Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Orakel

"Consulting the Oracle" oleh John William Waterhouse, menunjukkan delapan pendeta di kuil kebijaksanaan

Orakel adalah orang atau benda yang dianggap memberi petunjuk, nasihat, atau prakiraan, khususnya pengetahuan akan masa depan, berkat kuasa dewata. Jika dihasilkan dengan cara-cara okultis, maka orakel menjadi semacam cara meramal.

Penjelasan

Kata orakel berasal dari kata kerja Latin ōrāre, artinya "berucap", dan pada hakikatnya mengacu kepada tindakan melisankan ramalan yang dilakukan oleh imam atau imam perempuan. Kata ini mengalami perluasan makna, sehingga digunakan pula sebagai sebutan bagi tempat kedudukan orakel maupun bagi ucapan orakel itu sendiri, yang sebetulnya disebut krēsmoí (χρησμοί) dalam bahasa Yunani.

Orakel dianggap sebagai corong yang dipakai dewa-dewi untuk bersabda secara langsung kepada manusia. Berdasarkan anggapan seperti itu, dapat disimpulkan bahwa orakel tidaklah sama dengan juru tenung (manteis, μάντεις) yang mengartikan pertanda-pertanda dari dewata yang tersirat di dalam tingkah burung-burung, tampilan jeroan binatang, dan sebagainya.[1]

Orakel-orakel yang tersohor pada zaman Yunani Kuno adalah Pitia (imam perempuan Apolon di Delfi), serta orakel Dione dan Zeus di Dodona, Epiros. Orakel Apolon lainnya terdapat di kota Didima dan kota Malos di pesisir Anatolia, di kota Korintus dan kota Basai di Jazirah Peloponesos, juga di pulau Delos dan pulau Egina di Laut Egea.

Orakel Sibilina adalah kumpulan ucapan orakel yang ditulis dengan kaidah heksameter Yunani, dan dinisbatkan kepada para Sibila, nabiah-nabiah yang menyuarakan sabda dewata dalam keadaan gelap mata.

Di dalam kebudayaan lain

Tiongkok

Tulang orakel dari zaman kulawangsa Siang

Di Tiongkok, tulang orakel digunakan untuk meramal pada penghujung zaman kulawangsa Siang (sekitar tahun 1600–1046 SM). Peramal akan memanaskan sepotong tulang belikat lembu atau cangkang dada penyu sampai muncul retakan, kemudian menafsirkan retakan tersebut.

Pada zaman kulawangsa Tsiu (tahun 1046–256 SM), orang meramal dengan cara lain, yaitu dengan menggunakan batang-batang tumbuhan daun seribu. Sekitar akhir abad ke-9 SM, tata cara ramal-meramal dibukukan dengan judul I Cing (Kitab Perubahan). Di dalamnya dapat dijumpai sekumpulan tanda garis-garis yang digunakan sebagai orakel. Selain berguna di bidang ramal-meramal, I Cing juga sangat memengaruhi filsafat, kesusastraan, dan ketatanegaraan Tiongkok sejak zaman kulawangsa Tsiu.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Flower, Michael Attyah. The Seer in Ancient Greece. Berkeley: University of California Press, 2008.

Bacaan lebih lanjut

Kembali kehalaman sebelumnya


Index: pl ar de en es fr it arz nl ja pt ceb sv uk vi war zh ru af ast az bg zh-min-nan bn be ca cs cy da et el eo eu fa gl ko hi hr id he ka la lv lt hu mk ms min no nn ce uz kk ro simple sk sl sr sh fi ta tt th tg azb tr ur zh-yue hy my ace als am an hyw ban bjn map-bms ba be-tarask bcl bpy bar bs br cv nv eml hif fo fy ga gd gu hak ha hsb io ig ilo ia ie os is jv kn ht ku ckb ky mrj lb lij li lmo mai mg ml zh-classical mr xmf mzn cdo mn nap new ne frr oc mhr or as pa pnb ps pms nds crh qu sa sah sco sq scn si sd szl su sw tl shn te bug vec vo wa wuu yi yo diq bat-smg zu lad kbd ang smn ab roa-rup frp arc gn av ay bh bi bo bxr cbk-zam co za dag ary se pdc dv dsb myv ext fur gv gag inh ki glk gan guw xal haw rw kbp pam csb kw km kv koi kg gom ks gcr lo lbe ltg lez nia ln jbo lg mt mi tw mwl mdf mnw nqo fj nah na nds-nl nrm nov om pi pag pap pfl pcd krc kaa ksh rm rue sm sat sc trv stq nso sn cu so srn kab roa-tara tet tpi to chr tum tk tyv udm ug vep fiu-vro vls wo xh zea ty ak bm ch ny ee ff got iu ik kl mad cr pih ami pwn pnt dz rmy rn sg st tn ss ti din chy ts kcg ve 
Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9