Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.
Sebelum menjadi sebuah museumsejarah, tempat ini merupakan kebun karet yang sudah tidak berfungsi lagi yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah sumurtua yang dalamnya 12 meter dan berdiameter 75 cm
Sumur ini yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S.[1]
Menariknya, Patung Ahmad Yani melakukan pose yaitu menunjuk ke sesuatu. Sebuah akun youtube bilang bahwa yang ditunjuk oleh Pak Yani adalah tempat kematian ke 7 pahlawan tersebut, yaitu Sumur Lubang Buaya.
Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang bertujuan menggantikan dasar negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan Pancasila, sampai pada pemberontakan kedua yang terkenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September atau G-30-S/PKI, diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI di berbagai Daerah di Indonesia.
Tempat ini dahulunya merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaankejam kepada para Pahlawan Revolusi.
Pos Komando
Rumah ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tempat ini dipakai oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letnan Kolonel Untung dalam rangka perencanaan Penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi, di dalamnya masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI seperti: 3 buah Petromaks, Mesin Jahit, dan LemariKaca.
Dapur Umum
Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai Dapur Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh karena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hampir semua benda di rumah tersebut menghilang.
Museum Paseban
Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh PresidenSoeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi WinduHari Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut:
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI di Madiun yang dipimpin oleh Muso dan yang kedua ialah pemberontakan G30S/PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat foto ketujuh Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya.
Ruang Relik
Ruang Relik merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka diculik, disiksa, sampai akhirnya dibunuh, dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualung sebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua.