Sumber utama informasi tentang Santa Maria dari Mesir adalah Vita mengenai dirinya oleh Santo Sophronius, Patriark Yerusalem (634–638). Sebagian besar informasi di bagian ini diambil dari sumber tersebut.
Santa Maria juga dikenal sebagai Maria Aegyptica, lahir di suatu tempat di Mesir, dan di usianya yang kedua belas ia melarikan diri dari kota Iskandariyah dimana ia tinggal dengat kehidupan yang sangat tidak bermoral.[3] Di dalam Vita dinyatakan bahwa ia kerap menolak uang yang ditawarkan untuk tidur dengannya karena didorong oleh "rasa ketidakpuasan dan gairah yang tak tertahankan," dan bahwa ia hidup terutama dengan mengemis, yang dilengkapi dengan memintalFlax.
Setelah menjalani tujuh belas tahun dari kehidupan ini, ia melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk Perayaan besar Gereja OrtodoksPesta Salib Suci. Ia melakukan perjalanan sebagai semacam "anti-ziarah," menyatakan bahwa ia berharap dapat menemukan banyak peziarah di Yerusalem yang dapat memuaskan nafsunya. Ia membayar uang masuknya dengan menjajakan seks kepada pizarah lainnya dan ia melanjutkan hidupnya seperti itu di Yerusalem selama beberapa waktu. Di dalam Vita menceritakan bahwa ketika ia mencoba untuk memasuki Gereja Makam Kudus untuk perayaan, ia dihalangi oleh sebuah kekuatan gaib. Menyadari bahwa ini karena dirinya yang kotor ia merasa menyesal dan setelah melihat IkonTheotokos (Bunda Maria) di luar gereja, ia berdoa untuk pengampunan dan berjanji untuk meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi (misalnya menjadi Asketisme). Kemudian ia mecoba lagi untuk memasuki gereja, dan kali ini ia diijinkan masuk. Setelah memuja RelikuiSalib Sejati, ia kembali ke ikon untuk bersyukur dan mendengar sebuah suara yang berkata kepadanya "Jika kau menyeberangi Yordania, maka kau akan menemukan tempat peristirahatan yang baik." Ia segera pergi ke Biara Santo Yohanes Pembaptis di tepi Sungai Yordan, dimana ia menerima pengampunan dosa dan kemudian Perjamuan Kudus. Keesokan paginya, ia menyeberangi sungai Yordan dan mengundurkan diri ke padang gurun untuk menjalani sisa hidupnya sebagai Eremit. Ia membawa hanya tiga roti dengannya dan setelah habis ia hanya hidup dengan apa yang dapat ditemuinya di padang gurun.
Sekitar setahun sebelum kematiannya, Maria menceritakan hidupnya kepada Santo Zosimas dari Palestina.[4] yang menemuinya di padang gurun. Ketika ia tidak sengaja berpapasan dengannya di padang gurun, Maria hampir telanjang dan hampir tidak dapat dikenali sebagai manusia. Maria meminta Zosimas untuk melemparkannya jubah untuk menutupi dirinya, dan kemudian ia menceritakan kisah hidupnya kepadanya, yang mewujudkan kekaguman Kewaskitaan. Maria memintanya untuk menemuinya di tepi sungai Yordan, pada Kamis Putih pada tahun berikutnya, dan membawakannya Komuni Kudus-nya. Ketika ia memenuhi keinginannya, Maria menyeberangi sungai untuk menemuinya dengan berjalan di atas permukaan air dan menerima Komuni, dan menyuruhnya untuk menemuinya lagi di gurun pada prapaskah tahun berikutnya. Tahun berikutnya, Zosimas pergi ke tempat yang sama dimana ia pertama kali bertemu dengannya, sekitar dua puluh hari lamanya dari biaranya, dan menemukan Maria sudah tidak bernyawa lagi. Menurut sebuah prasasti yang ditulis di pasir di samping kepalanya, maria telah meninggal di malam ia diberikan Komuni dan kekuatan gaib telah mengangkutnya ke tempat dimana mereka bertemu, dan jenazahnya tidak membusuk. Ia memakamkan Maria dengan bantuan seekor singa yang lewat. Sekembalinya ke biara Zosimas menceritakan kisah hidup Maria kepada saudara-saudaranya, dan kisah tersebut dipelihara di antara mereka sebagai Tradisi lisan sampai kemudian dituliskan oleh Santo Sophronius.
Tanggal kematian
Terdapat pertentangan di antara berbagai sumber mengenai tanggal kehidupan Santa Maria. Tanggal yang diberikan sesuai dengan yang ada di dalam Ensiklopedia Katolik. Bollandist menempatkan tahun kematiannya pada tahun 421, sedangkan yang lainnya memberikan tahun 522 atau 530 (lihat Prologue dari Ohrid, 1 April). Satu-satunya petunjuk yang diberikan di dalam Vitanya adalah kenyataan bahwa tanggal peristirahatannya adalah tanggal 1 April, yang dinyatakan sebagai Kamis Putih, yang berarti bahwa Paskah jatuh pada tanggal 4 April pada tahun itu.
Jika seseorang melihat kalender tetap yang berkunci dari Kalender Julius (yang digunakan pada saat itu), dapat ditemukan bahwa terdapat 24 tahun[5] di abad yang relevan dimana tanggal 1 April jatuh pada hari Kamis.[6] Dari jumlah tersebut, tahun-tahun dimana Paskah akan jatuh pada tanggal 4 April menurut Kalender Julius adalah: 443, 454, 527, 538, dan 549.[7]
Perlu dicatat bahwa Synaxarium menyatakan bahwa Zosimas hidup di masa pemerintahan Kaisar Theodosius II,[8] yang bertakhta dari tahun 408 sampai 450. Menurut tradisi, Zosimas hidup selama hampir seratus tahun dan meninggal di abad ke-6, dan Vita menyatakan bahwa ia berusia lima puluh tiga tahun ketika ia bertemu dengan Santa Maria.
Hari peringatan keagamaan
Di dalam ikonografi, Santa Maria dari Mesir diganmbarkan sebagai seorang wanita tua yang kurus berkulit kecoklatan dengan warna rambut abu-abu yang terawat, baik sedang telanjang atau ditutupi oleh mantel yang dipinjamnya dari Zosimas. Ia kerap digambarkan dengan tiga roti yang dibelinya sebelum melakukan perjalanan ke padang gurun.
Di Italia, Maria ini dikaitkan dengan pelindung wanita yang jatuh seperti Maria Magdalena, kepada siapa ciri serupa berkaitan. Terdapat sejumlah gereja atau kapel yang didedikasikan untuk Santa Maria dari Mesir, diantaranya adalah:
Di dalam GoetheFaust Maria dari Mesir adalah salah satu tokoh dari ketiga santa yang berdoa kepada Maria untuk mengampuni Faust. Kalimat-kalimatnya dirancang oleh Mahler di dalam karyanya, Simfoni No. 8, sebagai permohonan yang terakhir kepada Mater Gloriosa.
Di dalam permainan Ben Jonson Volpone (1606) salah satu karakter yang menggunakan ekspresi "Marry Gip." Para komentator menganggap ini berarti "Maria dari Mesir."
The Unknown Masterpiece (1831), sebuah novela oleh Balzac, yang berisi deskripsi panjang yang menggambarkan Maria dari Mesir "membuka baju untuk membayar jalan masuknya ke Yerusalem."
^It is possible, based on Sophronius' Vita, that Zosimas was from the same monastery by the Jordan where St. Mary had taken Communion many years before.
^In the fifth century: 415, 420*, 426, 443, 448*, 454, 471, 476*, 482, 499. In the sixth century: 504*, 510, 521, 527, 532*, 538, 549, 555, 560*, 566, 577, 583, 588*, 594 (those marked with * are leap years).