Pare adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri. Pare merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak di Kabupaten Kediri serta merupakan pusat ekonomi Kediri bagian timur. Dulunya Pare merupakan pusat dari Kawedanan Pare yang mencakup Pare, Gurah, Plosoklaten, Puncu, Kepung dan Kandangan. Pare pernah diwacanakan sebagai ibu kota Kabupaten Kediri walaupun pada akhirnya pusat pemerintahan dibangun di Kecamatan Ngasem pada tahun 1978 karena lokasinya lebih di tengah. Walaupun tidak menjadi ibu kota, Pare tetap merupakan kecamatan teramai dengan infrastruktur yang lengkap seperti pasar, terminal, taman kota, rumah sakit, masjid agung, stadion, perguruan tinggi, dan lainnya.[1][2] Pare yang wilayahnya luas dimekarkan menjadi Kecamatan Badas pada tahun 2004.[3]
Pare dikenal luas sebagai lokasi Kampung Inggris Pare yaitu perkampungan yang banyak berdiri lembaga kursus Bahasa Inggris sehingga sangat ramai dikunjungi masyarakat yang ingin belajar bahasa terutama pada musim liburan. Kampung Inggris tidak sekedar lembaga kursus saja tapi seluruh kawasan didesain seperti "kota pelajar" yang nyaman dengan banyak infrastruktur penunjang sehingga pengunjung bisa betah tinggal selama berhari-hari sambil berwisata ke daerah sekitar. Tidak hanya Bahasa Inggris, juga terdapat lembaga kursus bahasa lain disini seperti Bahasa Arab. Kampung Inggris dirintis tahun 1976 dengan kursus pertama yang berdiri pertama kali adalah Basic English Course (BEC).[4][5]
Pada masa kolonial Belanda, kawasan Pare dan sekitarnya merupakan pusat perkebunan tebu dengan sistem cultuurstelsel (sistem tanah paksa). Untuk menunjang industri gula tersebut maka dibangun berbagai infrastruktur seperti Pabrik Gula (PG) Tegowangi di Desa Bendo dan Pabrik Gula (PG) Kencong (sekarang masuk Kecamatan Kandangan), jaringan trem bertenaga uap yang dikelola Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM) dengan stasiun yang berlokasi di Kelurahan Pare dan Desa Bendo, serta rumah sakit HVA Tulungrejo.[7][8][9]
Pare menjadi terkenal di dunia berkat ilmuwan bidang antropologiUniversitas Harvard dari Amerika Serikat bernama Clifford Geertz. Dia adalah penulis buku Religion of Java yang terbit tahun 1960. Dia menulis buku tersebut berdasarkan penelitian doktoralnya di daerah "Modjokuto", Jawa Timur yang sebenarnya merupakan nama samaran dari Pare. Modjokuto dipilih karena merupakan pertemuan berbagai budaya dan agama. Dalam buku tersebut, dia mengelompokkan masyarakat Jawa menjadi golongan santri, priyayi, dan abangan. Dia fasih berbahasa Indonesia dan sering mengunjungi kediaman KH Ahmad Yazid (pengelola Pesantren Darul Falah).[10][11]
Kampung Inggris Pare berawal dari Basic English Course (BEC), lembaga kursus Bahasa Inggris dan pionir berdirinya Kampung Inggris yang bermula di Desa Tulungrejo. BEC berdiri tanggal 15 Juni 1977 oleh Kalend Osen,[12] seorang santri asal Sebulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur[13] yang belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Menginjak kelas lima di pondok, Kalend meninggalkan bangku sekolah karena tidak mampu menanggung biaya pendidikan. Bahkan biaya untuk pulang ke kampungnya juga tidak ada. Dalam kondisi sulit itu, seorang temannya memberitahukan adanya seorang ustadz (pengajar) di Pare yang menguasai delapan bahasa asing bernama Kyai Ahmad Yazid Ibnu Thohir. Kalend kemudian berniat berguru dengan harapan minimal dapat menguasai satu atau dua bahasa asing. Dia tinggal dan belajar tanpa mengeluarkan biaya di pesantren milik Yazid, yakni Pesantren Darul Falah di Desa Pelem, Kecamatan Pare.[14]
Daftar desa dan dusun
Kecamatan Pare terdiri dari 1 kelurahan yaitu Kelurahan Pare dan juga 9 desa. Kelurahan Pare merupakan satu-satunya kelurahan yang ada di Kabupaten Kediri. Kelurahan Pare dibagi menjadi beberapa lingkungan dan terdapat beberapa kampung atau kawasan. Sedangkan desa-desa di Kecamatan Pare dibagi menjadi beberapa dusun atau dukuh, yakni sebagai berikut:[15]