXIII, status Prefektur Apostolik Sukabumi diubah menjadi Keuskupan Bogor. Pada waktu yang sama, Pastor Geise diangkat menjadi Administrator Apostolik.[5]
Ia ditunjuk menjadi Uskup di Keuskupan Bogor pada tanggal 16 Oktober 1961. Ia ditahbiskan menjadi Uskup pada 6 Januari 1962 oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr. Adrianus Djajasepoetra, S.J., di mana bertindak sebagai uskup ko-konsekrator, Uskup Bandung, Mgr. Pierre Marin Arntz, O.S.C. dan Uskup Denpasar, Mgr. Paul Sani Kleden, S.V.D..
Sebagai salah seorang Bapa Konsili, ia hadir dalam keempat masa sidang Konsili Vatikan II (1962–1965).
Pensiun dan meninggal dunia
Mgr. Geise pensiun sebagai Uskup Bogor pada 30 Januari 1975 dan menjadi Uskup Emeritus. Pada hari yang sama, Mgr. Ignatius Harsono ditunjuk sebagai penerus. Sebagai Uskup Emeritus, Mgr Geise tetap aktif dalam bidang pendidikan, dengan tetap aktif sebagai Rektor Seminari Tinggi Santo Petrus Paulus hingga sekitar tahun 1993, Guru Besar di Universitas Katolik Parahyangan dan Universitas Padjadjaran, serta menjadi dosen terbang di berbagai universitas di dalam dan luar negeri.[5]
Ia kembali ke Belanda pada Juni 1994 hingga wafat pada 1 Agustus 1995 di Heerlen dalam usia 88 tahun. Ia dimakamkan di Pemakaman Biara Fransiskan, Weert, Belanda.
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Hasil riset
Biografi
- Fransiskus Borgia (2006). Prof. Dr. Mgr. N.J.C. Geise, O.F.M.: Juragan Visioner. Yogyakarta: Kanisius (ISBN 979-21-1288-X)
Pranala luar