Gampengrejo adalah kecamatan di Kabupaten Kediri yang terletak di utara Kota Kediri dan berbatasan dengan Sungai Brantas di sebelah barat. Gampengrejo dilintasi jalan nasional penghubung Kota Kediri dengan Kertosono. Pusat kecamatan ini berada di Desa Gampeng. Berdasarkan Perda No. 19 tahun 2004, dibentuk kecamatan baru yang dimekarkan dari Gampengrejo yaitu Kecamatan Ngasem sehingga jumlah desa di Gampengrejo berkurang dari 23 menjadi 11 desa. Akibat pemekaran tersebut, Gampengrejo menjadi kecamatan dengan luas wilayah terkecil sekaligus jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Kediri.[1][2][3]
Gampengrejo terkenal dengan tempat wisatanya yaitu Bendung Gerak Waru Turi di Sungai Brantas yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta I Malang dan diresmikan tahun 1992. Area bendungan ini memiliki fasilitas lengkap dari taman yang asri, wisata kuliner, hingga kolam renang. Kecamatan Gampengrejo memiliki dua jembatan penyeberangan menuju sisi barat Sungai Brantas untuk mencapai Kabupaten Kediri bagian barat dan Kabupaten Nganjuk. Yang pertama melalui Bendungan Waru Turi, dan yang kedua melalui Jembatan Jongbiru di Desa Jongbiru.[4][5]
Kecamatan Gampengrejo saat ini terdiri dari 11 desa dengan pusat kecamatan di Desa Gampeng. Sebelum Kecamatan Ngasem dibentuk berdasarkan Perda No. 19 tahun 2004, Gampengrejo terdiri dari 23 desa. Desa-desa tersebut dibagi menjadi beberapa dusun atau dukuh, yakni sebagai berikut:[6]
Bendung Gerak Waru Turi - sebuah bendungan di Sungai Brantas yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta I Malang dan diresmikan tahun 1992. Area bendungan ini memiliki fasilitas lengkap dari taman yang asri, wisata kuliner, hingga kolam renang. Bendungan ini juga sekaligus berfungsi sebagai jembatan penyeberangan menuju barat sungai.[4]
Jembatan Jongbiru di Sungai Brantas - jembatan yang terletak di Desa Jongbiru ini ambruk akibat luapan sungai pada tahun 2017 dan diresmikan kembali tahun 2024.[5]
Pondok Pesantren Jampes dan Makam Syekh Ihsan Bin Syekh Dahlan atau Syekh Ihsan al-Jampasi di Kampung Jampes, Desa Putih - beliau adalah ulama di bidang tasawuf dengan karyanya yang paling terkenal adalah Siraj ath-Thalibin.[11]